Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ruang tamu (freepik.com/mrsiraphol)

Intinya sih...

  • Karpet bulu sintetis menyerap air, menjadi sarang jamur dan tungau debu, menyebabkan bau apek, lebih baik gunakan permadani tipis atau tikar anyaman.

  • Bantal kapas dan kasur busa menyerap uap air, berpotensi tumbuh jamur, lebih disarankan menggunakan kasur latex atau bantal mikrogel yang tahan lembap.

  • Lemari kayu partikel mudah lapuk dan retak akibat kelembapan, pilih lemari logam atau plastik berkualitas tinggi sebagai alternatif yang lebih tahan terhadap perubahan suhu dan kelembapan.

Tinggal di rumah yang memiliki tingkat kelembapan tinggi memang punya tantangan tersendiri. Dinding yang mudah berjamur, perabot cepat lapuk, dan udara yang sering terasa pengap adalah beberapa efek yang sering dirasakan. Selain itu, kelembapan yang terlalu tinggi juga bisa memicu gangguan pernapasan hingga memperparah alergi, terutama bagi penghuni yang sensitif. Itulah kenapa penting banget menjaga rumah tetap kering dan memilih benda yang sesuai dengan kondisi udara di dalam ruangan.

Sayangnya, banyak yang gak sadar kalau beberapa benda justru memperparah situasi di rumah yang lembap. Barang-barang ini bisa jadi sarang jamur, menyerap air dari udara, bahkan memicu tumbuhnya bakteri yang gak kelihatan. Kalau dibiarkan terus-menerus, rumah bukan cuma gak nyaman, tapi juga bisa jadi tempat yang kurang sehat. Supaya lebih waspada, ini dia lima benda yang sebaiknya dihindari kalau tinggal di rumah dengan kelembapan tinggi.

1. Karpet bulu sintetis

ilustrasi karpet bulu sintetis (freepik.com/wirestock)

Karpet bulu sintetis memang terlihat mewah dan nyaman, tapi benda ini sangat gak cocok untuk rumah yang lembap. Serat sintetisnya menyerap air dari udara dan jadi tempat yang disukai oleh jamur dan tungau debu. Apalagi kalau karpet jarang dijemur atau dibersihkan secara menyeluruh, kelembapan akan terperangkap di dalamnya. Lama-kelamaan, bau apek muncul dan kondisi karpet berubah jadi sarang mikroorganisme.

Masalah lain adalah karpet jenis ini sulit kering kalau sudah terkena air. Sekali terkena tumpahan atau udara terlalu lembap, bagian bawah karpet bisa jadi lembek dan memicu pelapukan lantai. Untuk rumah yang lembap, lebih baik menggunakan permadani tipis atau tikar anyaman yang mudah dibersihkan dan cepat kering. Material seperti rotan, bambu, atau serat alami jauh lebih aman digunakan.

2. Bantal kapas dan kasur busa

ilustrasi bantal kapas (freepik.com/freepik)

Bantal berbahan kapas dan kasur dari busa memang lembut saat baru dibeli, tapi kelembapan bisa membuatnya cepat rusak. Kedua bahan ini menyerap uap air dari udara dan menyimpannya di dalam serat. Akibatnya, bantal jadi terasa lembek, berat, dan mulai muncul bintik hitam jamur. Selain membuat gak nyaman, benda tidur yang lembap juga bisa menimbulkan gangguan kulit.

Bakteri yang tumbuh di dalam bantal dan kasur bisa menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang. Pernapasan bisa terganggu, dan bagi yang punya alergi, kondisi ini bisa memperparah gejala yang dirasakan. Untuk rumah dengan kelembapan tinggi, lebih disarankan menggunakan kasur latex atau bantal dengan isi mikrogel yang tahan lembap. Perlu juga rutin menjemur di bawah matahari supaya tetap higienis.

3. Lemari kayu partikel

ilustrasi lemari kayu partikel (freepik.com/freepik)

Lemari dari kayu partikel atau MDF (Medium Density Fibreboard) punya harga yang lebih terjangkau, tapi sangat rentan terhadap kelembapan. Material ini terdiri dari serbuk kayu yang dipadatkan, sehingga mudah menyerap air dan cepat lapuk. Saat udara lembap, permukaan lemari bisa mengembang, retak, bahkan mengelupas. Dalam jangka panjang, lemari jadi rapuh dan mudah rusak.

Selain masalah estetika, lemari kayu partikel yang lembap bisa jadi tempat tumbuhnya rayap dan jamur. Barang-barang yang disimpan di dalamnya pun bisa ikut rusak dan berbau apek. Lebih baik pilih lemari dari logam atau plastik berkualitas tinggi yang lebih tahan terhadap perubahan suhu dan kelembapan. Alternatif lain bisa menggunakan rak terbuka yang memiliki sirkulasi udara yang baik.

4. Wallpaper kertas

ilustrasi wallpaper dinding (unsplash.com/Piotr Rogalski)

Wallpaper berbahan dasar kertas memang memberikan nuansa estetis yang cantik, tapi sangat gak cocok untuk rumah yang lembap. Kertas mudah menyerap air dan bisa membuat dinding jadi tempat berkembangnya jamur. Kalau sudah lembap, wallpaper akan mengelupas dan meninggalkan bekas noda yang sulit dibersihkan. Hal ini bisa merusak tampilan interior dan mengurangi nilai estetik ruangan.

Selain itu, lapisan lem yang digunakan untuk menempelkan wallpaper juga bisa rusak karena kelembapan. Lem yang basah akan menarik bakteri dan jamur, mempercepat proses pembusukan di balik permukaan wallpaper. Untuk alternatif yang lebih aman, sebaiknya gunakan cat tahan air atau panel dinding PVC yang lebih awet dan gampang dibersihkan. Material ini juga lebih tahan lama dan tetap terlihat menarik.

5. Buku dan majalah dalam jumlah banyak

ilustrasi buku (freepik.com/freepik)

Menyimpan banyak buku dan majalah di ruangan yang lembap bisa menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Kertas yang terus-menerus terkena udara lembap akan menggulung, menguning, dan jadi bau apek. Selain itu, jamur bisa tumbuh di antara halaman dan membuat teksturnya menjadi lengket. Koleksi bacaan pun jadi cepat rusak dan gak lagi nyaman untuk dibuka.

Tumpukan buku juga bisa menarik serangga seperti kecoa dan kutu buku yang senang bersarang di tempat gelap dan lembap. Kalau tetap ingin menyimpan koleksi buku, sebaiknya taruh di rak tertutup kedap udara atau simpan dalam kontainer plastik anti-lembap. Sesekali keluarkan dan jemur di bawah sinar matahari supaya tetap terjaga kualitasnya.

Menjaga rumah tetap sehat bukan cuma soal membersihkan, tapi juga memperhatikan benda-benda yang ada di dalamnya. Rumah dengan kelembapan tinggi butuh perlakuan khusus agar gak berubah jadi tempat yang rawan jamur dan penyakit. Dengan menghindari lima benda di atas, kualitas udara dan kenyamanan rumah bisa tetap terjaga.

Pilih barang-barang yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan material yang tahan terhadap kelembapan. Hal kecil seperti mengganti jenis karpet atau menyortir buku bisa membuat perubahan besar. Rumah yang nyaman dimulai dari keputusan kecil yang cerdas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian