Filosofi Bijak di Balik Baju dan Aksesoris Pengantin Adat Gorontalo

Ada lambang 7 kerajaan juga, lho

Indonesia benar-benar negeri yang kaya. Gak cuma sumber daya alam, tiap daerah memiliki budaya dan adat istiadat yang beragam. Semuanya punya sejarah panjang dan keunikan masing-masing yang menarik untuk dipelajari.

Salah satunya adalah pakaian adat dari utara Pulau Sulawesi. Baju pengantin, aksesoris, hingga pelaminan khas Gorontalo kaya akan unsur etnik dengan warna-warna cerah. Selain indah, di baliknya ada filosofi mendalam dari tiap warna dan unsur. Mau tahu selengkapnya?

1. Makna di balik tujuh warna khas pakaian adat Gorontalo

Filosofi Bijak di Balik Baju dan Aksesoris Pengantin Adat GorontaloInstagram/uet_oasis

Pakaian adat Gorontalo memiliki tujuh komposisi warna khas yang wajib ada. Namun seiring perkembangan zaman, baju pengantin atau pakaian adat Gorontalo bisa dimodifikasi dengan warna-warna bernuansa modern.

Berikut adalah tujuh komposisi warna pakaian adat Gorontalo beserta maknanya:

  1. Merah: melambangkan keberanian dan tanggung jawab
  2. Hijau: melambangkan kesuburan dan kesejahteraan
  3. Kuning emas: lambang sikap setia dan kemuliaan
  4. Ungu: lambang keanggunan dan wibawa
  5. Cokelat: melambangkan warna tanah, dimaksudkan agar manusia selalu mengingat dari mana ia berasal dan kembali nantinya
  6. Hitam: lambang keteguhan dan sikap takwa kepada Tuhan
  7. Putih: melambangkan kesucian sekaligus perasaan duka

2. Tradisi ‘Dutu’, upacara adat pernikahan ala budaya Gorontalo

Filosofi Bijak di Balik Baju dan Aksesoris Pengantin Adat GorontaloInstagram/eddiesadellia

Dalam penyelenggaraan pernikahan ala budaya Gorontalo, ada satu upacara adat bernama Dutu. Upacara ini diselenggarakan sehari sebelum pernikahan sebagai lambang kesungguhan calon mempelai pria dalam membina rumah tangga.

Mempelai pria datang ke rumah pengantin wanita dengan membawa harta atau mahar dan beberapa jenis buah saat pelaksaan Dutu. Buah yang dibawa pun ada syarat wajibnya, yaitu nanas, nangka, jeruk, dan tebu kuning.

3. Ciri khas baju pengantin adat Gorontalo

Filosofi Bijak di Balik Baju dan Aksesoris Pengantin Adat GorontaloInstagram/yaqubberahim
dm-player

Baju pengantin adat Gorontalo memiliki ciri khas hiasan kepala yang unik. Baju mempelai wanita disebut biliu, sementara milik pengantin pria bernama payungga tilambia. Kedua baju ini dikenakan saat naik ke puade atau pelaminan khas Gorontalo.

4. Filosofi di balik aksesoris pengantin wanita Gorontalo

Filosofi Bijak di Balik Baju dan Aksesoris Pengantin Adat GorontaloInstagram/tukanghennagorontalo

Hampir semua baju pengantin atau pakaian adat di Indonesia memiliki hiasan dan aksesoris yang indah. Di Gorontalo sendiri, pakaian mempelai wanita dihiasi delapan aksesoris yang masing-masing memiliki filosofi mendalam.

  1. Baya lo boute: ikat kepala yang digunakan mempelai wanita melambangkan ikatan suci dengan sang suami setelah menikah
  2. Tuhi-tuhi: aksesoris kepala berjumlah tujuh tusuk ini melambangkan persaudaraan tujuh kerajaan di Gorontalo, yaitu Limboto, Tuwawa, Hulontalo, Gorontalo, Limitu, Bulonga, dan Atingola
  3. Lai-lai: aksesoris yang dilekatkan di bagian ubun-ubun ini melambangkan kesucian dan budi pekerti luhur
  4. Buohu walu wawu dehu: kalung berbahan emas atau perak yang melambangkan ikatan keluarga besar mempelai pria dan wanita
  5. Kecubu: aksesoris yang dikenakan di bagian dada ini melambangkan kekuatan dan keteguhan hati wanita sebagai istri
  6. Etango: ikat pinggang dengan motif seperti Kecubu, melambangkan kewajiban seorang istri dan petuah untuk menjaga kesederhanaan
  7. Pateda: gelang besar berwarna keemasan yang melambangkan perlindungan diri bagi wanita
  8. Loubu: aksesoris yang digunakan di jari manis dan kelingking untuk melambangkan sikap ketelitian seorang wanita

5. Filosofi di balik aksesoris pengantin pria Gorontalo

Filosofi Bijak di Balik Baju dan Aksesoris Pengantin Adat GorontaloInstagram/tanialagi

Gak hanya mempelai wanita nih yang mengenakan banyak aksesoris unik nan etnik. Pengantin pria Gorontalo juga menggunakan tiga aksesoris wajib yang masing-masingnya pun memiliki filosofi mendalam.

1. Tudung makuta: penutup kepala yang menjulang tinggi dengan ujung sedikit terkulai ke belakang. Aksesoris yang berbentuk mirip bulu unggas ini juga dipasang pada puade atau pelaminan.

Tudung makuta melambangkan posisi suami dalam keluarga sebagai kepala rumah tangga. Meski bertindak sebagai pemimpin, seorang suami harus punya sikap lemah lembut untuk mengayomi istri dan anak-anak.

2. Bako: kalung berwarna keemasan ini memiliki filosofi yang mirip dengan buohu walu wawu dehu yang dikenakan mempelai wanita, yaitu melambangkan ikatan pernikahan yang sah sebagai suami-istri.

3. Pasimeni: hiasan pemanis baju pengantin pria Gorontalo ini melambangkan keharmonisan dalam rumah tangga. Bahwa dalam suka maupun duka, suami-istri harus bisa menjaga pernikahannya jauh dari keretakan.

 

Menggunakan pakaian adat saat menggelar pesta pernikahan termasuk salah satu cara melestarikan budaya asli Indonesia. Ada yang punya leluhur asli Gorontalo? Siap-siap pakai pakaian adat di atas saat menikah nanti, ya!

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya