Apakah Orang Mudik Boleh Tidak Berpuasa Ramadan? Ada Aturannya!

Cek dulu infonya sebelum memutuskan

Pada bulan suci Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Dalam rangka merayakan Idul Fitri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi mudik, yakni pulang ke kampung halaman dari tanah perantauan.

Orang mudik adalah orang yang sedang melakukan perjalanan jauh atau tengah bepergian, biasanya disebut dengan musafir. Artikel di bawah ini akan menjelaskan hukum puasa yang berlaku bagi musafir. Apakah boleh tidak berpuasa? 

1. Boleh tidak berpuasa, namun menggantinya di lain waktu

Apakah Orang Mudik Boleh Tidak Berpuasa Ramadan? Ada Aturannya!Ilustrasi mudik (unsplash.com/Connor Williams)

Dalam surah Al Baqarah ayah 185 disebutkan, orang yang tengah sakit maupun berpergian boleh untuk tidak berpuasa dan menggantinya di lain waktu (di luar bulan Ramadan), sejumlah puasa yang ditinggalkan. Berikut arti surah Al Baqoroh 185:

“Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain," (QS. al-Baqarah: 185).

Mengutip penjelasan NU Online, orang yang bepergian atau musafir, hukumnya wajib berpuasa. Namun diperbolehkan untuk tidak berpuasa apabila memenuhi syarat yang telah ditentukan dan wajib menggantinya di kemudian hari. Lantas, apakah syarat seorang  sebagai musafir mendapat keringanan berpuasa?

2. Aturan rinci mengenai orang yang berpuasa dalam perjalanan

Apakah Orang Mudik Boleh Tidak Berpuasa Ramadan? Ada Aturannya!Mudik Lebaran 2024 (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Inilah beberapa hal yang membuat seorang musafir mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa dalam perjalanan, sebagaimana dikutip dari NU Online:

  • Seorang musafir boleh tidak berpuasa apabila perjalanan yang ditempuh, jaraknya memperbolehkan meng-qashar salat. Dr. Musthofa Al-Khin, mengkonversikan batas minimal jarak yang ditempuh yakni 81 kilometer. 
  • Selain itu, seorang musafir diperbolehkan meninggalkan puasanya apabila perjalanan yang dilakukan sesuai syariat Islam. Bukan perjalanan untuk melakukan suatu kemaksiatan.
  • Perjalanan tersebut dilakukan pada malam hari dan sebelum terbit fajar telah melewati batas daerah tempat tinggal atau batas kelurahan. Apabila pergi setelah terbit fajar, maka tidak diperbolehkan untuk berbuka dan wajib menyelesaikan puasa tersebut hingga matahari terbenam.
  • Seorang musafir yang tengah melakukan perjalanan sebagaimana syarat-syarat di atas, apabila pada pagi hari bepuasa, diperbolehkan berbuka membatalkan puasanya.
  • Seorang musafir yang telah bermukim maka tidak diperbolehkan untuk meninggalkan puasanya. 

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesabaran selama Bulan Ramadan, Kunci Puasa Tenang!

3. Mengganti puasa di luar bulan Ramadan, sejumlah puasa yang ditinggalkan

Apakah Orang Mudik Boleh Tidak Berpuasa Ramadan? Ada Aturannya!ilustrasi mudik (pexels.com/David Peinado)

Jadi, orang yang mudik diberi keringanan untuk tidak berpuasa dengan syarat-syarat tersebut. Setelah bulan Ramadan, orang yang meninggalkan puasa, wajib menggantinya di lain waktu sebanyak jumlah puasa yang ditinggalkan.

Sebelum melaksanakan perjalanan jauh, pastikan kamu telah mengetahui aturan tersebut dalam Islam. Selain itu, apabila berniat untuk tetap berpuasa, carilah waktu yang tidak mengganggu ibadah tersebut, misalnya dipilih waktu selepas berbuka puasa hingga menjelang subuh. 

Baca Juga: Apakah Boleh Puasa di Hari Raya Idul Fitri? Ini Hukumnya

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya