Makna Motif Batik dalam Seragam Jemaah Haji Indonesia, Sudah Tahu?

- Jemaah haji Indonesia mengenakan seragam batik baru mulai tahun 2024.
- Seragam batik motif Sekar Arum Sari dipilih melalui Sayembara Desain Batik Jemaah Haji Indonesia.
- Batik menjadi identitas bangsa Indonesia dan UNESCO menetapkannya sebagai warisan tak benda.
Jemaah haji Indonesia akan mengenakan seragam batik baru untuk pertama kalinya setelah 12 tahun. Penggunaan seragam bermotif baru ini mulai diberlakukan pada musim haji tahun 2024, dan dirilis oleh Menteri Agama Republik Indonesia saat itu, Yaqut Cholil Qoumas.
Seragam batik yang dikenakan jemaah haji Indonesia menjadi ciri khas tersendiri saat berada di Arab Saudi. Terlebih, corak batik tersebut memiliki makna yang mendalam. Berikut adalah makna corak batik dari seragam jemaah haji Indonesia.
1. Batik menjadi identitas orang Indonesia

Seragam jemaah haji Indonesia adalah batik motif Sekar Arum Sari. Seragam ini dipilih melalui Sayembara Desain Batik Jemaah Haji Indonesia pada Agustus 2023 lalu. Desainer dari motif batik Sekar Arum Sari adalah Sony Adi Nugroho.
Penggunaan batik bagi jemaah haji Indonesia bukan sekadar fashion, melainkan menjadi identitas bangsa Indonesia. Sebab menurut Yaqut, jemaah haji bukan hanya melakukan perjalanan keagamaan, namun sekaligus menjadi duta perwakilan Indonesia.
Terlebih, UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan tak benda dari Indonesia. Hal ini tentunya dapat menjadi ciri orang Indonesia di mana pun berada, termasuk di Arab Saudi dalam rangka keberangkatan haji.
2. Makna batik Sekar Arum Sari yang dikenakan jemaah haji Indonesia

Batik Sekar Arum Sari karya Sony Adi Nugroho memiliki makna yang filosofis, terlebih bagi masyarakat Indonesia. Batik dengan dasar warna ungu tersebut terinspirasi dari bunga melati, motif kawung, motif truntum, motif songket, tenun, serta burung garuda.
Motif ini mengadaptasi filosofi puspa nasional Indonesia yang digambarkan melalui berbagai corak bunga. Bunga melati dipilih karena menjadi lambang kesucian, keagungan, kesederhanaan, ketulusan, keindahan, dan kerendahan hati.
3. Kementerian Agama menggandeng UMKM lokal untuk produksi kain batik cap bagi jemaah haji

Pada saat memperkenalkan corak batik untuk jemaah haji Indonesia ditampilkan sejumlah desain busana. Corak batik ditempatkan pada area pundak hingga ke bagian depan. Selain itu, terdapat penggabungan motif di area ujung lengan busana.
Model pakaian yang ditampilkan antara lain kemeja dan outer, baik bagi jamaah perempuan maupun laki-laki. Produksi batik bagi jemaah haji menggunakan metode cap atau batik cap.
Pengadaan batik tersebut melibatkan UMKM lokal yang telah memenuhi standar Kementerian Agama. Sebab membutuhkan setidaknya 3 meter kain untuk satu batik, sehingga kurang lebih harus memproduksi 600 kilo meter kain.