Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Engin Akyurt)

Isu kesehatan mental yang makin menjadi perhatian generasi milenial dan Z mesti diikuti dengan kesadaran dalam diri setiap individu. Bahwa untuk menciptakan jiwa yang sehat, baik faktor internal maupun eksternal sama pentingnya. Lingkungan yang suportif serta positif tentu dibutuhkan agar kamu merasa nyaman serta tidak terlalu tertekan.

Akan tetapi, peranmu sendiri juga tak bisa dikecilkan. Sama seperti jika kamu ingin tubuh yang sehat. Dirimu tidak hanya membutuhkan peran dokter dan lingkungan yang minim polusi. Kamu pun harus disiplin dalam menjaga gaya hidup sehat yang meliputi pola istirahat, konsumsi, dan olahraga.

Demikian pula untuk mewujudkan kesehatan mental. Di tengah berbagai masalah dalam hidup, apa yang dikatakan terhadap diri sendiri amat menentukan tindakanmu kemudian. Kamu dapat bersemangat membangun hidup atau justru menghancurkannya sampai melakukan bunuh diri dipengaruhi oleh cara berpikirmu. Demi kesehatan mental terjaga, hindari cara berpikir seperti di bawah ini.

1. "Semua orang bahagia, kecuali aku."

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Angelica Reyn)

Apakah semua orang di luar sana benar-benar bahagia? Bagaimana caramu memastikannya? Pembawaan mereka yang ceria dan gak pernah terdengar menceritakan kesusahannya bukan ukuran pasti kebahagiaan. Tidak ada kebahagiaan yang sempurna di dunia ini.

Orang-orang yang terlihat selalu tertawa dan wajahnya berseri-seri boleh jadi juga punya banyak masalah. Mereka sama sepertimu. Perbedaan kalian hanyalah mereka lebih fokus pada hal-hal yang membuat bahagia selagi kamu terpaku pada kesedihan. Mereka berusaha memanfaatkan setiap kesempatan sekecil apa pun buat menikmati kegembiraan.

Dengan begitu, mereka memperoleh energi baru yang menguatkannya dalam menghadapi berbagai persoalan. Di samping itu, mereka menceritakan masalahnya hanya pada orang-orang tertentu. Jika kebetulan dirimu tak termasuk teman curhatnya, tentu kamu menjadi gak tahu masalah hidupnya yang sesungguhnya.

2. "Aku tidak cukup berhasil dalam apa pun."

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Иван Лемехов)

Mungkin kamu sering mengalami kegagalan sehingga menyimpulkan seperti ini. Namun, siapa sih orang yang gak pernah gagal dalam hidup ini? Tak kurang-kurang kisah kegagalan di dunia ini kalau kamu mau lebih mendengarkan orang lain. Ada orang yang gagal dalam pendidikannya sendiri karena terkendala biaya.

Akan tetapi, ia sukses membesarkan anak-anaknya sehingga mereka bersekolah jauh lebih tinggi daripada orangtuanya. Ada pula orang yang sukses besar dalam pekerjaan, tetapi keluarganya hancur. Pastinya, juga ada banyak orang yang setiap hari masih berjuang di bawah bayang-bayang kegagalan untuk kesekian kalinya.

Lagi pula, gagal dan sukses tidak semata-mata ditentukan oleh hasil akhir. Namun juga proses yang sudah dilalui. Dirimu gak bisa dibilang sama sekali belum sukses kalau telah memberanikan diri mencoba sesuatu. Bahkan kamu ditempa melalui proses itu. Gagal di akhir tidak lantas membuat seluruh proses yang dijalani sia-sia.

Dirimu sudah belajar banyak. Hanya soal waktu untukmu mencapai keberhasilan yang lebih besar asalkan kamu tidak menyerah. Bahkan bila posisimu dalam pekerjaan stagnan, dirimu juga gak gagal. Kamu berhasil mempertahankan diri di posisi itu dan menjadi makin ahli dari waktu ke waktu dalam menangani berbagai tugas. Perasaan tidak cukup berhasil dalam hal apa pun muncul jika kamu terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain.

3. "Tidak ada harapan lagi."

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Harapan bukan sesuatu yang langka atau seperti tanaman yang hanya tumbuh di suatu tempat. Harapan ada sejauh mata memandang jika kamu mau menumbuhkannya. Harapan sepenuhnya dalam kekuasaanmu. Saat semua orang berkata tidak mungkin untukmu mencapai sesuatu, dirimu boleh-boleh saja berharap hal yang berlawanan.

