Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Ciri Investasi Bodong yang Sering Menipu Anak Muda, Awas Terjebak!

Ilustrasi sedang serius (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Janji keuntungan besar dalam waktu singkat adalah tanda investasi bodong yang sering menipu anak muda.
  • Investasi bodong tidak terdaftar di OJK atau lembaga resmi dan sering menggunakan sistem multi-level atau rekrut orang baru.
  • Investasi bodong tidak jelas produk atau bisnis yang dijalankan, sehingga penting untuk memahami sistemnya, legalitasnya, dan risikonya sebelum berinvestasi.

Di era digital seperti sekarang, makin banyak anak muda yang mulai melek finansial. Mereka gak cuma mikirin kerja dan gaji, tapi juga mulai tertarik buat investasi demi masa depan. Namun sayangnya, semangat ini kadang dimanfaatkan oleh oknum gak bertanggung jawab yang menawarkan investasi bodong berkedok cuan instan. Penampilannya meyakinkan, bahasanya rapi, bahkan kadang pakai influencer untuk promosi. Padahal, semuanya cuma jebakan.

Investasi bodong itu ibarat jebakan manis. Awalnya dikasih iming-iming keuntungan cepat dan tanpa risiko, tapi begitu uang udah ditransfer, penipunya langsung kabur atau bikin sistem yang akhirnya merugikan kamu. Supaya kamu gak jadi korban berikutnya, yuk kenali empat tanda investasi bodong yang sering banget menjebak anak muda!

1. Janji keuntungan besar dalam waktu singkat

ilustrasi uang yang banyak (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi uang yang banyak (pexels.com/Kaboompics.com)

Siapa sih yang gak tergoda kalau dijanjikan untung 30% hanya dalam seminggu? Tapi justru itu yang jadi red flag paling besar. Investasi yang benar, gak pernah menjanjikan cuan cepat dan pasti, karena semua jenis investasi pasti ada risiko. Kalau ada yang menawarkan padamu keuntungan yang terlalu bagus, hampir bisa dipastikan itu adalah penipuan!

Biasanya mereka akan memberikan contoh testimoni orang lain yang katanya sudah mendapatkan untung besar. Tapi ingat, testimoni bisa dimanipulasi. Dan kalau kamu tanya lebih detail soal risiko atau sistem bisnisnya, jawabannya seringkali ngambang atau berputar-putar. Jadi, daripada terjebak janji manis, lebih baik belajar dulu soal instrumen investasi yang aman dan legal.

2. Tidak terdaftar di OJK atau lembaga resmi

ilustrasi membuka website (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi membuka website (pexels.com/cottonbro studio)

Satu hal paling penting yang sering diabaikan: cek dulu legalitasnya. Semua lembaga keuangan yang resmi pasti terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kalau ternyata perusahaan investasi itu gak ada di daftar OJK, kamu wajib curiga. Apalagi kalau mereka menghindar atau gak mau transparan soal izin usahanya.

Investasi bodong sering banget pakai nama yang keren dan logo yang terlihat profesional. Tapi saat dicek, gak ada kejelasan soal badan hukum atau legalitasnya. Mereka biasanya main di bawah radar, promosi lewat grup WhatsApp, Telegram, atau bahkan DM di Instagram. Jadi, mulai sekarang, biasakan cek langsung ke situs resmi OJK sebelum transfer uang ke siapa pun.

3. Sistemnya multi-level atau harus rekrut orang baru

ilustrasi media sosial (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi media sosial (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau kamu disuruh setor dana, lalu dijanjikan bonus lebih besar kalau berhasil rekrut orang lain, bisa jadi kamu sedang masuk ke skema Ponzi. Ini sistem yang ngasih keuntungan ke orang lama pakai uang dari orang baru. Dan kalau aliran uang berhenti, sistem ini pasti runtuh dan semua peserta buntung.

Skema seperti ini sering dibungkus dengan kata-kata keren seperti "komunitas bisnis digital" atau "program kemitraan". Padahal esensinya cuma gali lubang tutup lubang. Gak sedikit anak muda yang tergoda karena ajakannya datang dari teman dekat atau komunitas, tapi malah berakhir dengan kehilangan uang dan merusak hubungan. Jadi, jangan mudah percaya dengan skema yang makin cuan kalau kamu ngajak orang lain ya!

4. Gak jelas produk atau bisnis yang dijalankan

Ilustrasi menghitung uang (Pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Salah satu ciri khas investasi bodong adalah gak adanya produk nyata yang dijual. Kalau pun ada, seringnya cuma jadi formalitas supaya terlihat legal. Coba kamu tanya, “Uangnya dipakai buat apa?” Kalau jawabannya gak jelas, atau dijawab dengan istilah yang terlalu teknis dan membingungkan, besar kemungkinan itu cuma kamuflase.

Investasi yang sehat selalu punya dasar bisnis atau aset yang bisa dijelaskan dengan logis, seperti saham, properti, reksa dana, atau obligasi. Kalau perusahaan tempat kamu investasi gak bisa nunjukin alur bisnis atau produknya dengan transparan, lebih baik mundur pelan-pelan. Karena saat kamu gak ngerti di mana uangmu bekerja, berarti kamu sedang berjudi, bukan berinvestasi.

Anak muda zaman sekarang harus pintar, bukan cuma semangat cari cuan tapi juga jeli liat jebakan. Karena investasi itu memang penting, tapi jangan sampai semangatmu dimanfaatkan oleh pihak yang gak bertanggung jawab. Sebelum invest uang di suatu tempat, pastikan kamu mengerti sistemnya, legalitasnya, dan risikonya. Jangan gampang percaya dengan testimoni atau janji untung besar. Yuk jadi generasi melek finansial yang gak cuma mikirin untung, tapi juga paham cara kerjanya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us