5 Penyebab Seseorang Berpikiran Sempit, Gak Mau Membuka Wawasan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di zaman serba canggih dengan berbagai sumber pengetahuan yang bisa diakses dengan mudah, masih banyak aja orang yang berpikiran sempit. Orang semacam ini biasanya ditandai dengan mudahnya mereka menyalahkan orang lain, gampang memperdebatkan pendapat orang lain, dan susah menerima hal-hal baru. Orang seperti ini seringkali terkenal kolot, begitu memuja tradisi, dan paling gak bisa menerima perbedaan.
Gak hanya merugikan dirinya sendiri, sayangnya mereka yang berpikiran sempit seringkali juga memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan kerugian pada orang lain. Bahkan diberi tahu berkali-kali pun gak akan membuat mereka mau membuka wawasannya. Ribet banget, kan?
Sebenarnya apa sih yang membuat seseorang bisa berpikiran sempit? Yuk simak lima penyebab paling umumnya berikut ini.
1. Kurang membaca buku dan menggali informasi
Kurang atau malah gak pernah membaca buku dan menggali informasi adalah hal pertama yang bikin seseorang sangat sempit pikirannya. Mereka ini biasanya hanya berpatokan pada apa yang sudah dilakukan sejak dulu oleh para orangtuanya. Urusan apakah itu sudah diperbaharui oleh penelitian terbaru dan hasil penelitian menyatakan bahwa itu membahayakan bukanlah sesuatu yang akan mereka pertimbangkan.
Bagi mereka, yang terpenting adalah terus mengikuti tradisi yang telah turun-temurun dilakukan. Gak peduli jika ada ilmu pengetahuan yang mengatakan untuk menghentikan hal tersebut.
2. Memiliki kecenderungan self-centered
Perkara pikiran sempit juga berlaku bagi mereka yang biasanya sangat self-centered. Apapun hanya dilihat dari kacamatanya sendiri. Selama itu benar bagi mereka maka itu harus benar bagi orang lain. Begitu pula sebaliknya.
Mereka gak bisa menerima jika ada orang lain yang memiliki pendapat berbeda. Baginya, semua harus sependapat dengan dirinya dan gak boleh memiliki pemikiran yang lain.
Baca Juga: 5 Resiko Berdebat dengan Orang yang Berpikiran Sempit, Harus Mengalah?
Editor’s picks
3. Sangat jarang berinteraksi dengan orang baru
Pemikiran sempit juga sering disebabkan oleh mereka yang hanya bergaul dengan orang-orang yang itu-itu aja. Mereka ini gak suka membuka percakapan dengan orang baru. Terlebih jika orang tersebut terlihat berbeda dan memiliki pandangannya sendiri.
Mereka yang berpikiran sempit seolah selalu punya bahan obrolan menarik. Namun itu hanya dia lakukan dengan lingkungan orang-orang yang sama. Sehingga, sebenarnya dia gak benar-benar bertambah ilmu pengetahuannya.
4. Gak pernah berusaha membuka wawasan
Sungguh disayangkan, di era serba canggih seperti sekarang masih ada aja orang-orang yang enggan membuka wawasan. Mereka seolah menutup mata dengan berbagai pengetahuan dan penelitian yang sebenarnya bermanfaat.
Orang dengan pemikiran sempit, memang sangat gak suka dengan perubahan. Sebisa mungkin, mereka ini berusaha mengurangi perubahan dalam hidupnya. Itulah kenapa wawasan baru juga bukan sesuatu yang mereka sukai.
5. Enggan melihat dari sudut pandang yang berbeda
Sudah jelas, mereka yang berpikiran sempit selalu menolak jika harus melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Baginya, gak penting bagaimana orang lain melihat sebuah permasalahan, yang terpenting adalah bagaimana mereka sendiri menilai sebuah permasalahan tersebut.
Itu juga yang menyebabkan mereka ini gak bisa terbuka pemikirannya. Keegoisannya dalam menilai sesuatu menjadikan pemikirannya hanya berfokus pada satu sudut pandang aja, yaitu dirinya sendiri.
Berdebat atau sekadar mengobrol ringan dengan orang yang berpikiran sempit akan membuat emosi kita terkuras. Pasalnya mereka ini sangat ngotot dan merasa sebagai yang paling benar. Padahal, jelas-jelas ada kekeliruan dari cara pandangnya itu yang harus dibenahi. Kamu gak begini, kan?
Baca Juga: 5 Tanda Kamu Sudah Belajar Memahami Diri Sendiri, Pertahankan!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.