Karena masih bekerja penuh waktu di sebuah perusahaan batik Solo, Indah harus pintar-pintar mengatur waktu untuk Difalitera. Jika akhir pekan, ia menyempatkan waktunya untuk mengecek naskah masuk, koordinasi dengan tim narator, ilustrator dan admin media sosial yang mengurus perkembangan di situs Difalitera sendiri.
Proses perekaman dan pembacaan karya ia lakukan secara berkala. Hebatnya, ia juga masih sempat mengurus proyek pribadinya sendiri seperti menulis artikel atau cerpen.
Menurut Indah, tahap paling berat adalah ketika karya berada pada tahap proses editing dan ilustrasi musik. Jika mencari karya atau merekamnya, proses tersebut dirasa sangat mudah. Namun untuk menghadirkannya dalam bentuk audio siap dengar itu proses yang paling berat.
Karena semua anggota Difalitera berbasis sukarelawan, Indah mengaku tak bisa memberi target selain ke dirinya sendiri dan mau tak mau harus menyesuaikan waktu dengan para kreator untuk menggarapnya. Sebab hal itu membutuhkan keahlian.
Jumlah sukarelawan yang mengurus Difalitera Indah mengaku tak menghitung secara pasti, namun saat ini tim inti ada empat orang. Indah sebagai koordinator, satu orang sebagai admin situs web dan media sosial, dan dua orang sebagai editor dan ilustrator musik. Saat ini Indah juga masih membuka kesempatan untuk para penikmat sastra agar mau bergabung dengan Difalitera.