Rayakan Hari Ulos Nasional, Yuk Kenalan dengan Wastra Indonesia 

Toba Tenun lakukan fashion show dengan material Ulos

Wastra Indonesia menjadi salah satu keragaman budaya yang memiliki filosofi mendalam dengan pola yang indah. Tak hanya batik, Indonesia juga memiliki beragam kain tradisional lain, salah satunya adalah ulos. 

Kain ulos merupakan kain tradisional yang berasal dari suku Batak di Sumatera Utara. Kain yang ditenun oleh pengrajin dan menghasilkan beragam corak yang indah ini biasanya digunakan sebagai selendang untuk memperingati upacara adat tertentu.

Hari Ulos Nasional jatuh setiap tanggal 17 Oktober. Bertepatan pada momen tersebut, Toba tenun sebagai social enterprise yang digagas oleh Kerri Na Basaria mempersembahkan peragaan busana bertajuk 'Parompuan dan Ulos' pada Rabu (19/10/22) di La Moda, Plaza Indonesia. 

1. Ragam tenun dengan berbagai makna mendalam

Rayakan Hari Ulos Nasional, Yuk Kenalan dengan Wastra Indonesia Peragaan busana oleh Toba Tenun 'Parompuan dan Ulos'. (19/10/22) (IDNTimes/Mohamad Aziz Budiman)

Kain tenun tradisional dari berbagai daerah di Indonesia memiliki kekhasan masing-masing dengan mengangkat keunikan dan keragaman budaya. Hal tersebut juga diangkat oleh kain ulos sebagai wastra Indonesia demi melestarikan warisan budaya secara turun-temurun.

Kerri Na Basaria, Founder & CEO PT Toba Tenun Sejahtra, bercerita bahwa motif yang terdapat dalam kain ulos memiliki makna mendalam yang kental kaitannya dengan budaya Batak. "Sibolang itu untuk duka cita, ragidup itu hanya bisa dipake untuk petua yang sudah bercuru, terus ragi hotang itu khusus untuk laki-laki, biasanya dikasih dari orangtua mempleai perempuan ke calon laki-lakinya," ungkapnya.

2. Perempuan dan Ulos

Rayakan Hari Ulos Nasional, Yuk Kenalan dengan Wastra Indonesia Peragaan busana oleh Toba Tenun 'Parompuan dan Ulos'. (19/10/22) (IDNTimes/Mohamad Aziz Budiman)

Perempuan memiliki peran yang besar dalam menjaga dan mewariskan budaya secara turun-temurun. Di Toba Tenun sendiri, mayoritas penenun (90 persen) adalah perempuan dengan range usia 21 hingga 70 tahun. 

Pemberdayaan komunitas Partonun Ulos menjadi penting demi membantu mengembangkan potensi budaya lokal. Kerri menyampaikan masih banyak penenun yang tereksploitasi, sehingga ia berharap dalam merayakan Hari Ulos Nasional kita tidak melupakan pengrajin di belakangnya.

"Jadi kalo menurut aku kalau Hari Ulos Nasional itu kita bisa celebrate cantiknya ulos itu sendiri tapi tidak melupakan orang-orang dan pelaku di balik ulos-ulos tersebut," ujarnya. 

3. Mengenalkan budaya Batak dengan media kain ulos

Rayakan Hari Ulos Nasional, Yuk Kenalan dengan Wastra Indonesia Peragaan busana oleh Toba Tenun 'Parompuan dan Ulos'. (19/10/22) (IDNTimes/Mohamad Aziz Budiman)
dm-player

Motif yang terdapat pada kain ulos memiliki makna dan filosofi mendalam. Toba Tenun mengangkat mengenai mitologi dan karya seni yang terdapat di ruma bolon yang dipercaya sebagai doa perlindungan dan penangkal bala. Karya terbaru dari Toba Tenun juga terinspirasi dari seni pahatan Batak yang diangkat koleksi bertajuk 'Kayu dan Kosmos'.

"Jadi kayu dan kosmos itu karena semua itu terinspirasi dari pahatan batak, seni pahat batak dan juga motif-motif dewa-dewa kuno, mitologi batak sebelum kolonisasi eropa," jelas Kerri.

Sehingga, penamaan 'kayu' berasal dari seni pahat batak yang berusaha dikenalkan oleh Toba Tenun melalui wastra Indonesia. Sementara, 'kosmos' berasal dari kosmologi batak dengan filosofi yang mendalam.

4. Memberi edukasi dan mengembangkan bahan alami yang ramah lingkungan

Rayakan Hari Ulos Nasional, Yuk Kenalan dengan Wastra Indonesia Peragaan busana oleh Toba Tenun 'Parompuan dan Ulos'. (19/10/22) (IDNTimes/Mohamad Aziz Budiman)

Mengenalkan lebih jauh kain tradisional Indonesia dapat melalui berbagai cara, salah satunya adalah menerapkan kain tenun pada daily wear anak muda yang stylish. Toba Tenun mengenalkan koleksi couture berupa dress, outer, vest, jaket, blazer dan berbagai fashion item lain.

Toba Tenun juga mendukung pengembangan kompetensi pengrajin kain dengan meningkatkan keterampilan demi beradaptasi dengan moderenisasi. Toba Tenun memfasilitasi pelatihan dan edukasi melalui rumah komunitas, yaitu Jabu Bonang serta Jabu Borna. 

Jabu Bonang memberi edukasi untuk penenun, sementara Jabu Borna menjadi tempat untuk mengembangkan bahan pewarna alami yang ramah lingkungan. Seluruh proses pembuatan tersebut dilakukan di Sumatera Utara.

5. Peran besar pengrajin tak bisa dipisahkan dari wastra Indonesia

Rayakan Hari Ulos Nasional, Yuk Kenalan dengan Wastra Indonesia Peragaan busana oleh Toba Tenun 'Parompuan dan Ulos'. (19/10/22) (IDNTimes/Mohamad Aziz Budiman)

Tak hanya mempopulerkan kain Ulos, pada perayaan Hari Ulos Nasional ini Kerri berharap sebagai penikmat wastra Indonesia, kita juga bisa lebih peduli terhadap pengrajin Ulos. Terutama perempuan penenun di Sumatera Utara.

"Kita berharap mengganti cara outlook dunia tenun Indonesia bukan hanya melihat dari kainnya, tapi juga dari masyarakat dan pelakunya sih gitu. Jadi kita penginnya people minded-nya pengrajin, kita melihat pengrajinnya bukan kainnya doang," kata Kerri ketika ditanya harapannya pada Hari Ulos Nasional 2022. 

Itulah beberahap hal dari wastra Indonesia yang perlu diketahui dalam merayakan Hari Ulos Nasional. Yuk, lebih mengenal wastra Indonesia!

Baca Juga: Kisah Kerri Na Basaria Bangun Usaha Tenun Demi Kesejahteraan Artisan

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya