ilustrasi gaya hidup konsumtif (pexels.com/Borko Manigoda)
Gaya hidup soft girl sering kali menjadi pilihan perempuan yang ingin menjauh dari rutinitas dunia kerja yang sibuk. Menurut Times, fenomena burnout yang semakin sering dibahas akhir-akhir ini menunjukkan, bahwa keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi sudah semakin terganggu. Dampaknya, banyak orang mulai mempertimbangkan untuk quiet quitting atau perlahan meninggalkan budaya kerja yang terlalu menuntut.
Bagi perempuan yang memilih gaya hidup soft girl, mereka melihat bagaimana generasi sebelumnya bekerja keras hingga mengorbankan kesehatan mental, tetapi tetap sulit mencapai kestabilan finansial, seperti memiliki rumah sendiri. Oleh karena itu, mereka mulai mencari alternatif untuk mendapatkan rasa aman finansial, termasuk kembali ke peran gender tradisional, di mana mereka dirawat dan tidak perlu terus-menerus berjuang sendirian.
"Ketertarikan pada gaya hidup ini juga mencerminkan cara mereka menghadapi tekanan, mirip dengan budaya treat yourself, yaitu membeli hal-hal kecil untuk memberikan sedikit kebahagiaan. Sesekali membelanjakan uang untuk hal yang menyenangkan memang tidaklah salah, tetapi jika kebiasaan ini menjadi pelarian dari masalah finansial tanpa solusi yang nyata, hal tersebut bisa menciptakan siklus ketergantungan dan utang yang justru memperburuk kondisi," pungkas Dr. Paul Conti.
Demikian penjelasan singkat soal soft girl era yang menjadi tren di media sosial. Kamu termasuk salah satu soft girl, bukan?