Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deep Talk bersama Salma Ranggita, Puteri Indonesia Pariwisata 2025

Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Intinya sih...
  • Salma menjadi representasi Women in STEM, mendobrak stigma dan stereotip dalam bidang male-dominated
  • Salma aktif mengajak generasi muda untuk lebih berdaya, berani keluar dari zona nyaman, dan menciptakan dampak yang lebih besar
  • Ikut Puteri Indonesia dan menjadi wakil internasional, Salma ini mewakili generasi muda dalam menyuarakan isu sosial
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Salma Ranggita Cahyariyani dinobatkan sebagai Puteri Indonesia Pariwisata 2025. Figur dengan gagasan dan keberpihakan terhadap perempuan ini, juga menjadi perwakilan Indonesia di ajang Miss Cosmo 2025. Langkah Salma melaju ke panggung Miss Cosmo menguatkan posisi generasi muda untuk berkontribusi aktif terhadap berbagai isu, salah satunya representasi perempuan di bidang STEM dan pariwisata.

Melalui kapasitas intelektualnya, wakil Provinsi Sumatera Selatan ini, juga menarasikan berbagai tanggung jawab sosial. Di balik gemerlap panggung beauty pageant, Salma mengemban suara anak muda untuk terus terlibat dalam kemajuan bangsa.

Salma memiliki latar belakang pendidikan dan karier di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Hal ini mungkin terdengar kontradiktif dengan citra kontestasi kecantikan. Akan tetapi, keterlibatannya di bidang STEM justru menjadi nilai berharga untuk Salma terus meningkatkan pemberdayaan perempuan.

Kisah perjalanan Salma menginspirasi banyak anak muda melalui aksi dan perspektifnya. Simak exclusive interview IDN Times dengan Salma pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan.

1. Salma menjadi representasi Women in STEM, mendobrak stigma dan stereotip dalam bidang male-dominated

Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Sebelum mengikuti kompetisi Puteri Indonesia, Salma telah terlebih dahulu mendalami pendidikan dan karier di bidang STEM. Tak sekadar lulus dari jurusan Metallurgical and Materials Engineering, ia juga menorehkan prestasi sebagai Most Outstanding Student of Metallurgical and Materials Engineering 2023 & 2024.

Ia tak hanya menjadi Indonesia Tourism Ambassador, namun juga aktif mengadvokasi pemberdayaan anak muda, sustainability, dan STEM sebagai fokus utama. Salma menyoroti isu representasi perempuan yang masih minim di bidang sains dan teknologi.

Di tengah laju inovasi di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika atau STEM, persoalan kurangnya representasi perempuan dalam ranah tersebut kian vokal disuarakan. STEM dianggap belum sepenuhnya inklusif karena keterlibatan perempuan masih timpang dibanding laki-laki.

Publikasi UNDP berjudul Women in Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) in the Asia Pacific(2024) mencatat, perempuan Indonesia yang terlibat dalam bidang STEM, angkanya baru mencapai 40,6 persen. Jika ditelusuri lebih mendalam, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan Indonesia yang lulus dari rumpun pendidikan STEM hanya menyentuh angka 24,9 persen.

Keterlibatan perempuan dalam bidang STEM yang terbukti masih rendah, menjadi fokus advokasi Salma. Perempuan cerdas dan berprestasi ini juga menyoroti kurangnya perempuan sebagai role model dalam bidang tersebut.

"Secara spesifik di industri 5.0, di STEM dan engineering, perempuan masih kurang terwakili, under-representation-nya semakin tinggi, karena kita itu bisa dilihat data juga, we are one third communities all across the globe. Jadi, di seluruh dunia itu kita cuma satu per tiga," ujarnya.

Salma menilai, isu terkait women in STEM telah digaungkan sejak lama dan kian berkembang hingga saat ini. Namun, kuatnya stigma dan paradigma yang beredar di masyarakat, masih menjadi hambatan utama dalam persoalan itu. Laporan UNDP juga menyebut, di wilayah Asia, termasuk Indonesia, kuatnya gender norms dan sosial expectation membatasi ruang gerak perempuan. Ditambah lagi, masih banyak perempuan di berbagai daerah di Indonesia yang mengesampingkan karier dan pendidikan setelah memiliki keluarga.

"Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena adanya stigma. Tapi kalau misalnya dilihat dari landscape negara kita sendiri, bener banget walaupun di Indonesia itu sedikit, tapi sebenarnya sudah banyak wanita-wanita yang berkarya di bidang STEM. Aku sendiri salah satu living proof-nya, di mana sempat diberi kesempatan untuk magang langsung onsite. Dan walaupun di situ engineer wanitanya itu sedikit, tapi we can see that in this industry 5.0, technology are keep on advancing each days, and then the accessibility for both men and women itu juga semakin terbuka peluangnya," Salma optimis perempuan di Indonesia terus bergerak menuju kemajuan dan meningkatkan kesetaraan dalam women in STEM.

Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2024 ini, optimis bahwa potensi peningkatan kapasitas perempuan di bidang STEM akan terus mengalami peningkatan. Terlebih berkat kemajuan teknologi yang kian mutakhir, inovasi yang terus berkembang juga dipercaya dapat terus membuka jalan bagi individu yang hendak terjun di bidang ini.

"Performa antara wanita dan laki-laki itu juga sebenarnya bisa equal, balance, karena we have technology that could make everything easier, nowadays. Tapi, masalahnya ada di mau atau tidak maunya, permasalahan inferiority-nya, dan bagian permasalahan underestimation-nya," tutur Salma.

Pengalamannya berkecimpung di bidang engineering, membuka perspektif Salma. Pada dasarnya, ia melihat adanya peluang dan kesempatan yang terbuka lebar. Meski bidang STEM saat ini mayoritas diisi oleh laki-laki, namun bukan tidak mungkin perempuan dapat mengisi posisi yang setara.

"It's a good thing to see bahwa di Indonesia itu, sebenarnya peluang itu sudah terbuka besar, tetapi lebih ke arah apakah the talent wants to. It’s because sometimes we as a women feel fear and inferior dan itu karena mereka they don't have a specific role model. They don't have someone they look up to," ujar Salma seraya menambahkan problematika yang juga dihadapi berkaitan dengan women in STEM adalah kemauan untuk memaksimalkan potensi tersebut dari dalam diri perempuan.

2. Salma aktif mengajak generasi muda untuk lebih berdaya, berani keluar dari zona nyaman, dan menciptakan dampak yang lebih besar

Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Penyebab ketimpangan women in STEM bersifat multidimensional. Salah satunya yang paling mengakar adalah norma dan stereotip. Publikasi UNDP juga menyoroti ekspektasi sosial, norma gender, stigma, dan peran kultural masih menjadi akar masalah yang menghambat perempuan untuk terlibat dalam bidang STEM di Indonesia.

Padahal, Indonesia memiliki sederet rencana jangka panjang dalam pembangunan nasional. Ia menuturkan, perlu lebih banyak peran anak muda untuk terlibat dalam bidang sains dan teknologi. Sebab, Indonesia memiliki target ambisius seperti pencapaian net zero pada 2060, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030, serta harapan untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Indonesia juga diproyeksikan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia.

"Agar target tersebut benar-benar terwujud, kita perlu memberdayakan generasi muda yang akan mencapai 70 persen dari jumlah populasi kita, agar mereka merasa nyaman untuk bermimpi sebesar apa pun yang mereka inginkan. Penting buat mempersiapkan mereka untuk menghadapi the green jobs and green industry karena kita semua tahu tantangan yang akan kita hadapi akan sangat kompleks dan membutuhkan pemahaman yang mendalam," ujar Salma menjelaskan bagaimana peran anak muda dalam bidang STEM di masa depan.

Perspektif tersebut yang mendasari Salma untuk terus terlibat dalam pemberdayaan perempuan dan anak muda. Baginya, di tahun 2045, bertepatan dengan Indonesia Emas kelak, perempuan harus merasa lebih berdaya dan mau terlibat dalam lini STEM. Tentunya, tanpa khawatir akan stigma dan stereotip yang disematkan padanya.

"Bayangkan kalau misalnya wanitanya di situ, they don't feel empowered. They don't feel heard and seen, apakah banyak talenta yang akhirnya bisa mempersiapkan dirinya untuk green jobs and green industry? Then that's only a forecast, kita gak bisa realize that," lanjutnya.

Salma menyadari bahwa permasalahan representasi perempuan tidak bisa menjadi isu yang diremehkan. Ia mendapatkan banyak inspirasi dari lingkungan sekitar, melihat bagaimana perempuan hadir sebagai role model, dan tentunya memberi dampak positif. Melihat banyak perempuan berdaya dalam bidang tersebut, mendorong Salma untuk terus terjun menekuni rumpun yang serupa. Harapannya, perspektif semacam ini juga dapat diyakini oleh lebih banyak anak muda Indonesia.

"Ini juga salah satu tanggung jawab terbesar generasi muda dan masyarakat itu sendiri untuk menyebarkan informasi, memberdayakan diri, keluar dari zona nyaman, dan menciptakan dampak yang lebih besar melalui sains, industri STEM, dan komunitas kita," ujar Salma.

3. Ikut Puteri Indonesia dan menjadi wakil internasional, Salma ini mewakili generasi muda dalam menyuarakan isu sosial

Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Keputusan Salma untuk terjun ke kontes kecantikan bukan lahir tanpa sebab. Dengan melakoni peran sebagai Miss Cosmo Indonesia 2025, Ia yakin suaranya akan menggema lebih lantang. Didengar tak hanya bagi anak muda Indonesia, tetapi juga menembuh kancah internasional.

Mengikuti ajang Puteri Indonesia menjadi strategi Salma untuk dapat berkontribusi lebih besar terhadap masyarakat. Baginya, beauty peagent tak hanya menobatkannya sebuah gelar baru, melainkan akan menjadi mandat untuknya bisa lebih vokal membicarakan isu struktural.

Meski terdengar tak berhubungan, ajang kecantikan dan background-nya sbagai engineer ternyata dapat berjalan selaras. Salma membuktikan bahwa kedua hal ini dapat saling mendukung. Cara berpikir yang dipelajarinya semasa kuliah, diterapkan menjadi sebuah rancangan jangka panjang ketika mengikuti kontestasi Puteri Indonesia.

Saat menempuh pendidikan di jurusan Materials and Metallurgical Engineering, Ia terbiasa berpikir untuk mencari inovasi dengan memetakan masalah paling mendasar. Kerangka berpikir tersebut diterapkan sebagai alat untuk menciptakan dan mendorong perubahan dalam masyarakat

"I learn so much, cara mengolah barang mentah jadi barang jadi. Jadi, specifically If we're talking about how the future industry is gonna work and everything, how the climate is gonna affect the human, how it's gonna affect the infrastructure, I learn rigorously dari awal sampai akhir," tuturnya.

Hal inilah yang kemudian diadaptasi Salma ketika terjun ke dunia pageant. “Jadi memang jurusan ini, mendorong aku untuk mempelajari dari hulu ke hilir sehingga menurut aku, in order for us to create the impact, we have the knowledge to actually bring the changes," akunya.

Sayangnya, Salma menyoroti adanya kesenjangan antara anak muda yang memiliki kesadaran akan konteks perubahan dengan mereka yang masih abai terhadap isu-isu di sekitarnya. Kesadaran publik terutama bagi generasi muda, belum sepenuhnya terbentuk. Padahal, sejumlah target nasional memerlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Tanpa pemahaman atas persoalan akar rumput, visi besar Indonesia maupun dunia internasional akan sulit terealisasikan.

“Tetapi permasalahan terbesarnya adalah pertama, those representations (anak muda) itu masih belum banyak. It can be seen by my own concern, di mana mungkin dulu pas zaman kuliah, belum terlalu banyak orang juga yang melek terhadap isu-isu yang terjadi secara nasional ataupun di internasional," terang Salma.

Tanpa kesadaran, generasi muda tidak merasa memiliki sense of belonging untuk menuntaskan problem tersebut. Apalagi, turut berkontribusi pada negara untuk mewujudkan mimpi besar yang progresif. Urgensi ini perlu dipahami sepenuhnya, terutama bagi anak muda yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa depan.

