Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi aktif media sosial
ilustrasi aktif media sosial (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Intinya sih...

  • Stres berlebih akibat konsumsi berita negatif memicu gejala fisik dan menurunkan imunitas.

  • Konsumsi berita negatif meningkatkan rasa takut yang tidak proporsional dan memicu perasaan tidak berdaya.

  • Energi negatif dari konsumsi berita menular ke lingkungan sekitar, menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital, akses terhadap berita begitu mudah, bahkan bisa dibilang berlebihan. Dari media sosial sampai portal online, arus informasi datang tanpa henti, membawa cerita dari berbagai sudut dunia. Sayangnya, berita yang sering muncul justru lebih banyak menyoroti hal-hal buruk seperti konflik, bencana, atau kriminalitas. Walaupun tujuannya memberi informasi, konsumsi berlebihan terhadap berita negatif ternyata bisa menimbulkan efek domino yang serius terhadap kesehatan mental.

Fenomena doomscrolling atau terus-terusan membaca berita negatif sebenarnya sudah jadi pola umum yang dialami banyak orang. Awalnya sekadar ingin tahu apa yang terjadi, tetapi lama-kelamaan bisa berubah jadi kebiasaan yang memengaruhi suasana hati dan cara pandang. Efek yang muncul pun gak hanya sekadar stres sesaat, tetapi juga berdampak jangka panjang pada kondisi emosional, mental, bahkan fisik. Berikut adalah efek domino konsumsi berita negatif terhadap kesehatan mental yang sering gak disadari.

1. Stres berlebih

ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Berita negatif sering kali menimbulkan rasa tertekan karena informasi yang diterima memicu kecemasan berlebih. Otak terus dipaksa mencerna hal-hal buruk, dari kecelakaan sampai tragedi kemanusiaan, yang akhirnya membuat sistem saraf bekerja lebih keras. Kondisi ini bisa memicu respons fight or flight, meskipun situasi tersebut sama sekali gak terjadi pada diri sendiri. Rasa gelisah yang berulang secara alami akan menggerogoti kesehatan mental.

Stres yang terus menumpuk membuat tubuh rentan mengalami gejala fisik, seperti sakit kepala, insomnia, atau penurunan nafsu makan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bahkan bisa menurunkan imunitas dan membuat seseorang lebih gampang sakit. Efek domino dari stres yang berasal dari berita negatif inilah yang sering diabaikan. Padahal, membatasi konsumsi informasi bisa jadi langkah sederhana untuk menjaga ketenangan diri.

2. Meningkatkan rasa takut yang gak proporsional

ilustrasi takut berlebihan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Ketika terus-menerus terpapar berita negatif, otak cenderung melebih-lebihkan ancaman yang ada. Misalnya, setelah membaca berita kriminal, seseorang bisa merasa lingkungan sekitarnya lebih berbahaya daripada kenyataan. Rasa takut ini muncul bukan karena pengalaman langsung, tetapi karena konstruksi pikiran yang dipengaruhi informasi. Dalam kondisi tertentu, hal ini bisa memicu paranoia.

Rasa takut yang berlebihan menghambat produktivitas dan interaksi sosial. Orang bisa jadi lebih sering menolak kesempatan hanya karena khawatir dengan hal-hal buruk yang sebenarnya jarang terjadi. Akhirnya, rasa aman dalam diri jadi hilang, digantikan rasa curiga berlebihan. Lingkaran ketakutan ini sulit diputus kalau konsumsi berita negatif tidak dikendalikan.

3. Memicu perasaan tidak berdaya

ilustrasi aktif media sosial (pexels.com/MART PRODUCTION)

Berita tentang konflik, korupsi, atau ketidakadilan sosial sering membuat seseorang merasa kecil di tengah persoalan besar dunia. Perasaan tidak berdaya ini muncul karena banyak hal buruk yang terasa mustahil diubah seorang diri. Meski sebenarnya ada peluang untuk berkontribusi dalam skala kecil, fokus pada sisi negatif membuat pikiran seolah terjebak dalam ketidakmampuan. Rasa ini bisa menurunkan motivasi untuk berkembang.

Efek domino selanjutnya adalah hilangnya kepercayaan diri. Seseorang bisa merasa usaha apapun yang dilakukan gak akan mengubah keadaan, sehingga memilih untuk pasif. Jika perasaan ini terus dipupuk, risiko depresi akan semakin tinggi. Padahal, dengan mengatur konsumsi informasi, sebenarnya masih ada ruang untuk memandang hidup dengan lebih optimis.

4. Menularnya energi negatif ke lingkungan sekitar

ilustrasi aktif media sosial (pexels.com/cottonbro studio)

Kebiasaan mengonsumsi berita negatif juga memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Suasana hati yang murung atau penuh kecemasan gampang terbawa dalam percakapan sehari-hari. Akibatnya, energi negatif ikut menular ke teman, keluarga, atau rekan kerja. Lingkungan yang harusnya jadi tempat support justru berubah lebih tegang.

Efek domino ini berbahaya karena bisa membentuk siklus toksik. Seseorang yang terus menyebarkan aura negatif akan menguras energi sosial di sekitarnya. Hubungan personal pun jadi renggang karena orang lain merasa lelah menghadapi emosi yang gak stabil. Semua berawal hanya dari konsumsi berita yang gak terkendali.

5. Menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan

ilustrasi berpikir hal buruk (pexels.com/KoolShooters)

Konsumsi berita negatif yang berlebihan bisa mengurangi kemampuan menikmati hidup. Waktu yang seharusnya dipakai untuk beristirahat atau mengembangkan diri justru habis untuk memikirkan hal-hal buruk. Kualitas tidur menurun, produktivitas berkurang, dan hubungan sosial jadi terganggu. Semua ini berdampak langsung pada kebahagiaan sehari-hari.

Lebih jauh lagi, kualitas hidup yang menurun bisa memicu siklus penurunan mental yang sulit dihentikan. Seseorang yang gak bahagia cenderung menarik diri dari aktivitas yang bermakna. Hal ini membuat hidup terasa lebih monoton, padahal penyebab utamanya hanya karena terlalu larut dalam berita yang gak seimbang. Mengatur batas konsumsi informasi jadi langkah penting untuk mencegah hal ini.

Konsumsi berita negatif memang gak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bukan berarti harus dibiarkan tanpa kendali. Ini dikarenakan ada efek domino konsumsi berita negatif terhadap kesehatan mental. Keseimbangan dalam menyerap berita bisa jadi kunci agar tetap waras di tengah derasnya arus informasi.

Pada akhirnya, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Memilih berita yang lebih positif, membatasi waktu membaca, atau mengganti kebiasaan doomscrolling dengan aktivitas lain adalah langkah sederhana yang bisa dilakukan. Dengan begitu, hidup tetap terasa lebih ringan, seimbang, dan penuh energi positif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team