Aisyah Katherine: Temukan Passion Sedini Mungkin, Maka Kamu Tahu Siapa Dirimu!

Berbeda dengan model-model cilik lainnya, Aisyah ternyata tak pernah mencecap sekolah modeling. Layaknya anak-anak pada umumnya, kehidupannya normal, tak banyak dituntut ikut ini dan itu. Tapi bakat alami mengantarkan Aisyah menjadi peraga cilik tersohor.

Pawakannya memang mencerminkan rupa seorang peraga. Tak banyak diinstruksi, saat melihat kamera, ia langsung berlenggok memainkan badan, memasang ekspresi beragam. Tubuhnya dengan luwes memapakkan diri di depan lensa.

Wahyu Handayani, ibu dari gadis berwajah campuran Indonesia-New Zealand ini mengaku tak pernah memasukkan Aisyah ke sekolah model. Bakat itu secara alami muncul dalam dirinya. Dan ia tak mau mengekang Aisyah dengan sekolah modeling yang justru bisa menyunat hak bermain bersama rekan-rekan sebayanya.

Selain itu, ibunya takut memasukkan Aisyah ke sekolah model akan membuat dia dewasa sebelum waktunya. Pergaulan yang terbentuk dari lingkungannya pun disangsikan.

Sejak usia tiga tahun, Aisyah telah mengikuti beragam kompetisi modeling. Sejumlah piala pun berhasil dikantongi. Tak heran, tawaran terus menghampiri. Lama-lama, job yang disodorkan kepada gadis kecil itu tak main-main. Perusahaan retail pun menawarinya job yang lumayan.

Aisyah, yang kala itu belum genap tujuh tahun, sudah dihadapkan dengan pekerjaan serius layaknya orang dewasa. Namun ada treatment khusus yang dilakukan sang ibu agar si anak tak berorientasi pada pekerjaan, apalagi uang.

Dengan segenap pengertian yang diberikan, Aisyah pelan-pelan diberi tahu bahwa job bukan sekadar kegiatan untuk mendapatkan uang, tapi jalan untuk menyalurkan bakat. Karena itu, Aisyah berhak memilih mana job yang akan dia ambil. Dengan begitu, ia akan gembira menjalani profesinya sebagai model cilik.

Pemotretan dilakukan dengan enjoy. Itulah yang ditekankan ibu Aisyah kepada semua pihak agar anaknya tak bosan atau kesal saat sesi pemotretan. Untuk itu, dia tak ingin terlalu memaksa anaknya. Kalau di sela pemotretan si anak ingin bermain, si ibu dengan leluasa membiarkannya.

Namun, yang terjadi selama ini, Aisyah justru berlaku profesional. Ia ibaratnya seperti pemain lama yang tahu kapan harus serius kapan harus bermain-main. Meski melelahkan, ia tetap menjalani pekerjaannya dengan sukacita.

Bahkan, untuk pemotretan tertentu, ia harus ganti baju berpuluh-puluh kali. Kalau dihitung bisa sampai 35 kali. Kelihatannya melelahkan. Tapi tidak dengan Aisyah. Ia enteng saja gonta-ganti kostum dan bergaya mulai pagi hingga sore.

“Dia enjoy karena itu memang dunianya”, tutur sang ibu.

Sosok Aisyah kini menjadi teladan bagi anak-anak seusianya. Kehadirannya mematahkan anggapan miring tentang model-model cilik, dengan kebiasaan pergaulan dan lingkungan yang cukup mengkhawatirkan.

Aisyah adalah prototipe model cilik yang berprestasi dan berpotensi mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Percayalah, kamu juga salah satu wanita hebat versi dirimu sendiri. Namun kamu sering tak menyadarinya. Setiap wanita istimewa dan berdaya. Saatnya kamu angkat bicara dan ceritakan kisah inspiratifmu pada dunia. Upload fotomu dan bagikan ceritamu di media sosial ya. Jangan lupa gunakan hashtag #AkuWanitaHebat.