Pelajaran Berharga dari Dokumenter Burning Sun, Berpihak pada Korban!
- Skandal Burning Sun melibatkan idola KPop dan mengungkap kasus Molka, di mana mendiang Goo Hara berani speak up terkait pelecehan yang dialaminya.
- Masyarakat umum disarankan memberi pendampingan dan perlindungan kepada penyintas, serta tidak menyebarkan konten merugikan. Bantu penyintas untuk mendapatkan bantuan profesional.
- Tindakan doxing dan komentar negatif anonim dapat merugikan secara mental. Masyarakat harus lebih berhati-hati dan selektif dalam berpendapat.
Video dokumenter Burning Sun yang ditayangkan di kanal YouTube BBC World Service, tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Burning Sun menjadi skandal yang mencuat sejak 2019 dan menyeret sejumlah idol KPop.
Setelah 6 tahun berlalu, pelaku yang terlibat dalam kasus tersebut kembali muncul di publik. Dari dokumenter BBC yang mengambil sudut pandang jurnalis, inilah 3 hal yang dapat dipelajari dan dipahami oleh masyarakat umum terkait skandal tersebut.
1. Penyintas yang memilih untuk speak up harus mendapatkan perlindungan
Burning Sun menampilkan idola KPop seperti Seung Ri ex Big Bang, Jung Joon Young, Choi Jong Hoon ex FT Island, dan Goo Hara. Mendiang Goo Hara, member girl group KARA, jadi salah satu pihak yang memberanikan diri untuk speak up terkait kasus Molka, isu pertama yang diungkap dalam skandal Burning Sun.
Molka merupakan istilah yang menggambarkan aksi mengambil foto atau video tanpa izin (secara diam-diam). Pada dokumenter tersebut, disoroti keberanian Goo Hara untuk mengungkap skandal Molka yang dialaminya kepada reporter Kang Kyung Yoon.
Keberanian mendiang Goo Hara untuk mengungkap kasus Molka, turut diapresiasi oleh reporter Kang. Terlebih idol tersebut pernah menjadi korban revenge porn. Keberanian Goo Hara dan tekadnya untuk menghubungi reporter Kang, jadi langkah besar untuk menghentikan kasus pelecehan.
Memiliki keberanian untuk mengungkap kasus pelecehan yang dialami oleh diri sendiri, tentu bukanlah hal yang mudah. Bahkan, tak setiap orang mampu melakukannya. Untuk itu, bagi para penyintas yang hendak speak up, harus diberikan ruang aman tanpa penghakiman.
2. Sebagai masyarakat umum, kita harus berpihak dan berempati kepada penyintas kekerasan seksual
Sebagai masyarakat umum atau pihak yang tak terlibat langsung dalam kasus kekerasan seksual, disarankan untuk memberi pendampingan dan perlindungan kepada penyintas. Perlindungan dapat dilakukan dengan menjaga privasi, tidak menyebarkan foto, video, atau konten yang merugikan penyintas, serta menanyakan kesediaan penyintas untuk melapor ke pihak berwajib.
Apabila menemukan seseorang menjadi penyintas pelecehan, pemerkosaan, dan tindakan serupa, bantu untuk mendapatkan penanganan atau pendampingan oleh profesional seperti psikolog, tenaga medis, dan lain-lain. Pastikan proses pemulihan dilakukan dengan tepat dengan mempertimbangkan kondisi mental korban.
Setiap individu juga harus berpihak kepada penyintas dengan tidak menghakimi maupun membuat kondisi semakin buruk. Pahami bahwa orang yang melalui masa tersebut, mengalami pengalaman yang berat dan kurang menyenangkan sehingga harus lebih berempati.
3. Berkomentar secara bijaksana dan berhenti melakukan doxing. Komentar negatif dapat melukai korban
Kejahatan yang menggunakan internet dapat melukai seseorang, bahkan mengakibatkan kasus kematian. Salah satunya adalah doxing, yakni tindakan menyebarluaskan informasi pribadi individu secara publik untuk menghukum, memperlakukan, maupun melakukan rekayasa sosial lainnya. Tindakan ini dapat merugikan pihak yang bersangkutan.
Selain doxing, sebagai masyarakat atau pihak luar sebaiknya tidak memberikan komentar negatif terhadap publik figur atau tokoh yang tengah mengalami kontroversi. Terlebih, ulasan atau pesan negatif yang dikirim secara anonim dengan tujuan mempermalukan satu pihak.
Tindakan ini sangat merugikan, terutama secara mental. Bijaksanalah dalam berkomentar dan bertanggung jawab terhadap komentar yang dilontarkan.
Burning Sun juga memberikan pelajaran berharga terhadap masyarakat untuk lebih berhati-hati dan aware pada kondisi sekitar. Peka terhadap isu terkini dan selektif dengan informasi yang didapatkan.
