Jangan Tutup Mata! Kamu Bisa Lakukan Ini untuk Komitmen Lingkungan

Langkah mudah pertama yang bisa kamu lakukan adalah ‘diet’ plastik dan beralih pada peralatan yang sifatnya reusable. Ini bukan hal baru kok, bahkan sudah banyak yang melakukannya sejak dulu. Janji pada diri sendiri, mulai saat ini kamu harus siap kantong belanja sendiri saat berbelanja, bawa botol minum dari rumah, bahkan menggunakan alat makan sendiri.

Perlahan tapi pasti, hampir sebagian besar tempat sudah gak menyediakan kantong belanja, sedotan, bahkan alat makan lagi. Kalau pun ada, kamu akan dikenakan biaya untuk itu. Ini bukan masalah harga, tapi lebih ke arah bagaimana kontribusimu terhadap lingkungan. Perlu diingat, sampah-sampah plastik ini butuh waktu yang lama sekitar 50-100 tahun untuk terurai. 

Belum lagi, kalau kamu membuangnya sembarang. Duh, ini berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan, mencemari air dan tanah, dan masih banyak lagi. Jangan sampai ini terjadi lagi, harus stop di kamu!

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa saat ini masih ada merek yang lebih mengutamakan penjualan produk dan jasa sebagai mindset mereka, dibandingkan memikirkan dampak dari produk yang mereka jual. Padahal, sejak dulu sudah ada banyak konsumen yang gak hanya menggunakan produk semata, tetapi peduli dengan isu-isu lingkungan dari produk itu sendiri.

Good news untuk kamu yang dari dulu gak pernah absen untuk peduli dengan isu lingkungan tersebut. Soalnya, Garnier kini terus berkomitmen untuk ikut meminimalisir dampak terhadap lingkungan sebanyak mungkin. Sebagai bukti, Garnier selalu dan akan terus mengembangkan packaging sekaligus formula produk yang dapat terurai kembali ke alam.

Oh ya, pabrik Garnier Indonesia bahkan sudah mengurangi 60 persen penggunaan air dan juga 84 persen emisi karbon berkat penggunaan teknologi mini hydro power system. Bahkan di kuartal 1 tahun 2022 ini, Garnier Indonesia akan menargetkan zero carbon emission di pabriknya lho. Keren banget ‘kan?

Sering dengar istilah cruelty free? Dalam bidang kecantikan, istilah ini menandakan bahwa produk tersebut bebas kekerasan pada hewan alias tidak melalui proses pengujian pada hewan. Cruelty free yang ditandai dengan simbol kelinci pada bagian kemasan, gak hanya bertujuan untuk menghentikan kekerasan pada hewan, tetapi juga berdampak pada isu lingkungan juga lho.

Perlu diketahui bahwa setiap tahunnya pasti lebih dari jutaan hewan yang dijadikan sebagai sasaran animal testing, di mana hampir sebagian besar hewan ini berujung pada kematian. Lalu apa hubungannya dengan lingkungan? Jawabannya karena proses pembusukan hewan ini akan mempengaruhi limbah lingkungan sekaligus berdampak pada kerusakan kualitas udara dan air di waktu yang bersamaan.

Untungnya, kini beberapa merek kecantikan sudah mulai ‘melek’ akan pentingnya pemilihan kandungan (tanpa bahan kimia yang biasa dites pada hewan), dan Garnier adalah salah satunya. Lebih dari itu, Garnier juga sudah mendapatkan persetujuan program Cruelty Free International Leaping Bunny dari lebih 500 supplier. Selama berbulan-bulan, Garnier bersama Cruelty Free International bekerja sama untuk mengamankan bukti ini dan memastikan setiap produk dalam portofolio global Garnier dapat secara resmi menampilkan logo Cruelty Free International Leaping Bunny sebagai tanda bebas kekejaman yang diakui secara universal.

Tentu ini sudah melewati proses yang cukup ketat dan Garnier memastikan kamu sebagai konsumen, bisa membeli produk dengan yang memang terbukti bebas dari kekerasan terhadap hewan. Kalau kamu penasaran, bisa langsung cek di https://www.garnier.co.id/greenbeauty/komitmen-kami ya untuk informasi selengkapnya.

Percaya atau tidak, kebiasaanmu biasanya tanpa sadar juga dipengaruhi oleh sekitarmu. Di mana kamu berada, pasti akan memberikan efek yang berarti untukmu. Tidak ada salahnya kok untuk bergabung dengan komunitas yang juga peduli dengan lingkungan.

Kalau kamu masih bingung komunitas apa yang cocok, mungkin komunitas berbasis online seperti Zero Waste Indonesia (ZWID) bisa jadi pilihanmu. ZWID ini adalah sebuah komunitas yang berfokus pada gaya hidup untuk meminimalisasi produksi sampah yang dihasilkan dari masing-masing individu, di mana ini akan berakhir di TPA dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Tenang kamu gak akan sendiri, soalnya Garnier Indonesia juga mendukung gerakan gaya hidup zero waste seperti ini dengan menghadirkan kampanye #GarnierGreenBeauty. Tertarik bergabung?

Memang tidak bisa dipungkiri lagi, penggunaan plastik masih sering digunakan oleh masyarakat. Sebagai konsumen, kamu juga harus bisa bertanggung jawab akan hal ini. Apalagi saat ini teknologi sudah sangat canggih, pasti selalu ada inovasi sebagai solusi dari isu lingkungan seperti ini.

Belum lama ini, IDN Times lagi suka banget dengan eRecycle, sebuah aplikasi berbasis digital teknologi untuk penjemputan sampah terpilah hanya dengan menggunakan smartphone. Kamu hanya perlu mendaftarkan dirimu, menentukan titik penjemputan serta jumlah sampah plastik, kaca, dan kertas yang ingin kamu daur ulang. Nantinya, tim eRecycle akan datang ke rumahmu untuk menjemput sampah tersebut.

Tapi, layanan penjemputan sampah daur ulang ini hanya berlaku untuk Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi dulu ya. Kota-kota lain akan segera menyusul, jadi ditunggu ya! Meski social distancing, tetap di rumah, tapi tetap bisa melakukan sesuatu untuk bumi.

Terobosan Garnier Indonesia yang bermitra dengan eRecycle ini, sebagai salah satu cara untuk menyediakan solusi sekaligus membantu masyarakat melakukan program daur ulang dan berkontribusi mengatasi limbah plastik  di Indonesia. Ssst, jumlah sampah yang terkumpul sudah sebanyak 9,3 ton lho sejak September 2020! Bahkan, angka ini akan terus bertambah kalau kamu juga ikut dalam aksi ini! Jadi, tidak ada alasan gak berkomitmen untuk lingkungan ya mulai hari ini! (WEB)