Bisa Merasakan Emosi Orang Lain, 5 Tanda Kamu Adalah Emotional Sponge

29 Apr 2021, 03:35 WIB

unsplash.com/Trung Thanh

Sebagai makhluk sosial, hal yang umum jika manusia saling bertukar cerita satu sama lain. Namun, setiap kali mendengar cerita orang lain, pernahkah kamu merasa turut terbawa emosi, bahkan hingga merasa tertekan?

Jika ya, kamu mungkin merupakan seorang emotional sponge. Sama seperti namanya, emotional sponge digambarkan sebagai kondisi ketika seseorang terbiasa menyerap semua emosi yang ada di sekitarnya hingga membuatnya terpengaruh. Menjadi emotional sponge tentu saja bukan merupakan hal yang baik karena ini akan membuat kamu rentan merasa lelah secara emosional hingga tertekan.

Emotional sponge tentu saja tidak bisa disamakan dengan empati. Dilansir laman Healthline dan The Healthy, jika kamu memiliki tanda-tanda berikut, artinya kamu berupa seorang emotional sponge.

1. Mengalami masa sulit dalam hubungan yang dekat

Ilustrasi pasangan mengobrol. (pexels.com/Jack Sparrow)

Karena emotional sponge dapat merasakan dan memahami emosi orang lain dengan begitu mendalam, kamu jadi kesulitan menjalani hubungan yang intim. Ini karena menghabiskan waktu dengan seseorang yang sangat kamu cintai dan sayangi dapat membuatmu merasa stres dan kewalahan.

Hubungan yang terlalu dekat dapat menguras emosimu dan kamu mungkin menjadi terikat dan kodependen dalam hubungan. Akhirnya, kamu jadi kehilangan rasa inti dirimu dalam emosi dan pengalaman orang lain.

2. Sering merasa perlu waktu sendiri untuk mengisi ulang energi

Ilustrasi perempuan sendiri (unsplash.com/Priscilla Du Du Preez)

Kepekaan yang besar terhadap apa yang dirasakan orang lain bisa menguras tenaga sehingga kamu mungkin jadi mudah lelah. Bukan hanya emosi negatif, perasaan positif yang berlebihan bisa membuat kamu lelah. Jadi, penting untuk meluangkan waktu untuk mengisi ulang energi.

Jika tidak dapat melepaskan diri dari emosi yang meluap-luap dan mengistirahatkan emosi, kemungkinan besar kamu akan mengalami kelelahan. Hal ini berdampak negatif pada kesejahteraan. Ini bukan hanya berlaku bagi introver. Emotional sponge juga bisa terjadi pada ekstrover sehingga kamu mungkin perlu lebih berhati-hati untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara menghabiskan waktu dengan orang lain dan memulihkan cadangan emosi.

3. Orang lain selalu menghubungi kamu saat memiliki masalah

pexels.com/Christina Morillo

Orang yang sensitif dan mudah berempati cenderung menjadi pendengar yang hebat. Karenanya, orang-orang di sekitarmu mungkin merasa terhibur dengan dukunganmu dan akan menghubungi kamu setiap kali mengalami kesulitan.

Kepedulian yang mendalam dapat membuat kamu sulit memberi tahu orang lain ketika kamu mencapai titik kewalahan. Padahal, menemukan keseimbangan adalah hal yang sangat penting. Tanpa adanya batasan, kebaikan dan kepekaan yang tidak terkendali dapat membuat kamu menjadi tempat penampungan emosi yang tidak bisa kamu tangani.

Selain itu, emotional sponge juga mungkin lebih rentan terhadap manipulasi atau perilaku beracun. Keinginan kamu yang sungguh-sungguh untuk membantu orang yang dalam kesulitan dapat membuat kamu tidak menyadari tanda-tanda toksisitas.

4. Merasa sulit untuk tidak peduli terhadap orang lain

unsplash.com/Trung Thanh

Kamu bukan hanya mendengar curahan hati seseorang, tapi juga selalu bisa merasakannya. Menyerap emosi orang lain begitu dalam dapat membuat kamu merasa ingin melakukan sesuatu untuk mereka, tapi ini tidak selalu memungkinkan. Hal ini bisa mengecewakan diri sendiri.

Peduli terhadap apa yang dialami orang lain bukanlah hal yang buruk, tetapi kepedulianmu pada kesulitan orang lain dapat menutupi kepedulianmu terhadap diri sendiri. Hal ini menyebabkan keletihan dan kelelahan emosional. Jadi, kadang penting untuk mengabaikan orang lain demi menghemat energi untuk diri sendiri.

5. Kamu bisa melihat perubahan halus pada orang yang tidak dilihat orang lain

unsplash.com/Product School

Seorang emotional sponge memiliki intuisi yang baik dan sering kali dapat menangkap perubahan kecil yang tidak dilihat orang lain. Karenanya, kadang kamu bisa tahu seseorang sedang mengalami suatu hal, bahkan sebelum ia memberi tahu kamu.

Tingginya kepekaan yang dimiliki oleh seorang emotional sponge memungkinkan mereka untuk bertindak dengan cepat. Ini kadang membuat mereka merasa bertanggung jawab untuk selalu membantu orang lain.

Memiliki empati tentu saja membuat kamu jadi orang yang baik. Namun, kamu tetap perlu melakukan praktik perawatan diri yang baik dan batasan yang sehat untuk membantu melindungi kamu dari emosi dan energi negatif, salah satunya dengan bantuan terapis untuk membantu kamu belajar mengembangkan batasan dan mengidentifikasi pendekatan perawatan diri yang bermanfaat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.