Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi misa ekaristi
Ilustrasi misa ekaristi (unsplash.com/Photo by Diocese of Spokane)

Merayakan ekaristi bukan hanya tentang mengikuti prosesi atau sekadar menghadiri misa. Ekaristi adalah perayaan iman yang penuh makna, di mana kita dipanggil untuk mengalami kehadiran Tuhan secara nyata dalam hidup.

Maka dari itu, sikap batin dan tindakan kita saat merayakannya sangat penting agar maknanya tidak hanya dirasakan, tetapi dihidupi dalam keseharian. Lalu bagaimana sikap kita dalam merayakan ekaristi?

1. Apa itu ekaristi?

Ilustrasi misa ekaristi (unsplash.com/Photo by Matea Gregg)

Biar kamu bisa memahami lebih dalam, ada baiknya kamu juga harus tahu apa yang dimaksud dengan ekaristi. Melansir laman St. Mary's Church, katekismus gereja Katolik (1324-1327) menyatakan bahwa, ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan kristiani.

Sakramen-sakramen lain, semua pelayanan dan karya kerasulan gerejawi, terikat dengan ekaristi dan diarahkan kepadanya. Sebab dalam ekaristi yang kudus terkandung seluruh kebaikan rohani gereja, yaitu Kristus sendiri.

Ekaristi adalah tanda yang sangat kuat dan penting dalam menyatukan kita dengan kehidupan ilahi dan sebagai umat Allah. Melalui ekaristi, gereja bisa tetap hidup dan bertumbuh dalam iman. Ekaristi juga menjadi puncak dari karya Allah yang menyucikan dunia melalui Yesus Kristus.

Dalam Ekaristi, kita memberikan pujian dan penyembahan kepada Yesus Kristus, dan melalui Dia, kita memuliakan Allah Bapa dengan bantuan roh kudus. Dengan kata lain, ekaristi menyatukan kita dengan Allah dan membuat iman kita semakin hidup dalam kebersamaan sebagai jemaat.

2. Bagaimana sikap kita dalam merayakan ekaristi?

Ilustrasi berdoa (unsplash.com/Photo by Mateus Campos Felipe)

Ekaristi sangat penting buat hidup kita sebagai murid Kristus, karena memberi buah-buah rahmat yang sangat baik buat hidup kita, terlebih jika kamu bersikap dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengikuti ekaristi. Mengutip Katolisitas, berikut sikap dan persiapan yang baik ketika kamu akan mengikuti ekaristi.

  • Periksa Batin dan Akui Dosa: Sebelum misa, kita perlu memeriksa diri. Jika ada dosa berat, sebaiknya mengaku dosa dalam Sakramen Tobat, idealnya sebelum misa atau sesegera mungkin setelahnya. Ini supaya hati kita layak menerima Tuhan.

  • Renungkan Bacaan Misa Kudus: Kita disarankan membaca dan merenungkan bacaan misa terlebih dahulu. Pilih satu ayat yang menyentuh hati dan jadikan bahan refleksi pribadi.

  • Persiapan Jasmani dan Rohani: Siapkan diri secara fisik dengan berpakaian rapi, membawa uang persembahan, dan tidak makan atau minum sebelum komuni. Secara rohani, berdoa atau berdevosi lebih dulu. Jangan datang terlambat.

  • Terlibat Aktif dalam Misa: Siapkan hati untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan, bukan hanya datang sebagai penonton. Ikutlah menyanyi, berdoa, dan menjawab bagian umat. Ingat, Kristus hadir sepanjang misa, bukan hanya saat komuni.

3. Berpartisipasi penuh dalam perayaan ekaristi

Ilustrasi misa ekaristi (unsplash.com/Photo by Diocese of Spokane)

Sebagai umat Katolik, kita diajak untuk ikut aktif dalam perayaan ekaristi, terutama saat menerima komuni kudus. Komuni sebaiknya diterima dengan sikap khidmat, hormat, dan sesering mungkin. Sebelum menerima komuni, kita dianjurkan berpuasa satu jam dan memastikan diri tidak berada dalam keadaan dosa berat.

Jika seseorang sadar bahwa dirinya sedang berada dalam dosa berat, ia tidak boleh menerima komuni sebelum terlebih dahulu mengaku dosa dalam Sakramen Tobat, kecuali dalam keadaan darurat yang tidak memungkinkan untuk mengaku dosa.

Dalam kondisi darurat itu, orang tersebut harus bertobat sungguh-sungguh dan berniat mengaku dosa secepatnya. Gereja juga menganjurkan umat untuk sering menerima Sakramen Tobat sebagai bentuk pembaruan diri.

Dengan memahami arti dan tujuan ekaristi, kita diajak untuk lebih menghargai setiap momen dalam misa. Perayaan ini bukan hanya tentang apa yang kita terima, tetapi juga tentang bagaimana kita mempersiapkan diri dan menanggapi kehendak Tuhan dalam hidup sehari-hari.

Editorial Team