aktivitas belajar mengajar di Pulau Mansinam bersama Papua Future Project (dok. Papua Future Project)
Penghargaan yang diraihnya tidak lantas membuat Jordy berpuas hati, masih banyak mimpinya untuk memajukan pendidikan di Papua, terutama di Pulau Mansinam. Ia menggunakan keberhasilannya tersebut sebagai sumber dana untuk membantu proyek PFP di masa depan. Walau, ia masih mengandalkan donasi dari berbagai pihak melalui media sosial dan secara daring. Ia juga berencana akan membuat laman khusus untuk penerimaan donasi nantinya. Sebab, sampai artikel ini ditulis, belum ada donatur tetap sebagai sumber dana PFP.
“Semoga, nanti menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pemuda, khususnya di Papua untuk berkontribusi secara konsisten dalam ranah pendidikan demi memajukan peradaban anak-anak Papua,” ungkap Jordy menyampaikan salah satu harapannya.
Jordy juga membuka kesempatan untuk siapa saja yang ingin berkontribusi dengan menyumbangkan buku. Ia memiliki mitra di Jakarta yang khusus menerima donasi buku, kemudian akan disalurkan ke Papua melalui layanan jasa titip. Sedangkan untuk donasi berupa uang, dapat melalui rekening PFP.
Pasca meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2022, Jordy bersama tim PFP memilih untuk meningkatkan tiga program utamanya. Ia ingin mengembangkan program-program tersebut secara signifikan dan fokus pada yang sudah ada.
“Pendidikan adalah investasi, sehingga harus investasi lebih banyak lagi daripada membuka program baru,” lanjut Jordy.
Mimpi lain PFP tengah berfokus untuk memberikan akses pendidikan yang inklusif untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Papua. Pasalnya, stigma masyarakat setempat bahwa anak-anak berkebutuhan khusus adalah pembawa karma buruk dari orang tua sebelumnya. Hal ini muncul karena keterbatasan pengetahuan masyarakat.
Papua Future Project terus melebarkan sayap, berusaha menjalin kerja sama dengan LSM dan berbagai pihak untuk memberikan pendidikan berkelanjutan bagi masyarakat Papua. Saat ini, PFP telah bekerja sama dengan komunitas lokal, UNICEF Indonesia, dan HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) Papua Barat.
Gayung bersambut dengan semangat belajar anak-anak di Pulau Mansinam. Jordy mengisahkan, betapa antusiasnya mereka menunggu kehadiran tim PFP. Sejumlah anak pun mengantarkan mereka hingga cukup jauh dari bibir pantai, ketika hendak kembali ke kota. Mereka juga tidak segan memeluk hangat tim PFP, hingga terciptalah keakraban.
Di sisi lain, Jordy berharap ada pelatihan dari Pemerintah atau dinas terkait bagi para guru, seperti program khusus untuk masyarakat 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dan mengimplementasikan peraturan yang berlaku secara maksimal. Ia juga berharap ada kurikulum khusus untuk anak-anak di daerah 3T, supaya tidak kesulitan belajar karena tingginya standardisasi yang harus dicapai.
Di balik deretan mimpi besarnya, Jordy memiliki kekhawatiran tersendiri jika tidak ada perubahan yang lebih baik di masa depan. Ketika orang-orang di luar sana berbondong-bondong untuk bersaing di kancah Internasional. Sedangkan anak-anak di Pulau Mansinam dan daerah pelosok masih dengan permasalahan buta huruf.
“Bagaimana caranya kita, Indonesia mau maju kalau pendidikan saja belum inklusif, belum setara? Misalnya, tidak ada perubahan signifikan dari tahun ke tahun,” ujar Jordy.
Ia menyadari bahwa akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, artinya ada kemungkinan PFP terhambat. Namun, ia bersungguh-sungguh berjuang mencari relawan yang bersedia untuk bergabung dengan konsisten. Salah satunya dengan memberikan honor untuk biaya transportasi relawan yang mengajar. Meski, sudah ada pengajar tetap di Pulau Mansinam, baginya lebih baik juga merekrut anggota baru.
Sembari terus menjalankan program PFP, Jordy telah menginspirasi dan memotivasi anak muda untuk berbagi. Bukan hanya soal uang, tapi juga tentang ilmu dan patut berkontribusi sekecil apa pun untuk masyarakat sekitar. Ada baiknya melakukan hal-hal yang berdampak positif terhadap lingkungan sekitar, itu pun dapat dimulai dari hal-hal kecil sesuai dengan passion.
Seiring berkembangnya teknologi, para pemuda juga dapat berbagi ilmu melalui media sosial, seperti tips dan trik di sektor pendidikan. Bisa juga bergabung dengan komunitas dan ikut berkontribusi dan terjun secara langsung di tengah masyarakat.
“Sebagai anak muda, jangan selalu bergantung kepada pemerintah, itu kuncinya. Bagaimana kita mau mulai sesuatu, kalau hanya menunggu orang lain. Alangkah baiknya kita yang memulai lebih dahulu, nanti pasti akan ada jalan menuju masa depan,” pesan Jordy di sesi penutup pertemuan.
Semangatnya memajukan peradaban masyarakat Pulau Mansinam di sektor pendidikan patut untuk ditiru. Tanpa menunggu banyak hal, ia bertekad dan gigih menciptakan pendidikan yang inklusif di sekitarnya. Salah satu tujuannya untuk membuat Indonesia lebih maju melalui sektor pendidikan.