Berbekal Artikel Drama Korea, Dyan Yudhistira Raih Banyak Penghargaan

Dyan Yudhistira mengawali perjalanannya di IDN Times Community pada tahun 2017. Dirinya bergabung di tengah kesibukannya yang padat. Saat itu, ia masih berstatus sebagai staf keuangan sebuah perusahaan NGO di kota asalnya, Pontianak, Kalimantan Barat.

Terlintas di pikirannya untuk mendapatkan penghasilan lebih melalui menulis. Ia pun mulai riset, kira-kira di mana dirinya bisa menuangkan karyanya dan mendapatkan cuan dari sana. Menurutnya, IDN Times yang paling eye-catching di antara semua platform pilihan lainnya. 

Namun tentu saja, langkah pertama adalah yang paling berat. Dyan mengaku di awal bergabung, banyak artikelnya yang berstatus Pending. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat perempuan asal Pontianak ini. Ia terus mengulik topik apa yang kira-kira akan menarik perhatian penulis dan juga editor yang menerbitkan tulisannya.

Pada tahun 2021, Dyan memutuskan untuk resign dari pekerjaan full time yang dilakoninya. Keputusan tersebut dilandaskan oleh alasan yang mulia, yaitu ingin fokus mendampingi sang ibu yang sedang stroke. Sejak saat itu, sehari-harinya, Dyan bekerja dari rumah dengan full menulis di IDN Times Community. 

"Tahun 2021, intensitas dalam menulis semakin bertambah karena aku sudah resign dari (pekerjaanku sebagai) karyawan," ungkap Dyan saat diwawancarai IDN Times Community melalui email. 

Bergabung pada tahun 2017, itu artinya Dyan sudah menulis bersama IDN Times Community selama 7 tahun. Sepanjang perjalanannya itu, Community Writer ini sudah menulis sebanyak 1.019 artikel, lho!

Artikel pertama Dyan yang berhasil terbit adalah dari kanal Hype, yaitu "3 Sinetron Bersambung Ini Hanya Tayang di Bulan Ramadan". Perempuan 34 tahun ini mengingat jelas perasaan senangnya ketika mendapatkan notifikasi terbit dari editor di tengah bulan puasa tahun 2017 silam. 

Bisa dibilang, Dyan telah mencoba banyak kanal. Mulai dari Hype, Life, Science, Food, Life, hingga Health. Ia bahkan bisa menjabarkan plus minus masing-masing kanal. Namun akhirnya, ia menjatuhkan pilihan untuk menjadi penulis yang berspesialisasi di kanal Korea karena kegemarannya di topik tersebut. 

Kegemarannya dengan drama Korea membuat Dyan terpacu untuk semakin rajin menulis. Pada tahun 2021, karyanya yang berjudul "Laris Manis, 11 Pemeran Vincenzo Ini Siap untuk Proyek Selanjutnya" sukses menjadi artikel dengan views terbanyak sepanjang kariernya di IDN Times Community, yaitu dibaca lebih dari 40 ribu kali. 

"Untuk artikel yang dapat views paling banyak saat aku bahas drakor Vincenzo (2021). Takjub banget dapat views lebih dari 40 ribu," kata Dyan mengungkapkan rasa senangnya. 

Setelah "mencicipi" berbagai kanal di IDN Times, Dyan memang menjatuhkan pilihannya pada kanal Korea. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Dyan ternyata gemar nonton drama Korea dan mengikuti perkembangan dunia hiburan Negeri Ginseng. Secara spesifik, ia menyukai tontonan bergenre misteri dan thriller. 

Ia mengaku mendapatkan inspirasi dari drama yang ditontonnya. Dyan memang sering membedah berbagai drama Korea melalui angle yang unik, pun membahas para kehidupan para artisnya. Ia mengatakan, "Berhubung sekarang aku di kanal Korea, inspirasinya dari apa yang ditonton. Untuk kehidupan sang artis, aku mencari sumbernya. Aku paling suka dengan pembahasan gaya hidup sehat mereka, perjuangan karier, dan soal percintaan."

Jangan salah, Dyan juga punya "mata" yang tajam saat nonton drama Korea, lho. Ia mampu melihat bagian mana yang membuat penonton penasaran dan menyulapnya menjadi artikel. Sebut saja ketika ia mengikuti setiap episode drakor Twinkling Watermelon pada 2023 lalu.

Salah satu misteri di drama tersebut adalah tentang kenapa salah satu tokoh utama tetap tuli di akhir, walaupun berbagai takdir sudah diubah. Dyan akhirnya menulis artikel berjudul "3 Alasan Ha Yi Chan Tetap Tuli di Ending Twinkling Watermelon" dengan menambahkan perspektif mendalam mengenai drama tersebut. Angle yang diambilnya ini memang menjadi pertanyaan banyak penonton, gak heran jika karya tersebut menyabet titel Most Viral Article pada November 2023. 

Walaupun begitu, Dyan juga sering mengalami kendala ketika menulis, seperti Community Writers lainnya. Mulai dari tulisan yang banyak mengendap di laman Pending, ide yang keduluan penulis lain, hingga kehabisan topik. Namun secara spesifik di kanal Korea, Dyan mengaku sering terhalang keterbatasan bahasa. Karena dirinya kurang bisa bahasa Korea, ia merasa kesulitan ketika dihadapkan dengan sumber artikel. 

