Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Orang Membaca Kesedihanmu, Meski Kamu Bilang Gak Ada Apa-apa

ilustrasi mengobrol dengan teman (pexels.com/edmond-dantes)
ilustrasi mengobrol dengan teman (pexels.com/edmond-dantes)

Tak seperti anak-anak yang dengan kepolosannya lebih mudah untuk menceritakan kesedihan mereka, orang dewasa biasanya lebih jaim. Alasan lain untuk mereka menutupi masalah adalah cuma karena tak ingin bertambah sedih saat membahasnya.

Kamu juga sering begitu? Memang tak ada aturan untuk kamu harus menceritakan kesedihanmu pada orang lain. Namun yang jelas, orang-orang di sekitarmu tak lantas bisa dibohongi, lho.

Apalagi orang-orang terdekat seperti sahabat dan keluarga. Dari 6 indikator di bawah ini saja, mereka mampu memastikan kamu sebenarnya sedang ada masalah.

1. Mencermati unggahan-unggahanmu di media sosial

ilustrasi membuka medsos (pexels.com/anete-lusina)
ilustrasi membuka medsos (pexels.com/anete-lusina)

Media sosial memang bisa menjadi seperti akuarium, tempat orang dapat melihat dengan jelas siapa kamu dan apa yang sedang terjadi padamu. Terlebih bila kamu sangat aktif bermedia sosial.

Saking aktifnya, kamu lebih sering curhat di media sosial daripada curhat pada teman atau saudara yang setiap hari kamu temui. Segala perasaanmu, baik senang maupun sedih, bakal dengan mudah diketahui oleh orang lain dari unggahan-unggahanmu. 

2. Biasanya kamu cerewet, kok jadi pendiam?

ilustrasi mengobrol (pexels.com/gabby-k)
ilustrasi mengobrol (pexels.com/gabby-k)

Inilah sebabnya lebih sulit untuk membaca kesedihan seseorang yang memang bersifat pendiam ketimbang yang banyak bicara. Sifat asli seperti itu gak mudah diubah.

Jadi, kalau kamu biasanya banyak omong lalu tiba-tiba irit bicara, sesuatu yang besar pasti telah terjadi. Bisa dipastikan juga, itu bukan sesuatu yang membahagiakan. Jika kabar baik, sudah tentu kamu bakal lebih cerewet dan terus membicarakannya.

3. Raut murungmu atau justru keceriaanmu yang berlebihan

ilustrasi keceriaan (pexels.com/ketut-subiyanto)
ilustrasi keceriaan (pexels.com/ketut-subiyanto)

Raut murung memang selalu dihubungkan dengan kesedihan. Namun ternyata, orang lain juga dapat meraba kesedihanmu bila kamu menunjukkan keceriaan yang berlebihan.

Disebut berlebihan karena biasanya sebahagia apa pun dirimu, kamu juga gak tampil seceria itu. Kali ini, orang-orang terdekatmu sampai bertanya, "Kamu habis makan apa, sih?"

Bukannya penasaran ada kabar bahagia apa, mereka justru seketika tahu kamu hanya berusaha menutupi kesedihanmu atau kamu berharap dengan tampil seceria mungkin, kesedihanmu otomatis menguap.

4. Kamu menyendiri terus

ilustrasi persahabatan (pexels.com/allan-mas)
ilustrasi persahabatan (pexels.com/allan-mas)

Sama seperti kalau kamu pendiam, tanda ini juga menjadi sulit dibaca oleh orang lain jika kamu memang orang yang introver.

Namun, apabila kamu ekstrover dan selalu bersama teman-teman, penarikan dirimu dari mereka langsung terlihat mencolok. Teman-temanmu sampai harus mengejarmu atau cuma bisa mengirim pesan buat bertanya apakah kamu baik-baik saja.

5. Kamu yang terbiasa hidup hemat dan sederhana mendadak kalap berbelanja

ilustrasi berbelanja (pexels.com/sam-lion)
ilustrasi berbelanja (pexels.com/sam-lion)

Bisa saja kamu berbelanja banyak karena baru ada rezeki nomplok. Mungkin juga sedang ada kebutuhan, seperti kamu harus bertugas ke luar kota berhari-hari sehingga perlu membawa banyak pakaian.

Jika kedua hal tersebut tidak terjadi, orang-orang pasti mencium aroma ketidakberesan. Apalagi kamu terkenal sebagai pribadi yang hemat dan gak suka berbelanja. Tak diragukan lagi, ini cuma ajang pelarianmu dari emosi negatif, kan?

6. Konsentrasimu menurun dalam hal apa pun

ilustrasi sahabat (pexels.com/keira-burton)
ilustrasi sahabat (pexels.com/keira-burton)

Jangankan menyelesaikan tugas-tugas kuliah atau pekerjaan. Kamu diajak bicara saja sering seperti tidak mendengarkan. Kamu melamun terus!

Sampai-sampai, lawan bicaramu harus mengagetkanmu atau mengulangi perkataannya. Sebab perhatianmu tersedot oleh masalah yang menimbulkan kesedihan.

Sekarang gak kaget lagi, kan bila seseorang tiba-tiba bertanya tentang kegelisahan yang sedang kamu tutupi. Bukan dia adalah orang yang terlalu sakti, melainkan kesedihan memang tak selalu dapat ditutupi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us

Latest in Life

See More

10 Koleksi Ghea di PIFW 2025, Kental akan Nuansa Cowboy dan Boho

11 Okt 2025, 02:03 WIBLife