5 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri saat Realita Tak Sesuai Idealisme

11 Okt 2023, 18:11 WIB

ilustrasi pria sedang berpikir (unsplash.com/Ben Tofan)

Menjadi pribadi dengan idealisme yang tinggi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Di satu sisi, keyakinan yang teguh dapat menghindarimu dari hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai yang kamu pegang. Tapi di sisi lain, terlalu idealis juga dapat merugikan diri sendiri karena terlalu kaku dan cenderung perfeksionis. Terlebih saat ada hal yang berjalan tidak sesuai dengan keyakinan si idealis.

Biasanya, akan sulit bagi si idealis untuk berdamai dengan diri sendiri. Nah, jika kamu termasuk si idealis, berikut adalah lima cara yang dapat kamu lakukan saat realita tak sesuai dengan idealismemu. Yuk simak.

1. Kurangi sifat perfeksionis

ilustrasi perempuan marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memiliki keyakinan yang kuat akan suatu hal cenderung membuatmu jadi lebih perfeksionis. Tak dapat dipungkiri, inilah sifat yang sering melekat dalam diri si idealis. Dengan pemahamannya yang sedemikian rupa, ia cenderung menginginkan hasil yang sempurna. Padahal, dalam hidup tak ada yang sempurna.

Oleh karena itu untuk mengurangi rasa kecewa saat sesuatu berjalan tak sesuai dengan idealismemu, maka kamu perlu menurunkan ego dan melatih diri agar tak selalu perfeksionis. Cobalah untuk menerima setiap kekurangan yang ada, yang tak sesuai dengan idealismemu.

Tanamkan dalam diri untuk senantiasa menghargai proses yang sedang berjalan, memaafkan kesalahan orang lain, ataupun diri sendiri serta menghargai keputusan orang lain.

2. Tingkatkan wawasan, lihat masalah dari berbagai sudut pandang

ilustrasi wanita memegang buku (unsplash.com/Umar ben)

Sering kali idealismemu jadi merugikan diri sendiri justru karena kurangnya ilmu yang kamu miliki. Untuk itu, cobalah terapkan konsep growth mindset. Terus belajar, menambah wawasan, dan pengalaman. Hal ini bisa jadi sangat berguna agar saat realita tak sejalan dengan idealismemu, kamu jadi lebih mudah untuk move on.

Dengan wawasan yang luas, kamu akan lebih mudah untuk berempati serta melihat suatu masalah dari berbagai angle alias sudut pandang yang berbeda. Dengan begitu kamu juga akan menjadi lebih bijak dalam menghadapi perbedaan dengan orang lain, yang terkait dengan idealismemu.

3. Yakini bahwa yang terjadi ialah takdir terbaik

ilustrasi pria menatap langit (unsplash.com/Matese Fields)

Memaksakan kehendak agar segalanya berjalan sesuai dengan idealismemu adalah suatu hal yang mustahil. Sebab sekuat apapun kamu berusaha, tetap ada kuasa Tuhan di atas segalanya.

Agar kamu tetap tegar menghadapi realita yang tak sesuai dengan idealismemu, maka yakinilah bahwa setiap apapun yang terjadi merupakan takdir terbaik yang Tuhan berikan untukmu. Dengan begitu, hati akan jadi lebih lega dan mudah untuk berdamai dengan diri sendiri.

4. Tetap optimis dan syukuri apa yang ada

ilustrasi wanita tersenyum (unsplash.com/Luisa Denu)

Idealisme sejatinya memang perlu kamu pertahankan untuk hal-hal penting dalam hidupmu. Namun saat sesuatu mulai tak sesuai dengan idealismemu, tetaplah optimis dan syukuri apa yang ada. Ada kalanya kamu perlu mempertahankan idealismemu dan ada kalanya pula untuk merelakan segala sesuatu terjadi tak sesuai dengan inginmu.

5. Belajar untuk beradaptasi dan menghargai pendapat orang lain

ilustrasi tangan dua sahabat (unsplash.com/Markus Spiske)

Setinggi apapun cita-citamu, sekuat apapun idealisme yang kamu pegang, jangan lupa untuk terus belajar. Terutama, belajar beradaptasi di tengah zaman yang serba cepat dan canggih. Bukan berarti kamu harus menurunkan standar atau mengubah kepercayaan yang kamu anut, melainkan belajarlah untuk terus beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Tingkatkan kontrol atas diri sendiri agar dapat beradaptasi dengan orang-orang dan lingkungan sekitar. Jangan lupa hargai setiap pendapat orang lain sebagaimana kamu ingin idealismemu juga dihargai oleh orang lain.

Menjadi idealis memang terkadang melelahkan diri sendiri. Namun bukan berarti kamu harus melepaskan idealismemu. Yang perlu kamu lakukan ialah mengendalikannya agar kamu tidak terjebak oleh pikiranmu sendiri. Teruslah belajar dan kembangkan diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.