5 Hal yang Berpotensi Menuai Penyesalan di Kemudian Hari

Uang memang kita perlukan untuk bertahan hidup. Sama halnya jabatan yang bisa membuat keuangan kita lebih stabil setiap bulannya. Namun, tanpa kita sadari kedua aspek tersebut kadang membuat kita tidak lagi menjadi manusia sesungguhnya. 

Menjadi budak uang dan jabatan membuat hari-hari kita penuh dengan target dan ambisi. Kita lupa bagaimana caranya bahagia dengan sederhana tanpa menilai segala sesuatu dengan materi. Padahal jika kita membuka mata lebih lebar, uang maupun jabatan gak akan bertahan selamanya. Saat usia menua, tenaga tak lagi ada, nantinya uang gak lagi berarti apa-apa bahkan menikmatinya saja mungkin kita tak lagi bisa. 

Bukan rahasia lagi bahwa menaruh harapan di raga orang lain berpotensi besar mendatangkan kekecewaan dan penyesalan di kemudian hari. Sebaik apa pun perlakuan orang lain padamu kamu gak boleh berekspektasi dan menaruh rasa percaya terlalu berlebihan. Ingatlah bahwa manusia itu makhluk yang gampang berubah dan sulit dipegang ucapannya. 

Banyak dari kita berpendapat bahwa saat kita berlaku baik kepada orang lain, orang tersebut akan membalas kebaikan kita dengan cara yang sama. Sayangnya, fakta yang kerap tampak justru menunjukkan hal yang berlawanan. Terlalu berekspektasi terhadap terhadap orang lain sama halnya menggantungkan hidup pada sesuatu yang gak pasti, sesuatu yang gak bisa kamu prediksi. 

Pasti kamu sudah gak asing dengan nasihat yang melarangmu mengambil keputusan saat sedang emosi. Memuncaknya emosi biasanya akan sejalan dengan kacaunya pikiran. Alhasil, segala hal yang kamu putuskan saat tengah tersulut emosi biasanya gak berdasar pemikiran yang matang. 

Ada baiknya kamu menenangkan diri terlebih dahulu sebelum memutuskan segala sesuatu. Hati yang tenang pasti membuat pikiranmu juga lebih jernih dan bisa mengambil keputusan dengan bijaksana. Daripada kamu menyesal seumur hidup karena salah mengambil keputusan, lebih baik kamu menepi sebentar untuk menenangkan hati kan? 

Pernah gak sih kamu menyepelekan status galau temanmu di media sosial? Atau terbersit di hatimu bahwa perasaan sedih temanmu itu berlebihan? Kalau pernah, coba deh kamu introspeksi diri. Ingat lho, kehidupan itu berputar, sedih yang dirasakan orang lain bisa saja kamu rasakan keesokan hari.

Jangan sampai ada perasaan sombong maupun angkuh tersimpan di hatimu. Hal menyedihkan yang dihadapi orang lain sekarang mungkin tampak sepele, tapi saat kita yang ada di posisi mereka bisa saja kita sangat kewalahan. Kalau kamu gak mau menyesal karena mengatakan kesedihan orang lain terlalu berlebihan, ada baiknya kamu belajar memposisikan diri dan mengerti kondisi orang lain tanpa menghakimi. Hidup mudah berubah lho, senang gampang berganti sedih! 

Sekarang untuk menjadi public figure jauh lebih mudah dari zaman dulu. Banyak wadah digital yang sekarang mampu memperkenalkan bakat seseorang dengan jangkauan lebih luas. Dengan mudahnya akses internet, kita pun semakin mudah mencari informasi public figure yang kita sukai. 

Aktor dan boyband Korea menjadi public figure yang banyak di idolakan para remaja sekarang ini. Saking mengidolakan mereka bahkan rela merogoh kocek yang gak sedikit demi membeli barang yang berhubungan dengan idola mereka. Bahkan ada yang mengidolakan sampai merasa sosok idolanya adalah kekasih imajinasinya. 

Mengidolakan public figure sebenarnya bukanlah hal yang salah, asalkan tidak berlebihan. Kamu gak boleh lupa bahwa kehidupan public figure yang kamu lihat hanya sebatas yang di depan kamera. Sosok yang kamu lihat di depan layar bisa saja berbeda dengan sosok aslinya. Kalau kamu nge-fans berlebihan bukan gak mungkin kalau nantinya kamu menelan penyesalan ketika idolamu ternyata mengecewakan. 

Kita memang gak bisa mengontrol datangnya rasa kecewa maupun penyesalan. Namun, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi penyesalan hadir di akhir cerita. Mulai sekarang berpikirlah terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan apa pun. Kamu pasti gak mau 'kan bertemu penyesalan di ujung jalan? Sebelum terlambat, ingat baik-baik apa yang kamu baca tadi, ya!