Menerima diri sendiri itu penting, tapi bukan berarti kamu harus selalu merasa “baik-baik saja” sepanjang waktu. Kadang, kita terlalu memaksakan diri untuk tetap positif meski sedang tidak baik-baik saja. Padahal, hidup itu penuh warna, ada sedih, marah, kecewa, dan itu semua valid untuk dirasakan. Yang terpenting adalah bagaimana kamu jujur terhadap diri sendiri, bukan menutupi perasaan dengan senyum palsu.
Self-love yang sehat bukan berarti kamu harus suka dengan semua hal tentang dirimu setiap saat. Menerima diri itu proses yang panjang, dan kamu boleh merasa tidak suka terhadap beberapa bagian dari dirimu—itu wajar. Tapi jangan biarkan rasa itu berubah jadi benci yang merusak. Yuk, pelan-pelan belajar menerima diri tanpa terjebak dalam jebakan “toxic positivity”.