Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Tirakat? Ini Pengertian, Jenis, dan Tata Caranya

Ilustrasi santri di Pondok Pesantren Al Falah Ploso. (Dok. Pemkab Kediri)
Intinya sih...
  • Tirakat adalah praktik spiritual yang sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Indonesia, terutama di kalangan yang memegang nilai-nilai kebudayaan dan spiritualitas Jawa.
  • Tirakat dilakukan dengan melakukan amalan yang disarankan, seperti puasa, dan dimaknai sebagai cara untuk menahan hawa nafsu melalui kegiatan seperti puasa atau pantangan.
  • Tirakat merupakan petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi'in.

Tirakat adalah sebuah praktik spiritual yang sudah menjadi bagian dari tradisi dalam masyarakat Indonesia, terutama di kalangan yang memegang nilai-nilai kebudayaan dan spiritualitas Jawa. Kata tirakat berasal dari bahasa Arab, thariqah, yang berarti jalan atau cara.

Namun dalam konteks lokal, tirakat sering dimaknai sebagai laku prihatin, serangkaian usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tirakat biasanya dilakukan dengan melakukan amalan yang disarankan, seperti puasa. Ingin tahu lebih jelas makna kata tersebut, yuk simak lebih lengkapnya di bawah ini!

1. Pengertian tirakat lebih jelas

Ilustrasi kehidupan pondok (istockphoto.com)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tirakat diartikan sebagai cara untuk menahan hawa nafsu melalui kegiatan seperti puasa atau pantangan. Tirakat juga diartikan sebagai “mengasingkan diri ke tempat yang sunyi” di gunung ataupun tempat lainnya.

Sementara itu, dalam buku “Suluk dan Tarekat: Jalan Mengenal dan Mendekatkan Diri kepada Allah”, tirakat juga dikenal sebagai tarekat yang diambil dari bahasa Arab, thariq atau thariqah yang berarti jalan, tempat lalu lintas, aliran, mazhab, metode, atau sistem.

Adapun menurut laman NU, tirakat merupakan istilah yang diadopsi oleh masyarakat jawa untuk thariqah, yang kerap merujuk pada tradisi masyarakat tertentu, namun istilah ini lebih sering ditemukan dan digunakan di kalangan pesantren, khususnya pesantren salaf atau tradisional.

Seperti istilahnya yang merupakan jalan, tirakat merupakan petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-guru. Untuk itu, tirakat harus mengacu pada tuntunan Nabi dan sesuai dengan syariat islam.

2. Jenis jenis tirakat

ilustrasi mengunjungi anak di pesantren (pexels.com/Alena Darmel)

Dilansir laman NU, tirakat biasanya dilakukan di kalangan pesantren yang juga dikenal dengan nama riyadhah, yaitu menjalani laku mengendalikan dan mengekang hawa nafsu. Tradisi ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan untuk mengasah kesadaran spiritual.

Tirakat biasanya dilakukan di bulan Syawal, meskipun tidak ada waktu pasti kapan melaksanakannya. Berikut beberapa jenis tirakat yang biasa dilakukan oleh masyarakat pesantren:

  1. Puasa Daud: Puasa yang dilakukan sehari dan berbuka sehari secara bergantian.
  2. Puasa Senin Kamis: Puasa yang dilakukan khusus di hari Senin dan Kamis.
  3. Puasa Mutih: Puasa yang hanya mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih.
  4. Puasa Ngrowot: Puasa yang dilakukan dengan menahan diri dari makanan berbahan beras dan menggantinya dengan umbi-umbian, jagung, dan sayur mayur. 

3. Manfaat tirakat

ilustrasi survei lingkungan pesantren (pexels.com/Thirdman)

Masih dilansir laman NU, tirakat bukan sekadar laku prihatin atau pengorbanan diri, tapi juga sebuah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melatih ketahanan batin. Berikut beberapa manfaat tirakat yang bisa dirasakan, baik secara spiritual maupun dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Memperkuat mental dan ketahanan diri dengan perilaku sabar dan ikhlas.
  2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan usaha spiritual, yakni beribadah, berzikir, atau merenungkan makna hidup.
  3. Meningkatkan konsentrasi dengan mengurangi aktivitas yang bersifat hiburan atau konsumtif.
  4. Meningkatkan kesabaran dan keikhlasan melalui laku prihatin, seperti berpuasa atau bangun malam untuk beribadah. 
  5. Mempermudah tercapainya niat dan tujuan, dalam kepercayaan masyarakat Jawa, tirakat sering dilakukan untuk mencari kelancaran dalam usaha, karier, atau kehidupan pribadi. 

