Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang yang suka menunda-nunda (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi orang yang suka menunda-nunda (pexels.com/Kindel Media)

Pernahkah kamu mengenal kalimat negatif dari dirimu? Entah saat kamu berniat untuk menjawab pertanyaan di kelas dan tiba-tiba otakmu berkata, “Ngapain jawab kalau nanti salah? Malunya sampai lulus, lho”. Lalu berbekal kekhawatiran itu, kamu jadi melewatkan kesempatan menjawab kuis.

Coba bayangkan saat kamu menceritakan pengalaman tadi pada sahabat terbaikmu, kira-kira apa responnya? Alih-alih berkata, “Jawabanmu belum tentu benar, ngapain repot-repot jawab?”, seorang teman yang baik pasti akan mendorongmu untuk maju. Bahkan terkadang, kalimat mereka yang membuatmu bertahan dan terus semangat untuk meraih mimpi sampai hari ini.

Dari cerita di atas, sekarang kamu mengerti mengapa kamu harus bersahabat dengan diri sendiri, bukan? Sebab tidak semua orang akan selalu bersamamu setiap saat. Akan ada waktu di mana kamu harus bertahan hidup sendirian.

Karena itu, praktikan deretan langkah sederhana bersahabat dengan diri sendiri.

1.Sadari ketika self-talk negatif datang

ilustrasi perempuan (pexels.com/Polina Sirotina)

Membedakan respon lawan bicara positif atau negatif adalah langkah awal untuk menjalin relasi. Dengan demikian, mudah pula bagimu untuk mendefinisikan apa pikiranmu sedang mengatakan sesuatu yang berdasar atau hanya kritik semata.

Ingatlah bahwa teman sejati akan mengatakan sesuatu dengan jujur, terbuka, dan berdasar. Setiap ucapan, saran, dan pendapatnya diungkapkan dengan harapan untuk membantumu menjadi pribadi yang lebih baik.

Sebaliknya, pikiran negatif cenderung bersifat obstruktif, yang akan memimpinmu pada perasaan rendah, bahkan membenci diri sendiri.

2. Bayangkan apa yang sahabatmu akan katakan, ucapkan itu juga pada dirimu sendiri

ilustrasi perempuan (pexels.com/John Diez)

Tak mudah bersahabat dengan diri sendiri. Di saat-saat tertentu, tak jarang kita akan mengalami kesulitan untuk membedakan, mana self-talk yang mendorong dan menjatuhkan.

Saat hal ini terjadi, coba bayangkan apa yang sahabat sejatimu akan katakan bila tahu kamu menghadapi situasi tersebut. Pastinya ia akan menengking segala pikiran dan perasaan negatif yang kamu miliki. Lalu, praktikan itu dengan diri sendiri. Lambat laun, kalimat afirmatif tersebut akan membantumu untuk membangun ulang pandangan diri yang lebih baik.

3.Ambil waktu introspeksi

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Erik Mclean)

Tidak satu pun dari kita yang suka bersahabat dengan orang bossy, manipulatif, dan hobi mengritik. Karena itu, jangan ciptakan relasi toksik dengan diri sendiri!

Ketahuilah bahwa kamu bersama-sama dengan dirimu 24 jam non-stop. Ambil waktu menenangkan diri, kamu bisa melihat apa saja kelebihan dan kelemahan diri sendiri yang tidak bisa diubah. Kemudian, terimalah itu. Jangan sangkal, jangan intimidasi, jangan hakimi. Hanya, menerima.

4. Tidak apa-apa untuk mengalami 'bentrokan'

ilustrasi perempuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sekali lagi, berdamai dengan diri sendiri bukan hal yang mudah. Butuh proses dan waktu yang cukup panjang. Di sela-sela proses tersebut, kamu akan menemukan diri sendiri jatuh bangun, kadang begitu mencintai tapi juga membenci diri sendiri.

Ingatlah bahwa sahabat terdekat pun pasti pernah mengalami konflik dan perbedaan pendapat. Itulah yang membuat ikatan persahabatan mereka menjadi semakin kuat, karena mereka semakin mengenal masing-masing pribadi dengan baik.

Terkadang, self-talk negatif itu terdengar jauh lebih keras dari biasanya, dan kamu merasa seperti pecundang. Seolah hidupmu selalu stagnan di tempat yang sama. Tidak apa-apa untuk merasa begitu. Namun ingatlah, bahwa kamu harus bangkit, jangan kembali termakan oleh suara-suara itu untuk kesekian kali.

5.Hubungi teman atau keluarga saat kamu butuh cerita

ilustrasi percakapan (pexels.com/fauxels)

Saat kamu sulit untuk mengatur pikiranmu sendiri, cobalah hubungi teman atau saudaramu. Mendapat feedback positif dari mereka akan mengingatkanmu akan kualitas dan value diri sendiri.

Ternyata, hal terpenting yang seringkali kita abaikan ialah menjalin relasi dengan diri sendiri. Layaknya persahabatan, dibutuhkan waktu, latihan, dan komunikasi yang konsisten untuk membangun relasi kokoh. Karena itu, yuk, mulai dari sekarang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team