5 Buku Rekomendasi Pesepak Bola Hector Bellerin

- Pedro Páramo (Juan Rulfo) - novel terlaris Juan Rulfo dengan teknik narasi unik.
- Bad Habit (Alana Portero) - kisah seorang transpuan di Madrid pada 1980—1990-an.
- Little Eyes (Samanta Schweblin) - novel tentang penemuan robot yang bisa diprogram untuk menyerupai binatang tertentu.
Buku bukan hanya buat akademia dan pelajar. Sudah banyak selebritas (musisi dan aktor) yang mengamini benefit membaca untuk karier dan kehidupan personal mereka. Kali ini giliran Hector Bellerin, pesepak bola asal Spanyol, yang ikut tertarik mempromosikan kebiasaan membaca.
Ia ternyata mengunggah potret buku-buku yang selesai ia baca. Menarik, nih, sebab meski bukan satu-satunya atlet yang hobi baca, kegemarannya berbagi rekomendasi mungkin bisa menarik minat penggemarnya, bahkan penikmat olahraga secara umum.
Apa saja, sih, buku-buku yang direkomendasikan Bellerin? Ini beberapa judul yang bisa kamu buru atau jadikan referensi. Didominasi sastra Spanyol dan Amerika Latin, siap-siap bertualang!
1. Pedro Páramo (Juan Rulfo)

Pedro Paramo adalah salah satu novel terlaris Juan Rulfo yang teknik narasinya unik. Ia ditulis dengan kata ganti pertama dan mengikuti perspektif Juan Preciado, pria yang berjanji kepada ibunya yang sekarat untuk pergi menemui ayahnya yang tinggal di kota bernama Comala. Ketika sampai di kota itu, Juan tak menemukan tanda-tanda kehidupan. Saat ia mencoba mengulik soal ayahnya, novel pun berganti menggunakan kata ganti orang ketiga dan memakai sudut pandang Pedro Paramo, sang ayah yang pernah hidup sebelum Comala ditinggalkan penduduknya.
2. Bad Habit (Alana Portero)

Keluarlah dari zona nyaman bersama buku rekomendasi Hector Bellerin lain berjudul Bad Habit karya Alana Portero. Sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, novel ini mengikuti kisah seorang transpuan yang hidup di Madrid pada 1980—1990-an. Datang dari kelas pekerja, kisahnya jadi berlapis dan penuh irisan isu-isu ekonomi serta politik. Dua Lipa juga pernah memilih buku ini jadi bahan diskusi di klub buku miliknya, Service95.
3. Little Eyes (Samanta Schweblin)

Kentukis atau yang dalam versi bahasa Inggris diterbitkan dengan judul Little Eyes adalah karya kesekian novelis Argentina, Samanta Schweblin. Premisnya cukup sederhana, yakni penemuan sebuah robot yang bisa diprogram untuk menyerupai binatang tertentu. Ia didesain untuk bisa jadi pengganti binatang peliharaan. Di balik itu, ada orang yang diperkerjakan untuk mengendalikan robot tersebut di balik layar. Ini menciptakan relasi yang unik, pemilik robot punya hak untuk meminta robot tersebut melakukan sesuatu untuknya, di sisi lain pekerja yang mengendalikannya punya akses terhadap hidup si pemilik lewat perangkat kamera dan audio yang melekat pada produk tersebut.
4. Gypsy Ballads (Federico Garcia Lorca)

Dari novel fiksi spekulatif, Bellerin lanjut membaca buku antologi puisi milik penulis Spanyol, Federico Garcia Lorca yang berjudul Romancero gitano atau Gypsy Ballads. Puisi-puisi itu ditulisnya pada 1920-an dan sesuai judulnya 18 puisi itu berkutat pada kehidupan orang-orang Romani (etnik minoritas yang banyak ditemukan di Eropa Selatan dan sering dipanggil dengan sebutan gypsy). Ia terinspirasi pengamatannya sendiri sebagai warga lokal region Andalusia.
5. The Vegetarian (Han Kang)

Tak terbatas pada sastra Amerika Latin dan Spanyol, Bellerin juga berkelana jauh ke Korea Selatan lewat novelnya Han Kang yang berjudul The Vegetarian. Novel laris dari penulis pemenang Nobel Sastra itu berfokus pada Yeong Hye, perempuan yang menolak makan produk hewani sejak dihantui mimpi buruk hampir tiap malam. Keputusannya mengubah hubungannya dengan orang-orang terdekatnya, terutama sang suami, ipar, dan saudara kandungnya. Novel ini pendek, tetapi cukup kuat dari segi plot dan tidak ditulis untuk yang berhati lembut.
Dilansir Guardian, Hector Bellerin baru menekuni hobi membaca pada 2020, tepatnya saat COVID-19. Sebelumnya, ia hanya membaca buku-buku nonfiksi, tetapi sejak pandemi, ia kepincut dengan karya-karya fiksi. Jadi, tak ada kata terlambat buatmu untuk memulainya sekarang. Siapa tahu seperti Hector Bellerin, membaca buku bisa mengubah perspektifmu selamanya.