Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anggota keluarga (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi anggota keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Sebagian orang berpikir bahwa semakin dekat hubungan kita dengan seseorang maka batasan sudah tidak diperlukan. Padahal hal ini justru yang sebenarnya salah. Kedekatan yang sehat bukanlah tentang bebas tanpa menjaga privasi, namun tentang saling mengerti dan paham akan batasan.

Keluarga bukanlah tempat di mana batasan tidak lagi diperlukan, namun saling menghargai mana yang perlu dijaga satu sama lain. Menjaga batasan bukan berarti menjauh, tapi adalah bentuk perlindungan bagi diri sendiri serta orang lain. Berikut 6 batasan dalam keluarga yang perlu dijaga. Keep scrolling!

1. Batas ruang privasi

ilustrasi wanita menulis diary (pexels.com/Kaboompics.com)

Meskipun memiliki hubungan dekat dengan keluarga, tidak semua hal harus kamu bagikan. Beberapa hal terkadang perlu disimpan sendiri. Bukan untuk menyembunyikan, namun sebagai usaha untuk menjaga ketenangan batin. 

Menjaga ruang privasi akan membuat kita lebih bisa bernafas dan berpikir tenang tanpa harus selalu membagikannya pada orang lain. Ada beberapa cerita yang belum tepat untuk diceritakan saat ini, ada pikiran yang harus tentang terlebih dahulu tanpa harus membagikan membagikan. Dan, terkadang kesunyian memang perlu dinikmati untuk ketenangan diri sendiri.

2. Batas emosional

ilustrasi wanita berada di taman (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Kita perlu sadar akan kapasitas. Meskipun seringkali menjadi tempat bersandar bagi mereka yang membutuhkan, bukan berarti kamu bisa menampung semua kemarahan atau bahkan tekanan dari orang lain. Sejujurnya, kamu berhak menjaga batasan. Peduli bukan berarti harus menjadi tong sampah emosi orang lain.

Kapasitas manusia perlu dijaga. Ada waktunya untuk beristirahat dari drama yang sebenarnya bukan milik kita. Kamu boleh mengatakan "Maaf ya, aku belum bisa mendengarkanmu untuk saat ini". Ini bukan berarti cuek, namun adalah bentuk perawatan diri untuk menjaga batasan.

3. Batas dalam pengambilan keputusan

ilustrasi orangtua mengobrol dengan anak (freepik.com/freepik)

Setiap orang tentu memiliki hak untuk mengambil keputusannya sendiri. Saran serta masukan yang diberikan oleh keluarga dengan penting. Namun, kamu tidak harus selalu mengikuti apa yang mereka inginkan. Keputusan tetap menjadi milikmu, karena nantinya kamu sendiri yang akan menjalani. 

Memang tidak semua keputusan dapat disetujui oleh mereka. Jika sulit mendapat persetujuan, kamu bisa gunakan cara halus untuk berbicara dari hati ke hati atau meminta bantuan dari pihak ketiga. Ini adalah salah satu cara untuk melatih kedewasaan agar kamu mampu berdiri di atas keputusan yang telah kamu buat. 

4. Batas finansial

ilustrasi seseorang memegang kartu debit (pexels.com/Pixabay)

Batasan finansial seringkali diabaikan terutama dalam keluarga. Cobalah lebih peduli batasan finansial untuk pengelolaan hidup yang lebih sehat. Membantu memang baik, namun jika hal tersebut justru membuatmu terbebani sebaiknya kamu tidak perlu mengorbankan keuanganmu.

Lebih jujur soal kondisi keuangan akan jauh lebih baik daripada kamu melakukan pengorbanan yang tidak sehat. Jangan sampai kamu menjaga perasaan orang lain, namun membiarkan tagihanmu tertunda. Bukan berarti pelit, hanya saja sadar kapasitas apalagi jika sampai kehilangan kestabilan dalam hidupmu sendiri. 

5. Batas harapan yang perlu dijaga

ilustrasi orangtua mengajari anak bermain piano (pexels.com/RDNE Stock Projeck)

Kamu tidak harus menyenangkan hati semua orang. Setiap individu selalu berhak untuk menentukan arah dan tujuannya masing-masing. Jika selalu menuruti keinginan semua orang maka lama-kelamaan kamu akan kehilangan kontrol atas hidupmu sendiri. Tanpa sadar apa yang kamu kejar selama ini hanyalah karena takut mengecewakan.

Kamu bukanlah wadah mimpi bagi semua orang. Hal ini tentu bukan sebagai bentuk pembangkangan, namun sebuah keberanian untuk memperjuangkan hidup. Sebab, pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas hidup adalah dirimu sendiri, bukan mereka yang selalu menaruh harapan besar pada pundakmu. 

6. Batas antara kepedulian dan kontrol

orangtua marah kepada anak (pexels.com/Kaboompics.com)

Kepedulian tidak seharusnya menghilangkan kebebasan. Justru karena kasih sayang, harus mereka memberimu ruang untuk berkembang. Hal ini dibuktikan dengan mereka yang selalu membiarkanmu untuk bertumbuh selagi tidak melanggar batasan. 

Orangtua tidak akan memaksamu untuk menjadi versi yang mereka inginkan. Mereka yang terlalu mengatur bagaimana pekerjaanmu serta selalu mengkritik keputusan yang kamu ambil seringkali membuatmu bingung. Mungkin kamu akan berpikir apakah ini adalah bentuk perhatian atau sebenarnya hanya manipulatif yang diselimuti rasa cinta. 

Menolak bukan berarti kamu tidak peduli atau bahkan tidak menghargai mereka, hanya saja beberapa hal perlu dibatasi untuk menjaga kesehatan mental. Cinta yang sejati tentunya tidak akan mengambil alih kendali.

Justru kepedulian yang terlalu menusuk bukanlah bentuk kasih sayang, namun cara halus untuk mengontrol hidupmu. Jadi, tetaplah menjaga batasan namun dengan cara yang sehat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team