Hadirnya karakter Na Hee Do (Kim Tae Ri) dalam drama Twenty-Five, Twenty-One bukan semata-mata bertujuan untuk menghibur. Lebih dari itu, perjuangannya dalam menggapai mimpi menjadi atlet anggar profesional telah menginspirasi banyak penonton.
Sekalipun kuat membangun perannya sebagai wanita tangguh, ceria, dan penuh semangat, ada kalanya ia terpuruk oleh keadaan. Nah, caranya bangkit dari kegagalan ala Na Hee Do berikut ini patut ditiru!
Bila penasaran rahasia apa yang membuat Na Hee Do bisa terus bangkit dari kegagalan, hal tersebut tidak lain tidak bukan adalah berani bermimpi. Apalagi kala itu tidak ada yang mendukungnya bermain anggar, termasuk ibunya sendiri.
Masa-masa sulit tanpa adanya dukungan keluarga tentu tidaklah mudah. Bahkan ia pun sering dicemooh karena tidak kunjung menyabet prestasi meski sudah lama berlatih. Namun, lagi-lagi berani bermimpi membuatnya menjadi pribadi yang kuat dan tak kenal menyerah.
Suatu ketika pada momen penting dalam hidupnya, Na Hee Do dicurangi dan sangat terpuruk karenanya. Kendati telah kehilangan kekuatan, namun dirinya masih punya harapan. Itu sebabnya, ia bertahan hingga akhirnya berhasil menjadi atlet anggar.
Kebahagiaan datang dari hal-hal yang sederhana itu memang benar adanya. Namun, tergantung pula pada pandangan seseorang dalam memaknai arti kebahagiaan. Na Hee Do termasuk salah satunya yang menciptakan kebahagiaan alih-alih mencarinya.
Mulai dari koleksi stiker lucu, membaca komik, dan berlatih anggar termasuk sebagian di antaranya. Meski sekilas tampaknya tidak ada yang istimewa, menciptakan kebahagiaan adalah kemampuan yang penting dimiliki semua orang. Itu karena kebahagiaan mampu membantu seseorang bangkit dari keterpurukan.
Lalu, bagaimana menciptakan kebahagiaan itu? Semuanya kembali lagi ke dirimu. Sederhananya, ingatlah tentang sesuatu yang menyenangkan, apa pun yang membuatmu tersenyum hanya dengan memikirkannya saja.
Entah itu makanan favoritmu, menonton video idolamu, atau apa pun itu. Bisa pula, lho, kebahagiaan itu datang dengan memuji diri, seperti betapa tangguhnya kamu hingga bisa bertahan sejauh ini.
Setiap kali kalah bertanding, Na Hee Do semakin mengenal kelemahan dan kekuatan dalam dirinya. Sosoknya tidak pernah berusaha keras mengusir kegagalan itu dalam ingatan, karena ia meyakini semua itulah yang membawanya ke tangga tertinggi di masa depan.
Namun, tentunya dalam kondisi tersebut, merasa sedih adalah hal yang wajar. Begitupun Na Hee Do yang memilih untuk bersedih sepuasnya kala sedang mengalami masa-masa sulit. Namun, bila diperhatikan secara saksama, penonton dapat melihat perbedaan kontras yang terjadi dalam satu momen adegan.
Dari yang semula menangis berganti tawa seolah sebelumnya tidak terjadi apa-apa. Itulah caranya mendapatkan kembali semangatnya, yaitu dengan menerima kekalahan. Setelah merenung sejenak, perlahan namun pasti dirinya mulai merancang strategi yang jauh lebih matang.
Mulanya, Na Hee Do berada di peringkat ke-26 dan tidak memenuhi syarat untuk seleksi masuk tim nasional. Alih-alih menyalahkan diri sendiri, dirinya tetap berpikir bahwa kala itu mungkin bukan waktu yang tepat untuknya.
Ia juga sangat percaya bahwa dirinya mampu ikut seleksi pada kesempatan berikutnya. Itu sebabnya, meski tidak terpilih ia tidak patah semangat. Justru hal itu membuatnya berlatih lebih keras dan mempersiapkan diri lebih matang.
Secara tak terduga diumumkan kembali bahwa dirinya bisa bergabung untuk mengikuti seleksi tersebut. Berkat ketekunannya berlatih dan tidak menyerah kala itu, ia tidak mengkhawatirkan lagi kemampuannya. Ditambah kekuatan mentalnya menjadi semakin mantap.
Kekalahan yang berulang kali dialami Na Hee Do tidak lantas membuatnya menyerah. Darinya penonton bisa memaknai sebuah kegagalan tak jauh berbeda dari sebuah garis start. Buang jauh-jauh prasangka buruk tentang masa depan.
Sementara itu gunakan secara bijak waktu yang dirimu punya. Salah satu caranya adalah belajar dari orang-orang yang telah berhasil sebelumnya. Ini bisa terlihat dari cara Na Hee Do menghadapi lawannya, Ko Yu Rim (Bona). Meski beberapa kali terlibat persaingan sengit saat bertanding maupun saat berlatih bersama, Na Hee Do tetap mengakui kehebatannya.
Tak ketinggalan, ia pun selalu menuliskan proses yang ia lewati dalam sebuah buku harian. Hal tersebut membuat kekuatannya kembali saat membacanya. Bahkan, hal ini juga terjadi pada Kim Min Chae, anak Na Hee Do, usai mengetahui perjuangan ibunya dulu melalui buku harian tersebut.
Na Hee Do memang menjadi sosok perempuan tangguh yang berhasil menginspirasi para penonton Twenty-Five, Twenty-One untuk tidak menyerah dalam meraih mimpi. Menginspirasi dan patut untuk dicoba, ya!