6 Sebab Seseorang Punya Kecenderungan Duck Syndrome

Berpura-pura bahagia, namun realitanya menderita

Intinya Sih...

  • Sindrom bebek menyebabkan seseorang berpura-pura bahagia, padahal menderita dalam ketakutan yang tidak terlihat oleh banyak orang.
  • Tuntutan lingkungan, perfeksionisme, trauma masa lalu, media sosial, dan self-esteem rendah dapat memicu sindrom bebek.
  • Pola asuh helikopter dari orangtua juga bisa menjadi penyebab sindrom bebek pada anak sejak dini.

Lewat laman website Stanford University, ada salah satu sindrom dengan nama unik yaitu, duck syndrome. Menurut, In Focus: Don’t be a Duck! How to Resist The Stanford Duck Syndrome menjelaskan duck syndrome atau sindrom bebek ini merupakan seseorang yang terlihat bahagia namun sebenarnya memiliki ketakutan dalam dirinya. Ketakutan ini tidak ia tampakkan sehingga membuat dirinya berpura-pura bahagia.

Analogi dari duck syndrome seperti ini, bebek yang berenang tenang di atas permukaan air tidak terlihat ada kesulitan sedikitpun. Namun, jika melihat di bawah permuakaan air kaki si bebek terus bergerak tanpa arah ke sana kemari. Agar tetap terjaga kesimbangannya di atas permuakaan air.

Dengan kata lain, seseorang yang terlihat bahagia belum tentu dirinya bahagia bisa jadi pikirannya tanpa arah entah itu berupa kesedihan atau stres yang tidak terlihat oleh banyak orang. Terdapat enam alasan bagi seseorang yang mengalami gangguan duck syndrome, sebagai berikut:

1. Tuntutan dari lingkungan sekitar

6 Sebab Seseorang Punya Kecenderungan Duck Syndromeilustrasi tuntutan kerjaaan di kantor (pexels.com/Yan Krukau)

Di era modern seperti saat ini, manusia harus dapat bergerak dengan cepat mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan perkembangan zaman yang pesat, hidup menjadi banyak tuntutan yang harus dapat dipenuhi. Jika tidak hidup akan tertinggal dengan perkembangan zaman yang terus saja maju.

Tuntutan itu sangat beraneka ragam, misal tuntutan di kantor, tuntutan orang tua kepada anak agar menjadi juara kelas, tuntutan ekonomi, dan tuntutan kehidupan lainnya. Banyaknya tuntutan pada lingkungan inilah yang membuat seseorang harus dengan siap menerima segala tuntutan tersebut.

Akibatnya, menyebabkan seseorang mengalami duck syndrome atau sidrom bebek. Dapat di dasari oleh tuntutan lingkungan sekitar yang membuat seseorang merasa kewalahan akan tuntutan tersebut. Serta, tidak jarang tuntutn itu bersifat terpaksa kerena sebuah keadaan dan selalu mengkesampingkan perasaan akibat ekspetasi orang lain yang terlalu tinggi.

2. Terlalu perfeksionis

6 Sebab Seseorang Punya Kecenderungan Duck Syndromeiliustrasi stres dengan kerjaan akibat terlalu perfeksionis (pexels.com/energepic.com)

Selain karena tuntutan lingkungan sekitar, duck syndrome juga dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang terlalu perfeksionis. Sikap perfeksionis ini menjunjung tinggi akan segala kesempurnaan dalam hidupnya. Sehingga, membuat dirinya berada pada prinsip yang memiliki standar tinggi.

Menurut Perfectionism, impostor phenomenon, and mental health in medicine: a literature review (2020) menambahkan perfeksionis sebagai rangkaian karakteristik seseorang yang di mana menetapkan standar yang tidak realistis dan mengeneralisasi sebuah kegagalan secara berlebihan.

Seseorang yang mengidap duck syndrome sangat rentan menjadi perfeksionis. Ini disebabkan oleh dirinya harus dapat menggapai impian kehidupannya dan memenuhi standar ekspetasi yang mereka inginkan secara berlebihan. Jika tidak muncul kecemasan yang akan dirinya rasakan.

3. Trauma yang membekas

6 Sebab Seseorang Punya Kecenderungan Duck Syndromeilustrasi seseorang dengan trauma yang membekas (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sulit untuk terbebas dari trauma di masa lalu, juga menjadi alasan seseorang mengidap duck syndrome. Duka di masa lalu yang masih tersimpan dan membekas membuat seseorang untuk menyembunyikan masalah dan beban yang sedang ia alami. Trauma masa lalu ini bisa berupa trauma akibat kekerasan fisik, verbal, kekerasaan seksual, dan kehilangan orang tercinta.

