ilustrasi salat tarawih (pexels.com/mohammad ramezani)
Setelah menyelesaikan salat tarawih dan witir, umat Muslim, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), biasanya melantunkan doa dan wirid sebagai bentuk penghambaan kepada Allah. Doa setelah salat tarawih NU ini menjadi pelengkap ibadah agar semakin sempurna.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa doa yang biasa dibaca setelah salat witir. Berikut adalah beberapa doa setelah salat witir NU beserta artinya:
- Doa mohon ridha dan surga
Doa setelah salat witir NU ini dibaca setelah mengucapkan kalimat tauhid dan istighfar:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
Allāhumma innī as’aluka ridhāka wal jannah, wa a‘ūdzu bika min sakhathika wan nār.
Artinya: “Tuhanku, aku memohon ridha dan surga-Mu. Aku juga berlindung kepada [rahmat]-Mu dari murka dan neraka-Mu.”
Doa ini sering dibaca setelah wirid dan zikir asmaul husna:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa, fa‘fu ‘annī.
Artinya: “Tuhanku, sungguh Kau maha pengampun lagi pemurah. Kau menyukai ampunan, oleh karenanya ampunilah aku.”
Setelah membaca zikir asmaul husna, doa berikut dapat dipanjatkan:
يَا كَرِيْمُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Yā karīmu, bi rahmatika yā arhamar rāhimīna.
Artinya: “Wahai Zat yang maha pemurah, [aku memohon] atas berkat rahmat-Mu, wahai Zat yang paling penyayang dari segenap penyayang.”
- Doa perlindungan dari murka Allah
Doa ini dibaca untuk memohon perlindungan dari kemurkaan Allah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Allāhumma inī a‘ūdzu bi ridhāka min sakhathika, wa bi mu‘āfātika min ‘uqūbatika. Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika.
Artinya: “Tuhanku, aku berlindung kepada ridha-Mu dari murka-Mu dan kepada afiat-Mu dari siksa-Mu. Aku meminta perlindungan-Mu dari murka-Mu. Aku tidak (sanggup) membilang pujian-Mu sebanyak Kau memuji diri-Mu sendiri.”