4. Cara melakukan tirakat yang benar

ilustrasi shalat berjamaah di lingkungan pesantren (pexels.com/Chattrapal (Shitij) Singh)

Tirakat bukan sekadar menahan diri dari hal-hal tertentu, tapi juga tentang membentuk kesadaran diri dan memperkuat niat. Dalam tradisi kejawen maupun spiritual Islam, cara tirakat bisa bervariasi tergantung pada tujuan dan kepercayaan masing-masing. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tirakat lebih bermakna dan tidak sekadar menjadi ritual tanpa arah:

1. Menentukan niat yang jelas
Tirakat harus memiliki tujuan yang spesifik. Jika kamu ingin melakukan tirakat dengan puasa Senin Kamis, maka kamu bisa meniatkan diri sesuai dengan puasa Senin Kamis, yakni:

  • Puasa Senin:

Nawaitu shouma ghadin yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta’ala

“Saya niat berpuasa besok hari Senin sunah karena Allah Ta’ala.”

  • Puasa Kamis:

Nawaitu shouma ghadin yaumal khomisi sunnatan lillahi ta’la.

“Saya niat berpuasa besok hari Kamis sunah karena Allah Ta’la.”

  • Selain itu, kamu juga bisa melakukan Puasa Daud yang memiliki niat seperti berikut:

Arab Latin: Nawaitu shauma daawuuda sunnatal lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku berniat puasa daud sunah karena Allah Ta'ala."

2. Memilih bentuk tirakat yang sesuai
Tidak ada aturan baku tentang cara tirakat, tetapi beberapa bentuk yang umum dilakukan antara lain:

  • Puasa mutih: Hanya makan nasi putih dan minum air putih dalam periode tertentu. Biasanya dilakukan untuk membersihkan diri secara spiritual.
  • Puasa ngebleng: Tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur selama 24 jam atau lebih. Ini bentuk tirakat yang lebih berat dan sering dilakukan dalam persiapan menghadapi sesuatu yang besar.
  • Tapa bisu: Tidak berbicara selama waktu tertentu untuk melatih kesabaran dan memperdalam refleksi diri.
  • Tapa brata: Kombinasi dari beberapa bentuk tirakat, seperti mengurangi tidur, membatasi makan, dan menghindari hiburan atau pergaulan yang tidak perlu.
  • Menyepi di tempat khusus (kungkum di sungai, bertapa di tempat sunyi, atau berdiam diri di masjid): Biasanya dilakukan untuk mencari ketenangan dan mendapatkan petunjuk dalam hidup.

3. Mematuhi waktu dan aturan yang ditentukan
Beberapa bentuk tirakat memiliki aturan waktu tertentu. Misalnya, ada yang dilakukan pada malam-malam tertentu seperti Jumat Kliwon atau saat menghadapi momen penting dalam hidup. Jika mengikuti guru spiritual atau tradisi tertentu, biasanya ada panduan spesifik yang harus ditaati.

4. Menghindari sifat riya atau pamer
Tirakat bukan untuk dipamerkan atau dijadikan bahan cerita agar dikagumi orang lain. Semakin dilakukan dengan ikhlas dan tanpa ekspektasi pujian, semakin besar manfaatnya bagi diri sendiri.

5. Mengiringi dengan doa dan refleksi diri
Tirakat bukan hanya menahan diri secara fisik, tapi juga kesempatan untuk memperbanyak doa dan introspeksi. Biasanya, seseorang yang bertirakat akan lebih banyak berzikir, membaca doa-doa tertentu, atau merenungkan langkah hidupnya ke depan.

5. Tirakat menurut Nabi Muhammad SAW

ilustrasi berdoa (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Salah satu bentuk tirakat yang paling dikenal adalah puasa. Puasa dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengendalikan hawa nafsu dan menjauhkan diri dari kemaksiatan. Rasulullah SAW pernah bersabda:

Artinya: "Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Sebab, pernikahan lebih mampu menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan diri. Namun, jika belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa dapat menjadi benteng bagi dirinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut dengan jelas menekankan pentingnya puasa sebagai benteng dalam menghadapi hawa nafsu dan kemaksiatan. Tirakat, dalam hal ini puasa dan bentuk laku prihatin lainnya, dapat menjadi solusi untuk membantu mengelola dorongan emosional dan nafsu yang tidak terkendali. Adapun tirakat puasa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW bisa dilakukan dengan puasa Senin Kamis atau puasa sunah lainnya. 

Itu dia ulasan seputar Tirakat beserta jenis dan tata cara melakukannya. Semoga informasi di atas dapat membantu, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Hani Safanja
3+
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us