Museum MACAN Hadirkan Pameran dari Kardus dalam Instalasi Terbarunya

hasil karya perupa asal Filipina

Pasangan perupa asal Filipina, Isabel dan Alfredo Aquilizina, memamerkan karya terbarunya berjudul 'Somewhere, Elsewhere, Nowhere'. Museum MACAN akan mempersembahkan pameran instalasi karya keduanya dari 24 Juni-8 Oktober 2023. 

Pameran seni rupa ini menampilkan karya-karya penuh makna dari Isabel dan Alfredo yang banyak mengisahkan perjalanan keduanya saat berpindah-pindah dengan memanfaatkan barang-barang dari kehidupan sehari-hari. Simak perjalanan Isabel dan Alfredo melalui keterangannya dalam 'Media Preview: Pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere' pada Kamis (22/6/23). 

1. Pasangan perupa asal Filipina menghadirkan ekshibisi dari objek yang dekat dengan kehidupan sehari-hari

Museum MACAN Hadirkan Pameran dari Kardus dalam Instalasi Terbarunya'Media Preview: Pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere' pada Kamis (22/6/23). (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Bekerja sebagai pasangan perupa, diakui Alfredo memiliki tantangan tersendiri. Ia harus menjalankan peran sebagai seniman dan sekaligus tumbuh dan berkembang bersama keluarganya. Oleh karenanya, karya seni yang dibangun oleh pasangan ini memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari.

"Saya pikir bekerja sama menciptakan seni dan menjadi pasangan suam-istri itu cukup menantang," ujar Alfredo. 

Keduanya menyambut bahagia kerja sama dengan perupa di Indonesia dalam pameran yang digelar di Museum MACAN tersebut. Keduanya mengaku senang dapat memamerkan karyanya kepada masyarakat Indonesia.

2. Perjalanan kedua perupa berpindah dari satu tempat ke tempat baru, jadi ide dasar karya-karyanya

Museum MACAN Hadirkan Pameran dari Kardus dalam Instalasi Terbarunya'Media Preview: Pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere' pada Kamis (22/6/23). (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Karya seni yang ditampilkan oleh Isabel dan Alfredo banyak mengangkat objek sehari-hari untuk menampilkan keresahan keduanya saat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat baru. Lebih jauh, keduanya bicara mengenai perpindahan, migrasi, hingga kolonialisasi melalui objek sehari-hari seperti kardus, sikat gigi, hingga selimut. 

"Perasaan berpindah dari satu tempat ke tempat lain jadi dasar ide karya mereka," dijelaskan oleh Aditya Lingga, Asisten Kuratorial Museum MACAN. 

Karya yang digarap selama hampir dua dekade ini menghasilkan instalasi yang mengangkat gagasan identitas individu hingga kisah mengenai imigrasi. Seperti yang ditampilkan dalam Project Be-Longing, terdapat karya kolektif yang diciptakan dari sandal yang kemudian dibentuk menjadi sayap. Isabel dan Alfredo meyakini, project yang melibatkan banyak orang ini menjadi karya yang mewakili beragam cerita. 

3. Karya In Habit: Project Another Country bicara tentang interaksi kehidupan perkotaan dan dampaknya akan kemajuan teknologi

Museum MACAN Hadirkan Pameran dari Kardus dalam Instalasi Terbarunya'Media Preview: Pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere' pada Kamis (22/6/23). (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Karya interaktif dengan judul 'In Habit: Project Another Country' menampilkan instalasi berbentuk parabola yang dipenuhi pemukiman dan rumah-rumah yang terbuat dari kardus. Instalasi berukuran besar ini, menceritakan bagaimana orang perkotaan dapat berinteraksi dengan satu sama lain meski terdapat berbagai perubahan di lini kehidupan. 

dm-player

Karya ini bicara tentang komunikasi dan pengawasan seiring dengan perkembangan teknologi. Perubahan dan perpindahan yang cepat akan teknologi, memengaruhi interaksi orang-orang dalam kota tersebut. 

"Secara garis besar, Isabel dan Alfredo bicara tentang arti rumah, tentang keluarga, dan semua dilihat dari kacamata atau perspektif sejarah yang lebih panjang. Jadi dari karyanya, kita juga bisa melihat kalau mereka itu menilik tentang kolonialisasi, tentang migrasi, tentang disorientasi terhadap orang-orang yang berpindah," jelas Lingga. 

Baca Juga: Serunya MACAN After Hours saat Valentine, Cocok untuk Museum Date!

4. Mengeksplorasi kehidupan petani di Yogyakarta dan singgungan kemajuan industrialisasi yang menimbulkan ketidaksetaraan

Museum MACAN Hadirkan Pameran dari Kardus dalam Instalasi Terbarunya'Media Preview: Pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere' pada Kamis (22/6/23). (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Pada tahun 2015, pasangan perupa ini berada di Yogyakarta. Selama masa residensinya, Isabel dan Alfredo melihat sekaligus mengamati kehidupan petani yang setiap harinya membawa arit atau sabit sebagai alat mencabut rumput. 

Keduanya mengeksplorasi kehidupan petani tradisional dan menaruh perhatian terhadap industri pandai besi yang mengalami penurunan. Lebih jauh, karya ini menyinggung kemajuan industrialisasi terhadap kehidupan saat ini, terutama di sektor pertanian, kebudayaan, dan sosial.

Gagasan yang tertuang dalam karya 'Belok Kiri Jalan Terus' atau Left Wing Project ini, terbuat dari kumpulan arit yang membentuk sayap. Karya ini menyampaikan harapan akan ketimpangan terhadap kondisi sosial serta ketidaksetaraan.

"Karya ini menyinggung tentang bagaimana artisan itu bisa terlarut juga dengan kemajuan hidup kita sekarang," ujar Lingga. 

5. Isabel dan Alfredo turut menyoroti kehidupan suku Bajau yang mengalami pergeseran akibat moderenisasi

Museum MACAN Hadirkan Pameran dari Kardus dalam Instalasi Terbarunya'Media Preview: Pameran Somewhere, Elsewhere, Nowhere' pada Kamis (22/6/23). (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Dalam instalasi In Habit: Project Another Country, terdapat karya yang menyoroti kehidupan suku Bajau. Di tengah modernisasi, orang-orang dari suku Bajau yang hidup secara nomaden di wilayah bahari, mengalami perubahan yang signifikan akan gaya hidup mereka. 

Isabel dan Alfredo mengamati terjadi pergeseran terhadap orang-orang dari suku tersebut sehingga mengalami marginalisasi dan ketidakberuntungan. Dalam karya yang diangkat menggunakan material kardus, Alfredo dan Isabel berusaha menuangkan perasaan terasing dan disorientasi yang mungkin dialami oleh orang-orang yang hidupnya mengalami perpindahan. 

Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak karya-karya perupa asal Filipina, Isabel dan Alfredo, kamu bisa langsung datang ke Museum MACAN. Pameran interaktif ini bisa memperlihatkan berbagai kondisi sosial serta gambaran rumah yang pastinya menarik untuk diikuti. 

Baca Juga: Museum MACAN Pamerkan Karya Seni dari Limbah Jaring Ikan, Unik! 

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya