Kesuksesan Pengusaha Cokelat Asal Yogyakarta Berdayakan Petani Kakao

Perjuangannya bak pahlawan bantu perekonomian petani

Yogyakarta, IDN Times – Berkat usahanya bernama Won.Dis Cokelat, Dwi Murtuti Rahayu (37) berperan bak pahlawan bagi orang lain. Pasalnya, pengusaha cokelat asal Kulon Progo, Yogyakarta itu meraih kesuksesan yang tidak dinikmati sendiri. Keuntungan dan manfaat Won.Dis Cokelat dirasakan juga oleh para petani kakao dan masyarakat di Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo.

Cerita sukses Dwi bermula sekitar 8 tahun lalu. Pada 2012, Dwi mengaku mulai memiliki ide untuk mengolah tanaman pegagan. Berbagai produk berbahan dasar pegagan mulai diproduksinya. Setahun berlalu, upaya Dwi mengolah pegagan menarik perhatian masyarakat. Hingga akhirnya, para tetangga Dwi ingin turut serta dalam kegiatan usaha tersebut. Akhirnya, mulai 2013 Dwi dan tetangganya mendirikan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pawon Gendis. 

1. Won.Dis menjadi unit usaha di KWT Pawon Gendis yang memproduksi olahan kakao

Kesuksesan Pengusaha Cokelat Asal Yogyakarta Berdayakan Petani Kakaolugualami.net

Setelah KWT Pawon Gendis berdiri, Dwi kembali memiliki ide untuk mengolah pegagan secara unik: dicampur dengan cokelat. Ide ini lantas segera direalisasikan, hingga akhirnya KWT Pawon Gendis memproduksi berbagai kudapan berbahan pegagan dan cokelat, seperti permen, bubuk, serta camilan.

“Won.Dis Cokelat ini unit usaha saya pribadi, tapi menjadi satu kekayaan unit usaha di KWT Pawon Gendis. Bisnis saya itu utamanya sebagai produsen olahan kakao. Pengembangan dari usaha itu karena banyaknya pengunjung yang datang, baik untuk membeli oleh-oleh maupun edukasi mengenai tanaman pangan lokal,” kata Dwi.

Produk tersebut lambat laun mulai diminati banyak orang. Hingga puncaknya, pada 2015 cokelat pegagan produksi KWT Pawon Gendis mulai dikenal sebagai makanan oleh-oleh khas Kulon Progo. Karena popularitasnya meningkat, omzet Won.Dis Cokelat pun menanjak. Pada waktu normal, Dwi mengaku bisa mengantongi omzet Rp50 juta dari penjualan seluruh produk olahan kakao miliknya.

Baca Juga: Ini Inovasi BRI Luncurkan Program Sekolah Pasar dan UMKM

2. Bisnis Won.Dis Cokelat telah membantu perekonomian para petani kakao

Kesuksesan Pengusaha Cokelat Asal Yogyakarta Berdayakan Petani KakaoBisnis Won.Dis Cokelat. pawon-gendis.business.site
dm-player

Dari bisnisnya yang dirintis, kini Dwi telah banyak membantu para petani kakao dan juga tetangganya yang tergabung dalam KWT Pawon Gendis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dwi menyerap hasil panen para petani guna dijadikan bahan baku dalam pembuatan coklat. 

“Terus terkait bahan baku kami juga menjalin kerja sama dengan petani kakao dan sampai saat ini mampu memberi motivasi para petani kakao, yang dulu sempat tanamannya dianggap tidak mempunyai nilai, tidak menghasilkan dan sekarang saya dapat memberi motivasi untuk kembali merawat tanamannya, sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panennya,” ungkap Dwi.

Pemberdayaan yang dilakukan oleh Dwi memacu motivasi para petani lokal untuk lebih meningkatkan kualitas hasil panen kakaonya. Setidaknya ada 70 orang petani kakao lokal yang digandeng. Adapun KWT Pawon Gendis menjadi wadah pemberdayaan, kebanyakan anggotanya adalah kaum perempuan, sebagai ibu rumah tangga dan petani. Hal ini menurutnya sebuah langkah yang tepat, karena dapat membantu perekonomian keluarga mereka.

3. Pinjaman modal usaha dari Bank BRI menyelamatkan usaha Won.Dis Cokelat

Kesuksesan Pengusaha Cokelat Asal Yogyakarta Berdayakan Petani KakaoBank BRI

Dalam menjalin bisnisnya, Dwi harus mengalami ujian hidup pada 2017 lalu. Usahanya bersama masyarakat sempat berada di ujung tanduk. Beruntung, pada akhirnya Dwi tak perlu menutup usahanya lantaran mendapat tawaran pinjaman modal usaha dari Bank BRI.

Berhasil melalui ujian pada 2017 lalu, usaha Dwi dan teman-temannya kini masih berlanjut kendati dihadapkan penjualan yang menurun akibat dampak pandemik Covid-19. Namun, ia terus berjuang dan gigih melakukan penyesuaian, beradaptasi dan belajar seiring kemajuan teknologi. Semangat berjuang bak pahlawan terus menyala pada dirinya, berbuat yang terbaik untuk kemajuan diri dan lingkungan sekitarnya.

“Kami merasa tertantang karena yang merasakan dampak pandemik ini seluruh dunia. Jadi kami harus tetap semangat dan fokus mengolah cokelat. Hanya cara penjualannya yang kami ubah, mulai gencar menjajakan barang melalui platform daring. Kemudian kami juga terima paket tur kecil 1-2 orang jika mau sekalian mendapat edukasi di lokasi usaha. Alhamdulillah saat ini kondisi usaha saya sudah mulai pulih,” paparnya.

Kemudahan akses pembiayaan yang dialami Dwi bukan menjadi hal langka bagi BRI. Soalnya, sejak awal berdiri BRI memang memiliki core bisnis di segmen UMKM dan berkomitmen menjadi bank penyedia layanan keuangan yang mudah dan terjangkau untuk masyarakat. (CSC)

Baca Juga: Dorong Ekonomi Mikro, BRI Tingkatkan Potensi dan Kapasitas UMKM RI 

Topik:

  • Ester Ajeng

Berita Terkini Lainnya