Hati-hati, Kamu Berjiwa Teroris Kalau Punya 7 Sikap Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kejadian terorisme di mana-mana tidak hanya memakan korban jiwa, tapi juga menimbulkan dampak kerusakan sosial yang berkepanjangan. Perlu waktu untuk menyembuhkan dampak tindak terorisme, menjadi seperti sedia kala. Sebagai seseorang yang memiliki jiwa manusia, tidak ada yang menginginkan itu terjadi lagi.
Pemberantasan akar terorisme sedang dilakukan semaksimal mungkin oleh pihak berwajib. Apa yang bisa kita lakukan? Salah satunya adalah refleksi diri dan belajar membenahi sikap. Karena kamu perlu hati-hati, jika kamu punya 7 sikap ini, maka kamu berpotensi memiliki jiwa teroris!
1. Kamu merasa selalu benar, gak mau salah
Kamu bukan sekedar berpegang teguh pada pendirianmu, tapi kamu tidak terima disalahkan oleh orang lain, meskipun alasannya sangat logis. Karena bagimu kamu orang yang selalu benar dan apa yang kamu lakukan pasti didasari alasan yang benar, jadi tidak bisa dibantah seperti apapun juga.
2. Kamu percaya bahwa kamu orang paling baik yang melakukan kebaikan
Inilah ideologi teroris yang paling mengerikan. Sesadis-sadisnya perbuatannya pada orang lain, ia percaya bahwa itu demi kebaikan. Jadi, ia berpikir bahwa siapapun yang menghalanginya adalah orang yang jahat, karena ia percaya bahwa tindakannya pasti baik tanpa perlu introspeksi.
3. Kamu mudah merasa bahwa orang lain lebih rendah daripada kamu
Apalagi jika orang tersebut tidak sepemikiran atau sejalan denganmu. Kamu tidak pernah belajar dari lingkunganmu atau apa saja yang terjadi di sekelilingmu. Karena kamu menganggap orang lain yang di luar lingkaranmu itu berderajat lebih rendah. Kamu seakan tidak percaya bahwa roda kehidupan ada di tangan Tuhanmu.
4. Kamu memandang ilmu dari siapa yg berbicara bukan konteksnya
Editor’s picks
Tidak peduli seberapa benar hal yang disampaikan seseorang jika dinilai secara objektif, kamu akan menolaknya mentah-mentah, jika orang tersebut tidak berada di kelompok yang sama denganmu. Jika orang tersebut datang dari kelompok yang sama denganmu, kamu akan tetap percaya meskipun pada akhirnya terbukti bahwa ia keliru. Kamu seakan tidak percaya bahwa ilmu datangnya dari Tuhanmu, yang bisa disampaikan melalui siapapun, usia berapa pun, kapan pun dan di mana pun.
5. Kamu tidak tersentuh dengan kerukunan sekitarmu di atas keberagaman
Bagimu keberagaman itu tidak ada nilainya dan malah lebih berpotensi menghancurkan nilai yang kamu pahami. Kamu merasa tindakan mendukung perdamaian itu buang-buang waktu, karena kamu merasa bahwa orang dengan pemikiran yang sama denganmu lah yang pantas menghuni bumi ini.
6. Kamu bisa dengan mudah memastikan siapa yang masuk surga dan neraka
Kitab agamamu adalah untuk pedoman hidupmu pribadi, agar tidak berbuat keliru di dunia dan nantinya bisa masuk surga, bukan neraka. Bukan lantas digunakan untuk menilai orang lain dan bertindak berdasarkan penilaian pribadi tersebut, karena seluruhnya merupakan hak Tuhanmu untuk menentukannya.
7. Kamu merasa nyawa orang lain tidak ada harganya
Apalagi jika orang-orang tersebut tidak sepemikiran denganmu. Bagimu melihat bencana atau kecelakaan yang memakan banyak korban itu hal biasa saja, bahkan kamu terpikir untuk membuat lelucon soal itu. Kamu juga tidak tergerak dengan kisah inspiratif atau menyentuh dari keluarga korban, apalagi jika kamu mengetahui bahwa pemikirannya tak sejalan denganmu.
Renungkan benar-benar dan lihat ke dalam hatimu sendiri, apakah kamu memiliki setidaknya salah satu sikap di atas? Jika ya, belajarlah untuk mengatasinya dan meminta bantuan orang lain jika perlu. Karena kamu akan lebih berisiko termakan brainwash. Jika tidak, bersyukur lah. Setidaknya perubahan baik dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.