Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kindness (pexels.com/Ron Lach)

Intinya sih...

  • Berbuat baik bikin suasana hati jadi lebih positif. Jumlah uang yang digunakan tidak berpengaruh, kuncinya ada di niat untuk membahagiakan orang lain.

  • Kebaikan itu menular. Orang yang menerima bantuan cenderung membantu orang lain pula, menciptakan efek domino yang menyebar ke banyak orang.

  • Otak kamu “dihadiahi” saat berbuat baik. Saat berbuat baik, otak mengeluarkan reaksi positif di bagian sistem reward, sama seperti saat menerima kejutan menyenangkan.

Pernah gak kamu merasa senang setelah membantu orang lain, meskipun cuma hal kecil? Ternyata, perasaan itu bukan cuma ilusi, lho.

Dunia sains sudah membuktikan kalau berbuat baik punya efek nyata untuk kesehatan mental dan kualitas hidupmu. Bukan cuma bikin orang lain senang, kebaikan juga bisa menular ke orang di sekitar dan menciptakan efek domino positif.

Banyak psikolog dan peneliti saat ini mulai serius meneliti soal kebaikan. Bahkan setelah pandemi, banyak orang yang mulai sadar pentingnya jadi pribadi yang lebih peduli. Lewat berbagai riset dan eksperimen, ditemukan bukti bahwa kebaikan bukan cuma soal moral, tapi juga strategi hidup bahagia. Yuk, simak lima buktinya!

1. Berbuat baik bikin suasana hati jadi lebih positif

ilustrasi tersenyum bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebuah eksperimen di Vancouver membuktikan bahwa orang yang menggunakan uang untuk membantu orang lain justru merasa lebih bahagia dibanding yang menggunakannya untuk diri sendiri. Uniknya, jumlah uangnya gak berpengaruh, mau $5 atau $20, hasilnya tetap sama. Kuncinya ada di niat untuk membahagiakan orang lain.

Penelitian ini menunjukkan bahwa rasa senang yang muncul bukan karena barang yang dibeli, tapi karena tindakan memberi. Jadi, kalau kamu lagi bad mood, coba deh lakukan satu hal baik untuk orang lain. Efeknya bisa langsung kerasa, lho.

2. Kebaikan itu menular

ilustrasi volunteer (pexels.com/RDNE Stock project)

Pernah gak kamu lihat orang berbuat baik, lalu kamu ikut terdorong buat melakukan hal yang sama? Fenomena ini udah terbukti secara ilmiah. Dalam sebuah eksperimen, peserta yang menerima bantuan dari orang lain jadi lebih mau membantu dalam eksperimen berikutnya dibanding yang gak menerima bantuan.

Kebaikan menciptakan efek domino. Saat kamu membantu seseorang, besar kemungkinan mereka akan membantu orang lain juga. Efek ini bisa terus menyebar, bahkan ke orang-orang yang gak kamu kenal sekalipun.

3. Otak kamu “dihadiahi” saat berbuat baik

ilustrasi organ otak (vecteezy.com/sasirin pamai)

Saat kamu berbuat baik, otakmu mengeluarkan reaksi positif di bagian sistem reward, bagian yang sama aktif saat kamu makan makanan enak atau menerima kejutan menyenangkan. Jadi meskipun kebaikan bisa menguras tenaga, waktu, atau uang, otakmu justru merasa senang dan puas.

Ilmuwan dari University of Sussex mengungkap bahwa reaksi ini mungkin jadi alasan kenapa kita merasa “nagih” untuk terus berbuat baik. Artinya, kebaikan itu bisa jadi kebiasaan menyenangkan kalau kamu mulai melatihnya secara konsisten.

4. Berbuat baik bisa bantu atasi rasa cemas

ilustrasi kindness (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalau kamu sering merasa gugup saat berada di lingkungan sosial, coba deh mulai rutin melakukan tindakan kecil yang baik. Misalnya bantu mengerjakan tugas rumah, kasih pujian tulus ke teman, atau berdonasi ke tempat yang kamu peduli.

Dalam sebuah studi, mahasiswa dengan kecemasan sosial yang diminta melakukan aksi kebaikan selama beberapa minggu menunjukkan penurunan rasa cemas dan keinginan untuk menghindari interaksi sosial. Hal ini diduga karena mereka jadi punya ekspektasi yang lebih positif terhadap hubungan sosial.

5. Bahkan balita pun bisa paham konsep kebaikan

ilustrasi balita (pexels.com/DΛVΞ GΛRCIΛ)

Meski masih kecil dan belum bisa banyak bicara, ternyata balita sudah mampu menunjukkan perilaku baik. Dalam eksperimen, anak kecil merasa sama senangnya saat membantu peneliti (dengan memberikan jepitan baju) seperti saat menemukan mainan untuk dirinya sendiri.

Fakta ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk berbuat baik mungkin sudah tertanam sejak dini dalam diri manusia. Jadi, kebaikan itu bukan cuma hasil dari pendidikan atau lingkungan, tapi memang bagian dari sifat dasar kita sebagai manusia.

Kebaikan bukan cuma soal jadi orang baik hati. Dari berbagai eksperimen dan penelitian, jelas terlihat kalau tindakan kecil yang kamu lakukan untuk orang lain ternyata bisa berdampak besar bagi diri sendiri. Selain bikin mood jadi lebih positif, kebaikan juga bisa menyebar ke sekitar, bantu kamu keluar dari rasa cemas, dan bahkan memperkuat hubungan sosial.

Gak perlu nunggu momen besar atau jadi orang penting dulu untuk mulai berbuat baik. Hal-hal sederhana yang kamu lakukan hari ini bisa jadi awal dari perubahan besar: untuk dirimu, dan untuk orang-orang di sekelilingmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team