Apa Itu Nafkah Batin dalam Islam dan Ketentuannya?

begini penjelasannya menurut islam

Setelah melakukan akad pernikahan, seorang istri berhak mendapatkan nafkah dari suaminya. Seorang laki-laki yang bertindak sebagai suami, wajib memberikan nafkah lahir dan batin sebagaimana telah disebutkan dalam islam.

Kewajiban seorang suami kepada istri telah diatur dalam Al-Qur'an, termasuk tentang nafkah lahir dan batin serta ketentuannya apabila tidak terpenuhi. Untuk itu, simak penjelasannya lebih lanjut dalam artikel ini berdasarkan pandangan islam, ya! 

1. Pengertian nafkah batin

Apa Itu Nafkah Batin dalam Islam dan Ketentuannya?ilustrasi suami dan istri (pexels.com/Monstera)

Dalam islam, seorang suami wajib memberikan nafkah kepada istrinya. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 233 yang artinya:

"Dan kewajiban ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para ibu (istri) dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya."

Nafkah batin merupakan kewajiban yang diberikan istri dalam rupa pemenuhan kebutuhan biologis serta kebahagiaan. Dalam islam, jumlah atau kadarnya tak dijelaskan secara rinci, namun suami perlu sadar bahwa keinginan nafsu istri dan sebaliknya adalah tanggung jawab. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam surah An-Nisa ayat 34, yang artinya:

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita). Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."

2. Inilah nafkah yang wajib dipenuhi oleh suami, salah satunya adalah nafkah batin

Apa Itu Nafkah Batin dalam Islam dan Ketentuannya?ilustrasi suami dan istri (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Terdapat beberapa nafkah yang harus dipenuhi seorang laki-laki, yakni nafkah keluarga, nafkah pribadi istri, dan nafkah batin. Nafkah keluarga mencakup kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan anak-anak. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surah At-Talaq ayat 6 yang artinya:

"Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya."

Nafkah berikutnya yang wajib dipenuhi suami adalah nafkah pribadi istri. Nafkah yang telah diberikan kepada istri menjadi hak istri sepenuhnya, boleh digunakan untuk menabung, hingga merawat diri.

Terakhir adalah nafkah batin. Nafkah batin merupakan hal-hal yang menunjang keharmonisan dalam rumah tangga. Bentuknya tidak berupa materi, namun bertujuan menjaga kerukunan. Suami bisa memberikan nafkah batin kepada istrinya berupa kebahagiaan, menggauli atau hubungan suami istri, serta berlaku adil.

Baca Juga: Apa Hukum Mualaf karena Menikah?

3. Bagaimana bila nafkah batin tidak terpenuhi?

Apa Itu Nafkah Batin dalam Islam dan Ketentuannya?ilustrasi suami dan istri (pexels.com/August de Richelieu)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang istri berhak mendapatkan nafkah. Namun, apabila suami tidak dapat memenuhi kewajibannya, selama istri merasa rela dan lapang dada, maka pernikahan dapat tetap dipertahankan. Apabila yang terjadi sebaliknya, istri tidak merasa rela, maka ia boleh menuntut haknya. Hal ini sebagaimana dilansir dari NU Online. 

Berapa lama seorang suami diperkenankan untuk tidak memberikan nafkah batin kepada istrinya? Mengenai durasinya, banyak ulama memiliki perbedaan pendapat. Dalam NU Online, Imam Ibnu Hazm berpendapat seorang suami wajib memberikan nafkah batin kepada istrinya minimal sekali dalam sebulan. Pandangan ini merujuk pada menggauli istri atau berhubungan suami istri. 

Namun, pandangan lain menyampaikan sekurang-kurangnya 4 bulan, seorang suami wajib memberikan nafkah batin pada istri. Di Indonesia, batas nafkah batin ialah 3 bulan merujuk pada ta’liq talak dalam buku nikah. Apabila istri rida tidak mendapatkan nafkah batin selama 3 bulan, maka pernikahan dapat tetap berjalan. Namun bila sebaliknya, istri boleh menggugat cerai ke pengadilan. 

Demikian penjelasan mengenai nafkah lahir dan batin. Semoga artikel ini membantu, ya!

Baca Juga: Hukum Memainkan Kemaluan Sendiri bagi Perempuan, Haram atau Makruh?

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya