5 Buku Sastra Karya Penyair Sumut yang Bisa Pantik Imajinasi Anak Muda

Mulai dari era Pujangga Baru sampai terbitan terkini

Banyak sastrawan nasional yang berasal dari Sumatra Utara. Contohnya Amir Hamzah, Sanusi Pane, bahkan yang paling ikonik di dunia sastra Indonesia yakni Chairil Anwar yang tanggal kematiannya menjadi cikal-bakal hari puisi nasional digagas.

Karya-karya mereka juga sangat bagus dan mentereng pada masanya. Bahkan, sampai saat ini karya-karya mereka seperti tak lekang oleh zaman dan selalu diperkenalkan kepada kaula muda saat belajar kesastraan.

Sastrawan muda Sumut, Titan Sadewo, merekomendasikan buku-buku sastra karya penulis-penulis Sumut yang memiliki kualitas jempolan. Apalagi jika buku-buku ini dapat memantik gairah dan imajinasi bersastra anak-anak muda. Apa saja bukunya? Simak ulasannya!

1. Catatan dari Kamar Tua

5 Buku Sastra Karya Penyair Sumut yang Bisa Pantik Imajinasi Anak MudaBuku karya N.A Hadian berjudul Catatan dari Kamar Tua (Instagram.com/bukueka)

Buku karya N.A Hadian ini disebut Titan sebagai buku sastra yang sangat menarik. Buku terbitan Obelia Publisher ini merupakan salah satu kumpulan puisi paling lengkap.

"Puisi N.A Hadian dalam bukunya ini paling saya suka adalah yang berjudul 'Luka Dunia'. Dan 'Catatan dari Kamar Tua' merupakan salah satu buku karyanya yang melalui banyak fase. Saya bisa melihat masterpiece N.A Hadian. Puisi-puisnya yang bagus dapat menjadi senjata sendiri hingga mampu menarik minat saya," kata Titan.

Layaknya Amir Hamzah, buku ini disebut Titan banyak disajikan dengan konsep puisi gelap. Isu-isu seputar dunia sufistik dan ketuhanan juga banyak diangkat sekaligus menjadikan buku N.A Hadian sebagai salah satu yang diunggulkannya di Sumut yang mampu menggairahkan imajinasi anak muda, khususnya dalam memandang nilai ketuhanan.

"Karya N.A. Hadian tidak seperti puisi orang Medan. Orang Medan, kan, banyak bahas budaya. N.A Hadian gak ada menyinggung budaya dalam puisinya di buku 'Catatan dari Kamar Tua'. Dia lebih banyak mengangkat bagaimana hubungan dia dengan Tuhan dan maut. Hubungan vertikal yang membahas kematian, ketuhanan, disajikan dengan gaya yang sangat sureal. Imaji N.A Hadian sangat dahsyat dan banyak yang memakai objek-objek hewan. Aku suka banget karena penulisan puisinya berbeda dengan sastrawan Medan yang lain," tuturnya.

2. Dendang, Kabut, Senja

5 Buku Sastra Karya Penyair Sumut yang Bisa Pantik Imajinasi Anak MudaKumpulan sajak Mansur Samin Dendang Kabut Senja (Instagram.com/reko_bukukendi)

"Dendang Kabut Senja" merupakan buku karya Mansur Samin yang cukup popular. Titan menyebutkan jika buku karya Mansur Samin dapat mengusik emosi pembaca dari pilihan diksi-diksinya.

"Buku ini bahasanya jernih, cair, naratif, membicarakan orang yang sedang rindu kampung halaman," kata Titan.

Mansur Samin merupakan salah seorang penyair Sumatra Utara yang lama tinggal di Solo dan Yogyakarta. Sebagaimana perantau dari tanah Batak, dirinya menuangkan emosi-emosi itu di dalam puisinya. Seperti berbicara tentang rindu dengan kampung halaman, cinta, kritik sosial, bahkan tentang kisah tokoh legenda yang ia angkat di dalam puisinya.

"Aku paling ingat puisi Mansur Samin tentang Sibaganding si Raja Goda. Sibaganding ini seperti preman di kedai tuak. Ketika saya membaca puisi itu, saya merasa ini bukan seperti puisi sangking jernihnya, kemasannya naratif! Mansur Samin lewat puisinya seperti bercerita, namun tidak memakai plot dan dialog, tokohnya juga seakan jalan sendiri," terangnya.

Buku Mansur Samin sangat cocok untuk memantik motivasi anak muda dalam bersastra. Sebab, cara Mansur Samin merajut kata demi kata sampai menjadi puisi sangatlah sederhana dan indah. Imajinasi yang tercurahkan dianggap seperti air yang mengalir dengan lembut dan tenang sehingga bisa memotivasi anak-anak muda.

"Waktu membaca buku 'Dendang, Kabut, Senja', aku merasa bahwa aku juga bisa menulis karya sastra yang begini! Jujur, aku jadi termotivasi. Buku itu seperti menantangku untuk bisa menuliskan apa yang seperti Mansur Samin lakukan. Yang aku paling suka, buku ini bahasanya jernih dan terang," tambah pria berusia 24 tahun ini.

Baca Juga: Sastra Dalam Keroncong Hibur Warga Semarang di Taman Indonesia Kaya

3. Celakalah Orang-orang yang Jatuh Cinta

5 Buku Sastra Karya Penyair Sumut yang Bisa Pantik Imajinasi Anak MudaBuku kumpulan puisi karya penyair muda Sumut Titan Sadewo (Instagram.com/titansadewo)

Bak melihat ayam berkepala ikan atau domba yang memiliki kuping sebesar gajah, Buku Celakalah Orang-orang yang Jatuh Cinta karya Titan Sadewo memiliki unsur nyentrik yang sama. Lewat bukunya yang terbit tahun lalu, Titan menunjukan bahwa puisi karyanya sejatinya dapat keluar dari teks itu sendiri.

"Ini adalah buku pertamaku sekaligus banyak gagasan-gagasan yang kutawarkan. Dan pasti akan kurekomendasikan sebagai buku sastra karya penyair Sumut yang wajib dibaca," kata Titan yang hari ulang tahunnya sama dengan hari buku perdananya diluncurkan.

Banyak sekali detail-detail yang ditawarkan Titan lewat buku yang berisi kumpulan puisinya itu. Titan secara konsisten menunjukan jika puisi dapat keluar dan mendobrak aturan-aturan baku yang selama ini mengekangnya, khas seperti anak muda yang resah dengan aturan-aturan kuno. Hingga tak heran jika kamu membaca puisi Titan lalu mendapatkan banyaknya coretan-coretan di sana, ragam tipografi, sampai diksi-diksi yang tak biasa.

"Buku ini menyajikan banyak hal, pertama ada tipografi, kemudian ada gagasan tentang hewan-hewan yang ada dalam kitab suci Injil dan Al-Qur'an, juga dapat dibaca dengan gaya blackout poetry," ucap Titan.

4. Nyanyi Sunyi

5 Buku Sastra Karya Penyair Sumut yang Bisa Pantik Imajinasi Anak MudaKumpulan puisi Nyanyi Sunyi karya Amir Hamzah (Instagram.com/atha.rizq_buku)

Siapa yang tak kenal dengan Amir Hamzah? Penyair asal Langkat satu ini bahkan namanya banyak ditasbihkan menjadi sebuah nama jalan di Indonesia, khususnya Sumatra Utara.

Amir Hamzah merupakan sastrawan nasional era pujangga baru. Banyak puisinya yang terkenal mulai dari "Padamu Jua", "Sebab Dikau", sampai "Doa". Penyair asal Melayu ini memperkenalkan kepada khalayak betapa indahnya bahasa Indonesia. Salah satu bukunya yang difavoritkan Titan adalah yang berjudul "Nyanyi Sunyi".

"Nah, karya-karya Amir Hamzah aku anggap penting, karena dia merupakan patronnya Chairil Anwar. Di mana Chairil sendiri pernah bilang bahwa Amir Hamzah melalui bahasa-bahasa yang ada dalam puisinya dapat membawa bahasa Indonesia menuju terang benderang atau bercahaya. Saya memandang Amir Hamzah benar-benar berbeda dengan bahasa yang disajikan oleh Amrijn Pane, Sanusi Pane, dan Sultan Takdir Alisjahbana. Aku sangat terpukau dengan cara Amir Hamzah menulis dengan patahan-patahan frasa, dua tiga katanya, sampai kalimat-kalimatnya di buku Nyanyi Sunyi," jelas Titan.

Amir Hamzah merupakan salah satu orang terpandang di kesultanan Langkat. Dirinya sangat hobi menulis puisi. Meskipun dirinya meninggal dalam usia yang masih muda, namun puisi-puisi Amir Hamzah seperti yang ada di dalam buku "Nyanyi Sunyi" dan "Buah Rindu" memiliki keunikannya sendiri sekaligus menandai periodisasi sastra era pujangga baru.

"Amir Hamzah juga disebut raja pujangga baru. Tema-tema yang ia angkat dalam buku 'Nyanyi Sunyi' juga menyimpan corak Melayu yang kental. Sebagaimana yang kita tahu juga jika Melayu yang sangat Islamistik. Bentuk-bentuk puisi Amir Hamzah juga dapat kita lihat yang kerap dikemas dengan gaya seperti syair, gurindam, dan lainnya," ujar pria yang kerap mengikuti ajang-ajang bergengsi kesastraan ini.

5. Aku

5 Buku Sastra Karya Penyair Sumut yang Bisa Pantik Imajinasi Anak MudaKumpulan puisi Chairil Anwar "Aku" (Instagram.com/bukuseni_bukukuno)

Nama Chairil Anwar sebagai salah satu sastrawan paling dielu-elukan di jagad sastra Indonesia seakan karya-karyanya tak pernah ketinggalan untuk memenuhi list. Bukunya yang berjudul "Aku" menjadi salah satu daftar buku sastra kelas wahid versi Titan Sadewo.

"Memang, Chairil sangat terpukau dengan gaya bahasa Amir Hamzah, namun dalam banyak karyanya termasuk dalam buku 'Aku', Chairil dikenal sebagai salah seorang sastrawan yang membuat puisi dengan ceplas-ceplos, seperti khasnya orang Medan." Titan menceritakan.

Banyak sekali puisi karya Chairil Anwar yang dikenal dengan baik oleh pelajar Indonesia, seperti "Aku", "Senja di Pelabuhan Kecil", "Derai-derai Cemara", sampai "Diponegoro", dan "Karawang Bekasi" yang sering menjadi puisi yang wajib dibawakan saat lomba. Semangat yang membara dari seorang Chairil Anwar menjadi saksi era perjuangan tahun 1945 yang banyak direpresentasikan melalui puisinya.

"Chairil ini keren dan beberapa menganggap dirinya seperti merusak apa yang dilakukan oleh era pujangga baru. Namun, setelah kucermati sebenarnya dia tidak merusak, tapi meneruskan impian pujangga baru di kancah perpuisian Indonesia. Chairil juga tidak bisa keluar dari objek-objek yang ada di era tersebut, seperti bunga, laut, langit, dan lain-lain, yang banyak dimaktubkan di dalam puisinya. Dan istimewanya buku 'Aku' merupakan kumpulan puisi Chairil Anwar yang paling lengkap aku rasa," pungkasnya.

Baca Juga: 7 Buku Sastra Klasik yang Wajib Dibaca Minimal Sekali Seumur Hidup

Eko Agus Herianto Photo Verified Writer Eko Agus Herianto

Bagian dari IDN Times regional Sumut, menggemari dunia kesusastraan dan kesenian.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ken Ameera

Berita Terkini Lainnya