3 Contoh Teks Khutbah Idul Adha Menyentuh Hati, Punya Makna yang Indah!

- Makna kurban dan keikhlasan
- Mengenang kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
- Kurban sebagai bentuk keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah
- Menyembelih ego dan cinta dunia
- Haji, perjalanan menuju Allah
- Haji sebagai perjalanan fisik dan spiritual
- Setiap langkah menjadi doa, setiap air mata adalah penghapus dosa
- Momem ketika langit terbuka lebar, dan Allah menjanjikan pengampunan
- Belajar ikhlas dari pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail <
Idul Adha merupakan salah satu hari besar umat Islam yang penuh dengan makna pengorbanan, keikhlasan, dan kepasrahan kepada Allah SWT. Di hari yang suci ini, khutbah Idul Adha menjadi momen penting yang mampu menggugah hati, memperkuat iman, dan mengingatkan kita akan keteladanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Oleh karena itu, menyampaikan khutbah yang menyentuh hati dan penuh makna sangatlah penting agar pesan spiritual Idul Adha benar-benar meresap dalam diri jamaah.
Dalam artikel ini, ada beberapa contoh teks khutbah Idul Adha yang menginspirasi dan sarat nilai keislaman. Cocok bagi para khatib atau siapa saja yang ingin memahami makna mendalam di balik perayaan kurban.
1. Makna kurban dan keikhlasan
.jpg)
Khutbah pertama:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Bersyukurlah kita karena Allah masih mempertemukan kita dengan hari raya Idul Adha ini, hari yang penuh keagungan, keikhlasan, dan sarat akan pengorbanan.
Hari ini kita mengenang kembali kisah luar biasa Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, beliau tidak ragu, tidak membantah. Ismail pun taat dan siap menerima perintah itu. Keduanya menunjukkan bentuk keikhlasan dan kepasrahan luar biasa kepada Allah SWT.
Dari kisah ini kita belajar bahwa makna kurban bukan hanya menyembelih hewan, tapi juga menyembelih ego, rasa cinta dunia, dan menggantinya dengan keikhlasan serta ketaatan kepada Allah.
Khutbah kedua:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Kurban adalah wujud cinta kita kepada Allah. Maka, marilah kita ikhlaskan niat saat berkurban. Jangan karena ingin dipuji, jangan karena gengsi. Tapi semata-mata karena Allah SWT.
Mari kita juga jadikan Idul Adha ini sebagai momentum untuk mempererat silaturahmi, peduli terhadap sesama, dan memperbaiki diri.
Semoga Allah menerima amal ibadah dan kurban kita, serta menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang ikhlas, taat, dan penuh kasih sayang.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Haji, perjalanan menuju Allah

Khutbah pertama
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Hari ini kita berkumpul dalam suasana Idul Adha—hari besar yang tidak bisa dipisahkan dari ibadah haji. Setiap tahun, jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia memenuhi panggilan Allah, berkumpul di tanah suci Makkah, memakai pakaian ihram yang sama, tanpa membedakan kaya atau miskin, pejabat atau rakyat.
Mereka semua datang dengan satu tujuan: menggapai ridha Allah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
wa adzdzin fin-nâsi bil-ḫajji ya'tûka rijâlaw wa ‘alâ kulli dlâmiriy ya'tîna ming kulli fajjin ‘amîq
"(Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh."
(QS. Al-Hajj: 27)
Haji adalah perjalanan fisik dan spiritual. Di sana, setiap langkah menjadi doa, setiap air mata adalah penghapus dosa. Saat wukuf di Arafah, jutaan manusia menengadah ke langit, memohon ampunan dengan hati yang penuh harap.
Itulah momen ketika langit terbuka lebar, dan Allah menjanjikan pengampunan.
Khutbah kedua
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Ma’asyiral muslimin,
Bagi yang belum mampu berhaji, Idul Adha adalah waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah lewat ibadah kurban, salat, doa, dan sedekah. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton, sementara hati kita tetap jauh dari Allah.
Mari ambil semangat dari para tamu Allah di tanah suci:
Semangat untuk bersih dari dosa.
Semangat untuk meninggalkan kesombongan dan dunia.
Semangat untuk kembali kepada Allah dengan hati yang lembut dan ikhlas.
Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk berhaji, atau minimal merasakan kekhusyukan seperti mereka yang sedang di tanah suci hari ini.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illallah, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Belajar ikhlas dari pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail

Khutbah pertama
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Pada hari ini, hati kita tergetar mengenang kisah agung seorang ayah dan anak—Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Mereka adalah dua hamba Allah yang telah mewariskan kepada kita pelajaran terbesar tentang ikhlas, ketaatan, dan pengorbanan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
fa lammâ aslamâ wa tallahû lil-jabîn
wa nâdainâhu ay yâ ibrâhîm
qad shaddaqtar-ru'yâ, innâ kadzâlika najzil-muḫsinîn“Ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan Ismail di atas pelipisnya, Kami panggil dia, ‘Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. As-Saffat: 103–105)
Bayangkan, seorang ayah diminta mengorbankan anak yang sangat dicintainya. Tapi, karena cinta kepada Allah lebih besar dari cinta kepada dunia, beliau taat, tanpa ragu.
Dan sang anak pun—Nabi Ismail AS—menjawab dengan kalimat penuh keikhlasan:
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
(QS. As-Saffat: 102)
Subhanallah... Beginilah bentuk cinta sejati kepada Allah SWT. Bukan sekadar ucapan, tapi bukti nyata dalam ketaatan.
Khutbah kedua
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Jamaah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Mari kita bertanya pada diri sendiri:
Sudahkah kita benar-benar ikhlas dalam beribadah?
Sudahkah kita siap berkorban demi kebaikan dan agama Allah?
Sudahkah kita mendahulukan perintah-Nya dari keinginan dunia?
Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan kurban, tapi tentang menyembelih hawa nafsu, ego, kesombongan, dan menggantinya dengan kerendahan hati, kasih sayang, serta kepedulian terhadap sesama.
Mari kita jadikan momentum Idul Adha ini untuk memperbaiki diri, mendekat kepada Allah, dan menghidupkan semangat berbagi.
Semoga Allah menerima amal kita, menyucikan hati kita, dan menjadikan kita hamba-Nya yang ikhlas dan bertakwa.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illallah, Allahu Akbar, walillahilhamd.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Itu dia deretan contoh khutbah Idul Adha yang menyentuh hati. Semoga bisa menginspirasi!