"Aku selalu mengambil sumber artikel langsung dari Korea karena ini memang aturan dari IDN Times. Nah, ketika aku menerjemahkan menggunakan Google Translate, agak aneh bahasanya. Ini aku cari lagi terjemahan yang pas. Aku juga gunakan X (Twitter) untuk mencocokkan kalimatnya," jelasnya.  

Saat ditanya tentang momen paling membahagiakan selama menulis, Dyan menjawab dengan sederhana. "Momen paling bahagia tentu saja (saat) artikel terbit, apalagi dapat komentar dari editor. Itu senangnya dobel," katanya.

Dyan juga mengingat momen-momen yang menandai milestone dirinya di IDN Times Community. "Tahun 2023, alhamdulillah masuk Best Article dan Most Viral. Tahun 2024, bulan Januari masih diberi kepercayaan menyandang kategori Best Article," kenang Dyan.

Memang benar, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Berkat konsistensi, kemauan untuk belajar, mendengarkan feedback, dan meningkatkan kualitas karyanya, Dyan telah menyabet banyak penghargaan dari IDN Times Community. Mulai dari Best Article, Most Viral Article, Best Writer - Honorable Mention 2023, hingga sekarang menjadi Community Writer of the Month periode Juli 2024. 

Selain mendapatkan penghargaan, Dyan juga rutin mengantongi pundi-pundi rupiah per bulannya dari IDN Times Community. Perempuan yang kini fokus menjadi freelancer dan guru les privat tersebut bisa mendapatkan penghasilan tetap per bulan dari platform menulis ini. 

"Dari awal nulis, terhitung udah puluhan juta rupiah. Namun udah dipakai beli laptop, beli makanan untuk kucing-kucing liar, dan kemarin bantu biaya pengobatan ibu," ungkap Dyan. 

Ia mengaku memang menspesialkan penghasilan yang didapatkannya dari jerih payah menulis di IDN Times Community. Menurut penuturan Dyan, ia membuat akun rekening khusus untuk penghasilannya sebagai Community Writers. Sering kali, ia menggunakannya untuk wishlist pribadi.  

Bukan hanya dalam bentuk materi, setelah diumumkan menjadi Community Writer of the Month periode Juli 2024, Dyan mendapatkan telepon dari salah satu radio di kotanya, lho. Ia akhirnya diwawancarai secara live di segmen yang membahas tentang perempuan inspiratif. Wah, keren banget, ya!

Ada sejumlah alasan yang membuat Dyan betah menulis di IDN Times Community. Selain karena menawarkan rupiah sebagai imbalan menulis, ia senang karena platform ini mempertemukannya dengan teman-teman seperjuangan, yaitu sesama Community Writers.

Dyan mengaku senang bisa mendapatkan koneksi baru di platform menulis ini. Terlebih lagi, ia bisa sharing banyak hal tentang kepenulisan dengan teman-teman Community Writers yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. 

"Eh iya, terkadang kalau mengalami writer's block, aku biasanya curhat dengan teman-teman komunitas. Bagiku, ini sangat membantu. Manfaat yang lain, aku dapat teman dari lain provinsi," kata Dyan. 

Bukan hanya itu, bergabung di IDN Times Community membuat Dyan sering memantau karya-karya Community Writers lain, lho. Ia mengatakan, "Kualitas artikel teman-teman tiap hari semakin menarik. Ini juga bikin aku terpacu."

Walaupun perjalanannya dalam menulis tidak mudah, Dyan tidak lantas menyerah begitu saja. Sebab ini adalah salah satu kegiatan yang disukainya dan jadi jalan baginya untuk mengekspresikan diri. Dyan pun mengaku menulis punya arti yang mendalam untuk dirinya. 

"Bagiku, menulis itu bikin rasa insecure berkurang. Gak hanya itu, menulis juga bisa jadi wadah untuk mengeluarkan unek-unek. Kebetulan aku di kalangan orang terdekat adalah sosok pendiam. Tetapi, entah kenapa kalau menulis itu ngalir aja. Apalagi kalau ide di kepala lagi banyak," terang Dyan. 

Walau begitu, ia mengaku belum bisa menyebut menulis sebagai passion baginya. Sebab menurut Dyan, ia masih belum bisa seproduktif itu. Perempuan berhijab ini mengatakan bahwa ia baru bisa konsisten membuat 1 artikel dalam 1 hari, belum lebih dari itu.

Kepada sesama Community Writers yang sesama berjuang dalam bidang kepenulisan, Dyan memiliki beberapa pesan. Pertama, ia menyarankan agar teman-teman Community Writers memilih kanal yang disukai. "Jadi, sewaktu-waktu ketika kehabisan ide, gak butuh waktu lama untuk kembali menulis. Kemudian, jika masih pending, tetap saja menulis jika masih ada ide, tapi tetap perhatikan Panduan Menulis dari IDN Times," kata Dyan. 

Semua jerih payah Dyan selama 7 tahun menulis di IDN Times Community membuahkan hasil. Kini kualitas karyanya semakin mendapatkan pengakuan. Artikel buah tangan Dyan bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca maupun sesama Community Writers. Apakah kamu siap mengikuti jejak Dyan hingga menjadi Community Writer of the Month?