Anette Isabella Kenalkan Art Therapy untuk Tangani Mental Health

Belajar meregulasi emosi dengan corat-coret

Jakarta, IDN Times - Generasi muda semakin sadar akan isu kesehatan mental bagi dirinya maupun lingkungan sekitar. Sayangnya, masih terdapat sejumlah permasalahan serius yang menjadi tantangan klasik untuk isu kesejahteraan jiwa, seperti stigma hingga akses terhadap layanan profesional. 

Psikolog Anette Isabella Ginting merespons permasalahan terkait isu kesehatan jiwa dengan membangun platform Psychologist For Everyone atau PFE. Perempuan muda yang akrab disapa Anette, menginisiasi media untuk menyebarluaskan pemahaman akan isu kesehatan mental dan penangannya melalui metode art therapy. 

Art therapy menjadi salah satu proses kreatif yang dilakukan individu untuk mendapatkan kestabilan mental. Aktivitas seni yang menyenangkan, dinilai mampu membantu mengeksplorasi dan mengekspresikan perasaan seseorang untuk lebih memahami mengenali kondisi jiwanya. 

Kepada IDN Times, dalam wawancara khusus bertajuk #AkuPerempuan pada Selasa (23/1/24), Anette menceritakan lebih lanjut mengenai platform yang dibangunnya serta terapi psikologis art therapy. Pandangannya sebagai psikolog terhadap fenomena di sekitar, juga diulik secara menarik dalam artikel ini! 

1. Psychologist for Everyone, platform yang ingin menjangkau lebih banyak penyintas kesehatan mental

Anette Isabella Kenalkan Art Therapy untuk Tangani Mental HealthAnette Isabella, psikolog dan founder Psychologist for Everyone. (dok.Anette Isabella)

Akses terhadap layanan kesehatan mental di Indonesia, masih terbilang eksklusif sebab hanya dapat dijangkau oleh segelintir orang. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, setiap 1 psikiater melayani 250 ribu penduduk Indonesia.

Meski telah diperbantukan oleh psikolog, penanganan kesehatan mental yang terjangkau, masih sulit didapatkan oleh penyintas. Mirisnya, data Riskesdas 2018 sebut isu kesehatan mental terjadi di usia produktif yakni 15-24 tahun, yang artinya banyak menyasar anak muda yang aktif bekerja atau bersekolah.  

"Aku kemudian membuat platform Psychologist for Everyone, berangkat dari keresahanku sebagai mahasiswi profesi psikolog saat itu yang melihat fenomena bahwa banyak banget individu yang butuh bantuan, tapi tidak berani mencari," cerita Anette kepada IDN Times. 

Menyadari tantangan serius untuk menjangkau lebih banyak anak muda, Anette berinovasi untuk mengembangkan platform media sosial Instagram untuk membagikan informasi dan pengetahuan terkait salah satu teknik psikologi, khususnya art therapy. Melalui media tersebut, Anette juga berusaha menghapuskan prespsi bahwa psikolog adalah momok untuk anak muda.

Diakui Anette, problem lain yang kerap menghambat penanganan kesehatan jiwa adalah stigma. Pandangan serta perilaku diskriminatif dari orang lain, membuat penyintas urung untuk mendapat penanganan terkait gangguan kejiwaannya.  

2. Anak muda yang tak selalu paham pada apa yang dirasakannya, menjadi kendala untuk menangani gangguan kesehatan mental

Anette Isabella Kenalkan Art Therapy untuk Tangani Mental HealthAnette Isabella, psikolog dan founder Psychologist for Everyone. (dok.Anette Isabella)

Ramai dibicarakan tak lantas membuat isu kesehatan mental mendapat penanganan yang tepat. Diskusi mengenai mental health yang tak sesuai dapat berimbas pada self diagnoses hingga perilaku menyimpang. Kompleksitas fenomena ini masih banyak ditemui di kalangan muda.

Masalahnya, sejumlah individu masih kesulitan memahami emosi dalam diri mereka, apalagi harus mengomunikasikan dan meregulasi perasaannya. Budaya dan kebiasaan yang tak mendorong seseorang untuk mengidentifikasi emosinya, membuat isu kesehatan mental jadi kian kronis.

Bagi Anette, kondisi mental anak muda perlu diarahkan agar tak melakukan perilaku yang buruk dan merugikan. PFE hadir sebagai wadah untuk memberikan pemahaman serta dorongan untuk meregulasi emosi. 

"Anak-anak muda yang mungkin kurang mendapat pengetahuan tentang bagaimana menghadapi stres, menghadapi sebuah tekanan di dalam relationship mereka. Di dalam pekerjaan ataupun pendidikan, mereka bingung harus apa. Rasanya kayak udah gelap banget dunia, gitu," ujar Anette sampaikan keresahannya.

Anette memahami bahwa tak semua orang merasa nyaman untuk membahas emosinya. Bercermin dari kondisi tersebut, Anette mengenalkan art therapy sebagai salah satu opsi untuk lebih mengenal diri sendiri. 

"Kalau pendekatan psikologi yang umum ini kan, banyak ngobrol. Ternyata, pendekatan ini tidak bisa efektif untuk semua orang, terutama untuk anak-anak muda karena mereka ditanya kamu merasa apa, mereka gak tahu. Mereka juga gak kenal sama emosi yang mereka alami," ujarnya. 

3. Art therapy menjadi metode psikologis untuk menguraikan dan meregulasi emosi seseorang

Anette Isabella Kenalkan Art Therapy untuk Tangani Mental HealthAnette Isabella, psikolog dan founder Psychologist for Everyone. (dok.Anette Isabella)

Art therapy jadi teknik psikologis yang dapat membantu meregulasi emosi individu. Proses kreatif seperti menggambar secara mindful, akan mengalihkan fokus dari perasaan yang kurang nyaman sehingga dapat mengekspresikan luapan emosi dengan cara yang lebih positif. 

Tujuannya adalah mengurangi perbuatan yang tidak diinginkan seperti self harm, emosi yang destruktif dan merugikan orang lain, hingga menangani masalah kesehatan yang lebih serius. Aktivitas ini ringan, mudah, dan menyenangkan, namun dapat menjadi kebiasaan baik jika generasi muda menerapkannya.

"PFE ingin dengan sharing salah satu bentuk self-therapy lewat corat-coret, setidaknya bisa membantu teman-teman ketika lagi merasa tertekan. Mereka punya satu alternatif yang bisa mereka coba lakukan, membuat mereka merasa lebih baik tanpa perlu melakukan perilaku-perilaku yang merugikan," tambah Anette.

Art therapy sendiri tak terbatas hanya pada gambar. Seluruh bentuk seni seperti fotografi, musik, dance, atau kegiatan mengekspresikan kreativitas lain, juga dapat menjadi sarana proses penyembuhan. 

"Art therapy atau corat-coret yang dilakukan oleh PFE adalah salah satu bentuk yang bisa diupayakan untuk kita punya energi memproses stres itu," katanya. Bila mengalami kondisi demikian, art therapy dapat menjadi solusi untuk mengumpulkan kekuatan. 

Baca Juga: Serunya Nur Anugerah Menjadi Penggagas Sedekah Buku Indonesia

4. Khawatir akan terluka atau kecewa jika membuka kenangan masa lalu, jadi hambatan untuk memahami diri sendiri

Anette Isabella Kenalkan Art Therapy untuk Tangani Mental HealthAnette Isabella, psikolog dan founder Psychologist for Everyone. (dok.Anette Isabella)

Kondisi psikologis berkaitan dengan pengalaman terdahulu yang dialami seseorang. Termasuk juga, isu kesehatan mental seperti trauma atau depresi yang dibentuk dari keping-keping kejadian di masa lalu. 

Proses untuk mengenal diri sendiri, menuntut seseorang untuk membuka kenangan pahit yang pernah dilaluinya. Banyak orang enggan untuk memahami diri sendiri karena tak ingin membuka ingatan yang mengecewakan. 

Untuk itu, Anette menyampaikan agar trauma tak dihadapi sendirian dan meminta bantuan ahli untuk mendampingi. "Menangis, meminta bantuan, melakukan hal-hal yang mungkin menurut orang lain cari perhatian, itu sebenarnya seperti tangisan meminta bantuan," lanjut dia. 

Sejumlah problem di atas menjadi landasan bagi Anette untuk terus membesarkan PFE. Harapannya, setiap orang dapat lebih mudah menjangkau layanan kesehatan untuk mendapatkan pendampingan, penanganan, maupun pencegahan dari berbagai mental health issue yang populer.

"Aku berharap banget PFE ini bisa kayak namanya, for everyone, untuk semua orang. Jadi, layanan kesehatan mental ini tuh sama kayak layanan kesehatan fisik yang bisa diakses dengan mudah oleh semua orang," tambahnya. 

5. Anette berbagi sudut pandang dalam buku karya terbarunya

Anette Isabella Kenalkan Art Therapy untuk Tangani Mental HealthAnette Isabella, psikolog dan founder Psychologist for Everyone. (dok.Anette Isabella)

Ketertarikan Anette terhadap dunia psikologi, turut mengantarkannya untuk menulis sebuah buku berisi pengalaman dan perspektif profesionalnya. Anette dan partner-nya, Leviana Bella, berkarya dalam bentuk tulisan melalui buku bertajuk 'Point of View' atau sudut pandang. 

Buku tersebut menghadirkan pengalaman unik dan perspektif lain di dunia psikologi yang akan berguna untuk membuka persepsi baru bagi pembaca. Anette berharap buku ini bisa membuka pikiran dan mendorong pembaca untuk memahami lebih banyak persepsi. 

"Buku ini banyak banget bercerita dari beragam sisi. Aku juga membahas banyak banget perasaan kita dengan seseorang, kayak konflik dengan orangtua, orangtua dan anak. Jadi, ada tuh sudut pandang orangtua seperti apa. Dalam relationship juga, orang yang berpisah seperti apa, yang langgeng seperti apa," Anette menjabarkan lebih lanjut mengenai buku teranyarnya. 

6. Anette: perempuan yang berkualitas adalah mereka yang stick to her boundaries

Anette Isabella Kenalkan Art Therapy untuk Tangani Mental HealthAnette Isabella, psikolog dan founder Psychologist for Everyone. (dok.Anette Isabella)

Untuk menjadi sosok yang berdampak, bukanlah pekerjaan singkat. Dalam perjalanannya, Anette menemukan berbagai hambatan dan tantangan. Saat ditanya nilai penting untuk anak muda agar bisa memberi lebih banyak manfaat untuk sekitar, Anette menjabarkan berdasarkan pengalaman dan perspektifnya.    

Kata Anette, "Untuk berani berdampak, menurut aku, kita harus punya big 'why'. Kita harus menemukan dulu value kita apa, kita harus menemukan kita tuh passion-nya di mana, kita mau melakukan apa, dan menjadi original, menjadi apa adanya kamu."

Anette sendiri memperbanyak self reflection dan berdiskusi dengan orang lain yang sifatnya membangun dan mendorong pada kemajuan. Jika masih mengalami kesulitan untuk memahami diri, bisa meminta bantuan psikolog.

Selaras dengan hal tersebut, Anette sampaikan pandangannya terkait perempuan yang dinilai berkualitas, "Perempuan yang berkualitas, menurut aku adalah perempuan yang stick to her boundaries. Banyak banget isu sosial atau tekanan sosial yang kadang membuat perempuan terjepit, yang membuat perempuan gak bisa menyuarakan keresahan. Jadi, perempuan yang berkualitas menurutku adalah perempuan yang tahu batasannya dan tahu apa yang mau dilakukan." 

Baca Juga: Ence Adinda, Sebarkan Edukasi Pilah Sampah lewat iLitterless

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya