Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Seseorang Bertahan dalam Pertemanan yang Beracun

ilustrasi persahabatan (pexels.com/ELEVATE)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/ELEVATE)

Siapa yang betah bila terus-terusan berada pada hubungan yang tidak menyenangkan? Setiap hari rasanya diselimuti oleh perasaan tidak nyaman. Bukan tidak mungkin kita akan merasa burnout jika berada di situasi ini setiap hari. 

Hubungan toxic nyatanya tidak hanya terjadi pada kisah romantis dua sejoli. Cerita persahabatan pun berpotensi menjadi toxic. Namun demikian, ada beberapa orang yang sulit untuk lepas dari persahabatan beracun ini. Kira-kira, apa aja sih alasannya? Dilansir Psychology Today, berikut beberapa alasan seseorang sulit menyudahi persahabatan yang tidak menyenangkan. 

1. Kamu tidak tahu caranya menghentikan pertemanan yang beracun

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Cristian Benavides)
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Cristian Benavides)

Pertengkaran di dalam lingkaran pertemanan mungkin masih dianggap wajar. Wacana tentang mengakhiri hubungan pertemanan yang tidak menyenangkan masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan wacana mengakhiri hubungan romantis yang toxic. Oleh sebab itu, kita jarang terpapar oleh pengetahuan tentang metode dan langkah untuk mengakhiri persahabatan toxic

Namun demikian, apabila pertemanan ini sudah sangat melelehakan bagimu, kamu berhak untuk pergi. Bertahan di dalam persahabatan yang beracun terkadang menguras banyak energi.

2. Kalian berasal dari circle yang sama

ilustrasi circle pertemanan (pexels.com/ELEVATE)
ilustrasi circle pertemanan (pexels.com/ELEVATE)

Apakah kamu dan dia berada dalam circle yang sama? Jika iya, hal ini akan menjadi lebih sulit dilakukan.

Awalnya kamu pun sudah berusaha menjaga jarak dengan dia, tetapi mau tidak mau komunikasi pun tetap terjalin karena circle pertemanan yang sama. Jika pertemanan kalian berantakan, suasana di lingkungan circle pun juga menjadi tidak nyaman. 

3. Kalian telah melalui banyak fase kehidupan bersama

ilustrasi persahabatan (pexels.com/Roberto Nickson)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/Roberto Nickson)

Saat di fase awal hubungan, saat semua masih nampak baik, saat semua masih bisa mengurangi ego, persahabatanmu akan terlihat memiliki masa depan yang langgeng. Kalian berbagi kisah suka-duka bersama. Tidak hanya itu, tentu saja ada rahasiamu yang hanya diketahui oleh sang sahabat. 

Akan tetapi, jika sahabatmu sudah terlalu sering melewati batasan-batasan yang kamu buat, ada baiknya kamu perlu memperingatkan mereka. Jika batasan tetap dilanggar, tidak perlu dipertahankan. Jangan terjebak dalam romantisasi "best friend forever" ataupun gagasan tentang "teman sejati".

4. Kamu merasa berutang budi padanya

ilustrasi curhat (pexels.com/Anete Lusina)
ilustrasi curhat (pexels.com/Anete Lusina)

Alasan lain yang membuatmu susah lepas dari persahabatan yang beracun ialah kamu merasa berutang budi padanya. Dilihat dari sisi historisnya, dia pernah menemanimu melewati masa-masa sulit. Oleh sebab itu, kamu merasa tidak enak hati jika harus mengakhiri persahabatan ini. 

Namun demikian, jika pertemanan terasa tak lagi berimbang, melepaskannya adalah hal yang bijak. Seberapa pantaskah kamu mempertahankan hubungan yang melelahkan ini? Itulah hal yang perlu dipikirkan ulang olehmu. 

5. Adanya ketakutan untuk mengungkapkan rasa ketidaknyamanan di dalam hubungan persahabatan yang tidak menyenangkan

ilustrasi sahabat (pexels.com/Yuri Manei)
ilustrasi sahabat (pexels.com/Yuri Manei)

Bagi sebagian orang, konfrontasi dan bersikap terbuka adalah hal yang sulit dilakukan. Oleh sebab itu, mereka lebih memilih untuk bergumul dalam persahabatan yang tidak menyenangkan ini. 

Alih-alih mengungkapkan rasa tidak nyaman, seseorang lebih memilih memendamnya. Hal ini biasanya dipilih karena adanya perasaan tidak mampu untuk mengungkapkan. Selain itu, sebagian orang juga merasa tidak ingin menimbulkan konflik besar jika mengungkapkan rasa tidak nyamannya tersebut. 

Lepas dari persahabatan yang tidak menyenangkan bukanlah suatu kegagalan. Jika hubungan ini sudah tak lagi berjalan dengan baik, untuk apa terus memaksakannya? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indiana Malia
EditorIndiana Malia
Follow Us