Ada dua perkara yang tidak bisa direnggut siapa pun dari dirimu yaitu impian serta harapan. Maka saat kamu mengatakan pada diri bahwa harapan tak lagi tersisa, ini lebih menandakan keenggananmu buat menumbuhkan harapan baru. Harapan lama mungkin memang telah kandas. 

Akan tetapi, harapan baru tidak terbatas. Penuhi pikiranmu dengan harapan supaya pesimisme tergantikan oleh optimisme. Selama kamu mengimbangi harapan dengan kerja keras serta doa, itu bukan sekadar angan-angan kosong. Hidupkan dan wujudkan harapanmu.

4. "Orang-orang sepertinya tidak menyukaiku."

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Jika kamu ingin lebih disukai orang, cek hal-hal yang mungkin membuat mereka selama ini kurang nyaman denganmu. Boleh jadi perkataan dan tulisanmu dalam chat kerap menyakiti hati mereka. Dirimu tidak bisa membedakan tegas dengan galak dan sinis. Mungkin juga kamu terlalu menarik diri dari orang-orang.

Kalau kamu mau memperbaiki diri tentu orang-orang dengan sendirinya mendekatimu. Akan tetapi, jangan pula tergesa-gesa menyimpulkan perasaan orang lain padamu karena bisa salah. Hanya lantaran mereka sibuk dan gak bisa mengobrol lama denganmu, bukan berarti mereka membencimu.

Begitu pula saat ada teman yang menolak ajakanmu atau makanan pemberianmu. Dengarkan baik-baik alasannya dan tidak perlu berburuk sangka dengan tak memercayai ucapannya. Ia menolak makananmu bisa karena harus berpantang bahan utamanya.

Atau, dia sedang berpuasa dan makanannya akan basi di waktu berbuka. Lebih baik makanan itu dinikmati oleh orang lain saja agar tidak mubazir. Tentang ajakanmu pergi, kalau dia lagi ada acara lain atau memang tipe anak rumahan wajar bila menolaknya. Jangan terlalu gampang baper hingga kamu merasa tidak diharapkan oleh siapa pun.

5. "Tidak ada yang bisa disyukuri dalam hidupku."

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Valeriia Miller)

Hidupmu tidak mungkin seburuk itu kalau untuk bernapas saja kamu gak perlu membeli tabung oksigen. Kamu dapat buang air kecil dan besar secara normal. Dirimu masih bisa menggerakkan seluruh anggota tubuh. Bahkan makan pun masih terasa enak meski kadang kamu kurang berselera. 

Usia dan kesehatan sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasanmu bersyukur. Dengan dua hal itu, kamu dapat bekerja buat memperoleh bentuk rezeki yang lainnya yaitu uang. Bahwa di luar tubuh yang sehat ada sejumlah persoalan, ini merupakan hal wajar. Semua orang mengalaminya. 

Kamu bisa membuat daftar hal-hal yang patut disyukuri dalam hidupmu untuk memperjelasnya. Tuliskan setiap hal positif dalam hidupmu baik yang diperoleh dengan kerja keras maupun cuma-cuma. Contoh, hasil kerja keras yang wajib disyukuri ialah gaji meski belum besar. Sedangkan anugerah yang didapatkan tanpa dirimu melakukan usaha apa pun, misalnya nyawa dan keluarga yang cukup menyayangimu.

Jangan terlalu pasif dalam hidup dengan menunggu ajakan orang lain melakukan sesuatu. Miliki banyak gagasan positif yang bisa berdampak luas. Semarakkan hidupmu dengan aksi-aksi yang berorientasi pada perubahan ke arah yang lebih baik. Hidupmu pasti berguna kalau kamu memakai setiap waktu dan energimu dengan optimal.

Menjaga kesehatan mental diri sendiri amat penting. Kesadaran untuk menghapus pemikiran negatif seperti di atas akan membuat jiwamu lebih kuat. Ujian hidup bakal selalu ada seperti faktor eksternal yang bisa memengaruhi kesehatan fisikmu. Akan tetapi dengan adanya pertahanan yang bagus dari dalam diri, mentalmu akan tetap tangguh dalam menghadapinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team