Apa yang Membuat Upin dan Ipin Tetap Populer hingga Sekarang?

- Serial Upin dan Ipin dekat dengan cerita sehari-hari, menghangatkan hati penonton dengan kisah sederhana di Kampung Durian Runtuh.
- Nilai keluarga dan persahabatan sangat kental, memberikan pesan moral tentang toleransi, memaafkan, dan sopan santun.
- Upin dan Ipin mengenalkan budaya Melayu dengan cara yang menyenangkan, menjelaskan bagaimana perbedaan bisa bersatu padu dalam beragam budaya.
Siapa sangka dua bocah kembar asal Kampung Durian Runtuh sudah menemani penonton 15 tahun lebih? Meski banyak animasi atau kartun lain, serial Upin dan Ipin punya tempat tersendiri di hati penontonnya. Bukan sekadar kartun biasa, kartun asal Malaysia ini juga ditonton oleh orang dewasa, loh.
Lantas, apa yang sebenarnya membuat serial Upin dan Ipin ini tetap populer sampai sekarang? Yuk, intip deretan alasannya di artikel!
1. Serial Upin dan Ipin dekat dengan cerita sehari-hari

Sudah 18 tahun tayang di layar kaca, serial animasi ini berhasil menyita perhatian banyak anak-anak di Indonesia. Upin dan Ipin punya cerita yang sederhana dan lekat di kehidupan sehari-hari. Cukup dengan kisah Upin dan Ipin yang hidup bersama Opah (nenek) dan Kak Ros (kakak) di kampung kecil bernama Kampung Durian Runtuh.
Kehidupan Upin dan Ipin bisa dibilang jauh dari kata mewah. Mereka hidup begitu sederhana dengan kisah-kisah yang menghangatkan hati setiap harinya. Banyak cerita ketika Upin dan Ipin bermain bersama teman-temannya, cerita ketika menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga, maupun cerita-cerita lainnya saat kedua tokoh utama ini berpetualang di kampungnya.
Mungkin ada beberapa episode yang membuatmu teringat dengan kenangan-kenangan semasa kecil? Semua ceritanya dibuat sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari dan itulah yang menjadi letak kekuatan Upin dan Ipin. Gak perlu latar megah dan cerita yang berkelok-kelok untuk bisa menggaet hati banyak orang.
2. Nilai keluarga dan persahabatannya sangat kental

Lewat serial Upin dan Ipin, kamu bisa belajar makna persahabatan. Upin dan Ipin dikisahkan berteman dengan Mei-Mei, Jarjit, Ehsan, Fizi, Mail, Susanti. Mereka juga sekolah bersama-sama di Tadika Mesra.
Kebersamaan Upin dan Ipin bersama teman-temannya bisa membuatmu belajar banyak hal tanpa sadar, loh. Sesederhana bagaimana kita bisa menghargai perbedaan sifat dan karakter, belajar toleransi, belajar memaafkan, dan lain sebagainya.
Opah menjadi tokoh dengan karakter bijaksana yang sering memberikan nasihat. Di setiap episodenya, Upin dan Ipin selalu punya pesan moral yang simpel dan gak menggurui.
Bahkan dari hal sekecil bagaimana kita bisa belajar sopan santun dari didikan Kak Ros dan Opah kepada Upin dan Ipin. Itulah mengapa, serial kartun besutan rumah produksi Les’ Copaque Production ini juga bisa ditonton oleh keluarga.
3. Upin dan Ipin mengenalkan budaya dengan cara yang menyenangkan

Di tengah arus teknologi yang semakin melekat pada generasi Alpha, Upin dan Ipin masih menjadi serial kartun anak-anak yang wajib ditonton. Animasi asal negeri Jiran ini menjadi media edukatif untuk penonton lintas usia dan negara belajar mengenai budaya Melayu.
Kehidupan dua anak kembar bersama keluarga dan teman-temannya ini sarat akan kehangatan. Di setiap episodenya, Upin dan Ipin tetap menggunakan bahasa Melayu dan mengajak penonton mengenal beragam etnis, adat, hingga kuliner khas Malaysia.
Gak selalu tentang budaya Melayu, Upin dan Ipin menjelaskan bagaimana perbedaan bisa bersatu padu. Kenapa bisa? Kalau kamu perhatikan, tokoh Mei-Mei dan Koh Ah Tong berasal dari suku Tionghoa. Lalu, ada Susanti yang digambarkan sebagai orang Indonesia.
Meski berbeda-beda, Upin dan Ipin secara gak langsung mengajarkan bagaimana kita bisa tetap bersatu dalam beragam budaya. Banyak contoh nyata yang bisa kamu teladani dari serial animasi ini dengan cara-cara yang simpel tapi menyenangkan.
Dari nilai keluarga hingga budaya, Upin dan Ipin berhasil membuktikan bahwa animasi bisa memberikan pelajaran hidup luar biasa bagi anak-anak dan orang dewasa. Semoga banyak serial kartun lainnya yang menyisipakan banyak nilai moral, ya!


















