Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Buku Self-Improvement Asal Korea Selatan yang Inspiratif

ilustrasi orang memegang tumpukan buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Buku Tteokpokki mengisahkan perjuangan penulis melawan distimia dan harapannya untuk membantu pembaca yang mengalami kesulitan serupa.
  • How to Respect My Self membahas cara menghargai diri sendiri, cocok untuk mereka yang merasa rendah diri atau terjebak dalam depresi.
  • Buku Terima Kasih Sudah Mengatakannya mengajarkan cara berkomunikasi dengan baik dan menyakiti hatimu tanpa membalas dengan kata-kata kasar.

Jika kamu sedang mencari referensi bacaan self-improvement karya penulis Korea Selatan, buku-buku di bawah ini bisa menjadi pilihan yang tepat untukmu. Selain mentransferkan semangat dan energi positif, buku-buku ini akan mengajakmu untuk melakukan refleksi diri.

Banyak buku self-improvement asal Korea Selatan yang membahas isu kesehatan mental, mengajak pembacanya untuk lebih peduli dengan mental health. Topik-topik seperti self-love dan cara berkomunikasi yang baik juga dibahas secara mendalam. Wawasan yang diberikan sangat inspiratif dan bermanfaat untuk pengembangan diri. 

Berikut adalah buku self-improvement asal Korea Selatan yang sangat menarik untuk kamu baca.

1. I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee

I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se-hee (goodreads.com)

Judul buku ini terdengar menarik, bukan? Namun, apa sebenarnya maksudnya? Apakah buku ini membahas tteokpokki? Tentu saja tidak. Lalu, kenapa judulnya menyebutkan tteokpokki? Keterkaitannya bisa kamu simpulkan sendiri setelah membacanya.

Sebenarnya, buku ini adalah catatan pengobatan dari penulisnya, Baek Se Hee, saat berjuang melawan distimia (depresi ringan yang berkepanjangan). Melalui buku ini, kamu akan melihat gambaran kehidupan dari seseorang dengan distimia, perasaan yang mereka rasakan, serta penyebab yang mendasari perasaan tersebut muncul secara detail.

Baek Se Hee menulis buku ini dengan harapan bisa menggenggam tangan orang-orang yang sedang menghadapi kesulitan serupa, agar mereka tidak merasa sendirian, dan mengajak mereka untuk berjuang menuju kehidupan yang lebih sehat. Buku ini juga memberi kesempatan bagi siapa pun untuk belajar memahami perasaan orang yang sedang berjuang dengan depresi.

2. I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki 2 karya Baek Se Hee

I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki 2 karya Baek Se-hee (goodreads.com)

Proses sembuh dari depresi tentu tidak mudah, dibutuhkan perjuangan dan perjalanan yang melelahkan. Namun, meskipun sering dihantui perasaan untuk menyerah, Baek Se Hee tetap memilih untuk berjuang demi kehidupan yang lebih baik. Kisah perjuangannya untuk terus melawan distimia diabadikan dalam buku ini.

Baek Se Hee menegaskan bahwa bukunya bukanlah panduan untuk mengatasi depresi secara sempurna. Namun, buku ini bisa menjadi cermin bagi pembacanya untuk mengenali luka dan kegelapan yang mungkin belum disadari. Di buku ini, kamu akan melihat bagaimana kondisinya sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. 

Tentu saja, perubahan ini tidak terjadi secara instan. Ada banyak proses yang harus dilalui untuk sampai pada titik tersebut. Melalui buku ini, ia ingin berbagi semangat dan harapan, serta bertekad menggenggam lebih banyak tangan orang yang sedang terpuruk, agar bisa bangkit bersamanya.

3. How to Respect My Self karya Yoon Hong Gyun

How To Respect Myself karya Yoon Hong-gyun (goodreads.com)

Seringkali, seseorang lebih fokus memikirkan bagaimana caranya untuk menghargai orang lain, daripada bagaimana caranya menghargai diri sendiri. Padahal, untuk bisa menghargai orang lain dengan baik, kamu harus mulai dengan menghargai dirimu sendiri, kan?

How to Respect My Self, karya Yoon Hong Gyun, seorang dokter kejiwaan asal Korea Selatan, akan mengajarimu seni untuk menghargai diri sendiri. Buku ini membahas berbagai aspek penting berkaitan dengan kepercayaan diri, dan yang menarik, dilengkapi dengan latihan yang bisa membantumu meningkatkan rasa percaya diri. 

Buku ini bisa menjadi jawaban yang kamu cari jika kamu sering merasa rendah diri, bergumul dengan rasa benci terhadap diri sendiri, atau terjebak dalam depresi dan kecemasan. Buku ini sangat cocok untukmu yang tengah mengalami krisis harga diri dan ingin mengetahui cara membangun kembali kepercayaan diri.

4. Terima Kasih Sudah Mengatakannya karya Kim Yu-jin

Terima Kasih Sudah Mengatakannya karya Kim Yu-jin (goodreads.com)

Kata-kata adalah jembatan yang menghubungkan manusia dengan manusia lainnya, memainkan peran vital dalam proses komunikasi dan penyampaian pesan. Penggunaan kata-kata yang baik dapat membuat pesan tersampaikan dengan jelas, dan perasaan seseorang pun dapat diekspresikan dengan lebih mudah. 

Menurut Kim Yu-jin, penulis buku Terima Kasih Sudah Mengatakannya, mengucapkan kata-kata penuh kebaikan setiap hari bisa menjadikanmu orang yang lebih kuat. Ia percaya bahwa jika kamu terbiasa mengucapkan kata-kata yang baik, kata-kata tersebut akan menjaga hati, perasaan, serta ketulusanmu. 

Melalui buku ini, Kim Yu-jin akan mengajarimu berbagai cara berkomunikasi dengan baik, sekaligus mengajakmu untuk berefleksi dan mencari tahu kata-kata apa yang bisa menyakiti hatimu. Buku ini juga mengajarkan bagaimana cara menghadapi perkataan yang menyakitkan tanpa perlu membalasnya dengan kata-kata kasar.

Adakah di antara keempat buku di atas yang menarik perhatianmu? Masing-masing menawarkan insight yang inspiratif dan bisa menjadi referensi bacaan yang layak kamu coba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us