Di bangku kuliah, langkah pertama yang ditempuh oleh Salma adalah terlibat dalam organisasi riset di kampus. “Jadi, for me adalah you have to empower the youth first for them to actually move and to create the changes. Dan dari concern itu, akhirnya muncullah di Jurusan Teknik Meteorologi Material itu, I decided to get out of my comfort zone, to actually lead of the communities, di situ yang biasanya dipimpin oleh laki-laki,” kenang dia.

Dari langkah kecil penuh keberanian tersebut, perjalanan Salma semakin terbuka. Ia terus berupaya untuk memperluas kebermanfaatan, menjadi representasi perempuan di posisi kepemimpinan, serta mengambil peran lebih besar. Dengan menduduki posisi strategis, fokus advokasi seperti pemberdayaan perempuan, women in STEM, hingga sustanability akan didengar lebih banyak orang.

Salma bertekad untuk mengikuti ajang kecantikan ini demi menyuarakan gagasan, nilai, dan pemberdayaan yang ia yakini perlu diperjuangkan. Melawan ketakutan, mendobrak persepsi, menguatkan diri, Salma akhirnya dinobatkan sebagai Puteri Pariwisata 2025. Suaranya kini tak hanya didengar oleh kelompok kecil, namun bisa diadvokasi hingga ke level yang lebih besar.

“Dan itulah alasan mengapa aku ingin melangkah ke skala yang lebih besar, skala yang lebih luas, sehingga aku memilih dunia pageant meskipun sebelumnya aku tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut. Pada awalnya, aku merasa takut karena kita tahu bahwa pageantry kerap identik dengan gemerlap dan glamor. Namun, aku melihat pageant sebagai sebuah platform untuk menjadi berdaya sekaligus memberdayakan perempuan. Aku mengetahui dengan jelas tujuanku, bahwa aku memiliki suara yang perlu disampaikan kepada dunia,” Salma berkisah.

4. Dinobatkan sebagai Puteri Pariwisata Indonesia 2025, Salma: pariwisata tak hanya soal liburan, tapi juga bicara kesehatan, kemiskinan, hingga kesejahteraan

Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)

“Jadi sebenarnya if we're talking about pariwisata, it's not necessarily all about holidays, tapi it's actually about talking about the health and well-being of the people. It's talk about ending the hunger, the poverty there," ucap Salma.

Penuh rasa bangga, Salma dinobatkan sebagai Indonesian Tourism Ambassador. Kini, ia mengemban peran baru sebagai wajah pariwisata Indonesia. Di ajang Miss Cosmo 2025, Salma melangkah dengan penuh rasa percaya diri untuk memperkenalkan kekayaan budaya tanah air. Pada malam kontes kecantikan tersebut, ia mengenakan busana "Lakian Sang Tedong – The Sacred Power of the Buffalo", diangkat dari budaya Tana Toraja. Salma kini memiliki misi untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia kepada dunia.

Bicara soal pariwisata, Salma menyebut banyak hal perlu ditingkatkan dari lini tersebut. Sudah bukan rahasia lagi bila dikatakan, Indonesia adalah negara dengan kekayaan dan keragaman budaya yang melimpah. Kekuatan di sektor pariwisata sering kali direduksi sebatas estetika alam dan tujuan liburan. Padahal, sektor ini menyumbang kekuatan besar bagi masyarakat.

Pariwisata menjadi simpul penting untuk pengembangan ekonomi, sosial, hingga keberlanjutan masa depan Indonesia. Terlebih, sektor pariwisata menjadi salah satu bidang yang menyumbang devisa penting bagi bangsa Indonesia. Menurut laporan Kementerian Pariwisata, total penerimaan devisa dari sektor pariwisata pada 2024 mencapai 3,74 miliar USD.

“Kalau misalnya kita ngomong tentang pariwisata itu sendiri, we can be seen that Indonesia's economical growth, kontribusinya itu di Indonesia for our hospitality. Jadi, it also can be seen for our data dari BPS, salah satu yang diusungkan negara kita juga paling besar itu kan anggarannya ke pariwisata. Karena, we all know that those attractions for our traditions, culture, and experience in our country for our pariwisata itu sangat besar," ujarnya.

Keterkaitan sektor pariwisata dengan berbagai elemen kehidupan masyarakat inilah yang menjadi landasan Salma untuk terus menggali dan memperluas potensi tersebut. Sayangnya, potensi yang melimpah belum diimbangi dengan tata kelola yang beberkelanjutan dan terintegrasi. Pandangan ini membuat absennya keterlibatan sebagian masyarakat untuk mewujudkan visi besar di sektor pariwisata.

“Nah, untuk itu, if we're talking about pariwisata itself, itu emang masih perlu banyak banget yang di-improve. It can be seen that there's also a big crisis where pariwisata itu masih banyak di Indonesia yang gak terlalu being taken care of dan juga gak tau sinkronisasinya bahwa pariwisata itu bisa powerful itu to actually creating an impact on other issues," ujar Salma.

Untuk mewujudkan target pariwisata, diperlukan kolaborasi antarsektor, baik masyarakat daerah, pemerintah, dan berbagai pihak lain agar tercipta dampak yang berkelanjutan. Salma menegaskan, dalam perspektifnya, pariwisata akan mampu mendorong peningkatan kualitas hidup, menggerakkan ekonomi lokal, hingga memberdayakan perempuan.

"Jadi, mungkin menurut aku adalah pentingnya kontribusi multidisipliner dan juga pemahaman dari orang-orang lokal di sana. Bahwa kalau misalnya pariwisata itu sebenarnya manfaatnya, bisa ber-impact terhadap banyak hal. Dan, bagaimana pemerintah itu juga dapat menyalurkan, mungkin solusi-solusi yang dapat membuat pariwisata, bukan cuma kita membahas liburan, tapi ada ekosistem sekitarnya juga," tambah Salma.

5. Bagi Salma, perempuan hebat adalah mereka yang berjuang bagi Indonesia

Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Exclusive interview IDN Times dengan Salma Ranggita pada Selasa (23/12/25) di IDN HQ, Jakarta Selatan. (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Perempuan hebat dan berkualitas terlahir untuk memberi inspirasi akan perjalanan serta perjuangannya. Bagi Salma, kisah perempuan yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia di masa lampau, adalah sosok hebat itu. Banyak figur dari masa lalu yang tak hanya sekadar menjadi sejarah, namun mendorong perubahan besar dalam masyarakat, bahkan mengubah kemajuan bangsa.

"Kalau aku mendefinisikan wanita hebat dan wanita berkualitas itu, aku bisa bilang bahwa Indonesia adalah salah satu produser terbesar dari perempuan hebat. Kita mengerti bahwa kita adalah negara yang memiliki banyak pengalaman sakit dari masa lalunya kita, tapi kita dari dulu banget, kita udah punya banyak banget representasi-representasi wanita hebat," tutur Salma saat ditanya makna perempuan berkualitas untuknya.

Pandangan itu mengajak lebih banyak individu untuk menghargai perjuangan perempuan. Bukan menganggap kisah-kisah dari masa lalu sekadar pelengkap sejarah, melainkan sebagai fondasi yang membentuk karakter perjuangan Indonesia. Narasi ini menegaskan bahwa kehebatan perempuan Indonesia bukanlah fenomena modern, melainkan kesinambungan sejarah yang panjang.

"Jadi, perspektif aku terhadap wanita-wanita Indonesia itu seperti itu sih. Selalu konsisten bahwa wanita-wanita Indonesia itu memang mereka yang mau berkontribusi, mereka semua agen perubahan dan apa yang membentuk negara kita untuk menjadi lebih baik," tutup Salma.

Pengalaman dan perspektif Salma sekiranya menggerakan ambisi anak muda untuk lebih peduli terhadap bangsa. Melalui berbagai gerakan dan semangat advokasi inilah perjalanan Salma sebagai Puteri Pariwisata Indonesia akan berdampak lebih jauh lagi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Alasan Kamu Lega setelah Berbuat Baik, Kata Hati Tak Diingkari

31 Des 2025, 23:18 WIBLife