Trauma lama yang masih membekas pada diri seseorang akan berpengaruh pula pada kesehatan mentalnya. Peristiwa kelam pada masa lalu ini menjadi cikal bakal pada seseorang yang mengidap duck syndrome untuk dapat terlihat tangguh, namum dirinya rapuh dan hancur akibat trauma masa lalu yang kelam.

Baca Juga: Lazy Bowel Syndrome: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

4. Pengaruh media sosial

6 Sebab Seseorang Punya Kecenderungan Duck Syndromeilustrasi media sosial di ponsel (pexels.com/Castorly Stock)

Seperti yang sudah disinggung di awal, bahwasalnya hidup di era modern yang serba canggih dengan teknologi. Menciptakan seseorang untuk dapat memenuhi tuntutan hidup. Terlebih lagi paparan dari dunia media sosial yang rentan untuk mengalami duck syndrome. Sebab, di media sosial ada kecenderungan untuk membandingkan kehidupan orang lain dengan kehidupan pribadi.

Jika melihat unggahan di media sosial saja, pasti jarang sekali menampakkan jerih payah, kesedihan, dan kekecewaan dalam kehidupan. Sebab, media sosial hanyalah sebagai ajang pamer pencapaian saja dan proses dalam menggapai pencapaian tersebut urung untuk di bagikan pada media sosial. Hal inilah yang membuat seseorang untuk berpura-pura bahagia di media sosial. Padahal, terdapat kesedihan yang mereka tidak tujukkan dan bagikan di media sosial pribadi mereka.

5. Rendahnya self-esteem

6 Sebab Seseorang Punya Kecenderungan Duck Syndromeilustrasi self-esteem rendah (pexels.com/Andrew Neel)

Alasan berikutnya seseorang mengidap duck syndrome adalah memiliki self-esteem yang rendah. Self-esteem sendiri adalah gambaran penilaian terhadap diri sendiri secara menyeluruh. Penilaian secara menyeluruh ini meliputi akan kepercayaaan diri, memahami emosi, perilaku, dan penampilan. Atau dapat disebut juga dengan mencintai diri sendiri.

Seseorang yang mengidap duck syndrome cendrung memiliki self-esteem yang rendah. Ini juga di dasari oleh ketidak percayaan terhadap diri sendiri. Sehingga, seseorang dengan duck syndrome sulit memahami kemampuan diri serta cennderung untuk terlihat bahagia namun tidak pernah ia lihatkan kepada orang lain.

6. Pola asuh orangtua yang salah

6 Sebab Seseorang Punya Kecenderungan Duck Syndromeilustrasi mengajarkan membaca kepada anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pola asuh orangtua terhadap anak juga dapat memicu sindrom bebek ini sejak dini. Jika itu dilakukan dengan pola asuh yang salah oleh orangtua kepada buah hati mereka. Pola asuh ini dinamakan dengan pola asuh helikopter.

Menurut A Sytematic Review of “Helicopter Parenting” and Its Relationship with Anxiety and Depression (2022) menjelaskan bahwa pola asuh ini terlalu berlebihannya penjagaan terhadap anak atau overprotective. Sehingga, anak tidak dapat mengeksplor dunianya sendiri.

Pola asuh helikopter ini juga dapat membuat anak sulit untuk menentukan jalan kehidupannya sendiri dan sulit untuk hidup mandiri. Sebab, orangtua mereka yang memengang kendali dalam kehidupannya, bukan pada anak. Akibatnya, di masa dewasa anak tersebut cenderung untuk mengidap duck syndrome atau sindrom bebek.

Jika di tarik benang merahnya, alasan seseorang mengidap duck syndrome dapat dipengaruhi oleh penyebab seperti penjelasan di atas. Meskipun dalam dunia psikologi duck syndrome ini belum resmi diakui sebagai gangguan mental. Namun, nyatanya banyak risiko-risiko yang kemungkinan yang dapat di alami oleh seseorang pada sindrom bebek ini. Dengan berpura-pura bahagia, namun realitanya menderita.

Referensi:

  • Stanford University. In Focus: Don’t be a Duck! How to Resist The Stanford Duck Syndrome. Diakases pada tanggal 03 April 2024.
  • Thomas M, Bigatti S. Perfectionism, impostor phenomenon, and mental health in medicine: a literature review. Int J Med Educ. 2020 Sep 28;11:201-213. doi: 10.5116/ijme.5f54.c8f8. PMID: 32996466; PMCID: PMC7882132.
  • Vigdal JS, Brønnick KK. A Systematic Review of "Helicopter Parenting" and Its Relationship With Anxiety and Depression. Front Psychol. 2022 May 25;13:872981. doi: 10.3389/fpsyg.2022.872981. PMID: 35693486; PMCID: PMC9176408.

Baca Juga: 5 Tanda Middle Child Syndrome, Masalah Si Anak Tengah

Chand Pangestu Photo Verified Writer Chand Pangestu

writing is healing | IG: nulisbarengchan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya