5 Prinsip Desain Pagar agar Sesuai dengan Kebutuhan Rumah

Dipengaruhi oleh faktor keamanan, privasi, bujet, pemeliharaan, dan estetika

Menurut KBBI, pagar merupakan penyekat yang digunakan untuk membatasi pekarangan, tanah, rumah, kebun, dan sebagainya. Pagar rumah selain sebagai pembatas properti, juga memiliki fungsi lain. Fungsi lainnya yaitu meningkatkan keamanan, memberi identitas pada rumah, menambah nilai estetika, serta meningkatkan harga jual rumah.

Merancang pagar harus didasari fungsi apa yang akan diprioritaskan terlebih dahulu. Jika kamu merancang pagar dengan prioritas keamanan, desainnya bisa jauh berbeda dengan pagar yang didesain mengutamakan nilai estetika. Faktor lain yang turut menentukan desain pagar ialah tingkat privasi, bujet, dan gaya desain. Kalau kamu masih bingung cara merancang pagar yang sesuai dengan rumahmu, berikut beberapa prinsip dasar dalam desain pagar yang dapat dijadikan acuan.

Baca Juga: 9 Ide Desain Pagar Baja, Bisa Mempercantik Eksterior Hunian!

1. Faktor keamanan menentukan tinggi pagar

5 Prinsip Desain Pagar agar Sesuai dengan Kebutuhan RumahPagar tinggi bermaterial kayu dengan panel vertikal (hgtv.com/John Wiese)

Selain untuk estetika, keamanan lingkungan rumah menjadi salah satu faktor yang menentukan kebutuhan pemasangan pagar. Pemasangan pagar diharapkan mampu membuat batas properti yang lebih jelas. Pagar dengan tinggi yang cukup diharapkan dapat menangguhkan penerobos masuk.

Pagar dengan ketinggian minimal 1,8 meter dianggap lebih aman. Panel pagar sebaiknya dibuat vertikal dengan tidak banyak spasi. Namun, untuk pagar dengan tujuan utama sebagai penambah estetika, pagar dapat dibuat dengan desain yang lebih fleksibel. Misalnya, pagar dengan menggunakan tanaman, pagar rendah ornamental, dan lainnya.

2. Tingkat privasi menentukan transparansi pagar

5 Prinsip Desain Pagar agar Sesuai dengan Kebutuhan RumahPagar tembok bata roster (australianpaving.com)

Pagar dapat berfungsi sebagai pelindung privasi. Hal ini berhubungan dengan tingkat transparansi visual dari struktur pagar. Pagar dapat menghalangi pandangan dari luar ke dalam rumah. Kalau kamu ingin tingkat privasi tinggi, buatlah pagar rapat atau solid. Sebaliknya, jika menginginkan kesan semi privat, gunakan spasi pada panel pagar.

Pagar tembok beton merupakan yang paling rapat. Jika ingin menggunakan pagar beton, kamu bisa mevariasikannya dengan tekstur batu alam atau profil pada beton. Untuk pagar semi privat, terdapat banyak pilihan, antara lain: pagar bata roster; pagar GRC (Glassfiber Reinforced Concrete); kayu; dan banyak lainnya.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Pagar Aman sesuai Desain Rumah Kamu 

3. Bujet menentukan material pagar

5 Prinsip Desain Pagar agar Sesuai dengan Kebutuhan RumahPagar besi tempa (bobvila.com)

Harga pagar beragam tergantung dari jenis dan ketersediaan material, biaya pengerjaan, kondisi lokasi, dan detail desain. Umumnya pagar tembok dan aluminium relatif lebih murah dibanding material lainnya. Harga pagar tembok Rp200 ribu/m2, sedangkan pagar aluminium dibanderol mulai dari Rp350 ribu/m2.

Harga pagar besi standar berada di kisaran Rp400-600 ribu/m2. Berbeda dengan besi standar, besi tempa jauh lebih mahal; Rp1,7-2,5 juta/m2. Besi tempa memiliki harga lebih tinggi karena karakteristik material dan detail desain ulirnya.

Harga pagar material kayu mirip dengan harga besi tempa, tergantung dari jenis kayu dan ketersediaannya di toko lokal. Mekipun memiliki rentang harga yang serupa, pagar kayu membutuhkan biaya tambahan untuk perawatan berkala. Sedangkan pagar besi tempa mahal di awal pemasangan, namun tidak membutuhkan tambahan biaya lagi setelahnya.

Jika kamu menginginkan pagar yang awet, minim perawatan, dan memiliki tampilan hangat kayu, kamu bisa mempertimbangkan pagar GRC. Pagar GRC kisaran harganya berada di tengah-tengah, yaitu Rp850 ribu/m2. 

4. Material pagar menentukan intensitas perawatan

5 Prinsip Desain Pagar agar Sesuai dengan Kebutuhan Rumahilustrasi menyegel ulang pagar (thespruce.com)

Pagar berada di luar ruangan sepanjang waktu. Tentu saja ini membuatnya terekspos cuaca tiada henti. Efek cuaca, gangguan serangga, serta keausan dalam pemakaian mengharuskan adanya perawatan pada pagar.

Diantara berbagai material pagar, bahan aluminium adalah yang paling minim perawatan dan bahan kayu yang paling 'merepotkan'. Untuk aluminium, kamu hanya perlu membersihkannya. Sedangkan untuk bahan kayu, kamu harus menyegelnya dengan cairan khusus agar tidak mudah lapuk tiap 3-5 tahun sekali.

Bagaimana dengan material lainnya? Untuk pagar tembok, kamu perlu retouch setidaknya lima tahun sekali karena keusangan cat, tumbuh lumut, dan terkadang retak. Untuk pagar material besi tempa dan GRC cenderung awet hingga puluhan tahun. Namun, jika ada satu bagian yang rusak, kamu akan kesulitan memperbaikinya karena kustomisasi membutuhkan waktu yang lebih lama dan mahal.

5. Tema rumah menentukan gaya desain pagar

5 Prinsip Desain Pagar agar Sesuai dengan Kebutuhan RumahPagar tembok linier di rumah mid-century modern (hgtv.com/Juxtapose Design Build)

Poin terakhir ini merupakan pertimbangan estetis. Gaya desain pagar haruslah kohesif dengan fasad bangunan. Pagar dengan gaya yang sesuai akan membuat rumah memiliki daya tarik yang utuh.

Untuk desain rumah modern, skandinavia, dan minimalis, kamu bisa merancang pagar dengan bentuk geometris, simpel, dan tidak terlalu banyak ornamen. Sedangkan untuk dekorasi rumah bergaya tradisional, ekletik, boho, dan rumah pondok, kamu bisa menggunakan pagar dengan banyak ornamen dan lekukan.

Gimana? Sudah jelas kan? Kalau masih ragu, kamu bisa perbanyak lagi melihat referensi desain pagar yang bertebaran di media. Selamat merancang!

Baca Juga: 5 Desain Pagar Minimalis untuk Rumah Mungil, Cocok Buat Millennial!

Devia Sagita Photo Verified Writer Devia Sagita

Engineer.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya