5 Hal Tentang Puasa Syawal yang Kerap Ditanyakan

Puasa Syawal dulu apa ganti puasa Ramadan dulu ya?

Usai puasa Ramadan, bukan berarti bisa berleha-leha ya. Masih banyak lho janji pahala dari Allah yang bisa kita dapatkan jika rutin beribadah. Salah satunya janji pahala puasa selama setahun penuh, jika kita menggenapi puasa Ramadan dengan 6 hari puasa di bulan Syawal. 

Namun ada beberapa hal yang kerap dipertanyakan, terkait niat maupun tata cara puasa di bulan Syawal ini. Intip informasinya.

1. Waktu dimulainya puasa Syawal

5 Hal Tentang Puasa Syawal yang Kerap DitanyakanPexels.com/ Pixabay

Meski bulan Syawal jatuhnya tepat di hari raya Idulfitri, kita tidak boleh langsung berpuasa karena hukumnya haram. Kita baru dibolehkan berpuasa Syawal, di hari kedua. Yakni sejak Kamis 6 Juni 2019.

Namun gak harus di hari kedua Syawal ya. Puasa sunnah selama 6 hari ini bisa dilakukan kapan saja, sepanjang masih di bulan Syawal. Waktunya pun tidak harus berurutan. Apalagi terkadang, hari kedua dan ketiga lebaran, kita masih silaturahim ke rumah tetangga dan saudara. Gak enak kan kalau disuguhi makanan, kita malah berpuasa?

2. Niat puasa di siang hari

5 Hal Tentang Puasa Syawal yang Kerap DitanyakanPexels.com/ mentatdgt

Berbeda dengan puasa Ramadan, niat puasa sunnah termasuk puasa Syawal tidak harus dilakukan sebelum berpuasa. Kita bisa melakukannya di siang hari, sepanjang belum makan, minum atau hal lain yang membatalkan puasa sejak waktu subuh tiba.

Baca Juga: Niat Puasa Syawal dan Tata Caranya, Raih Berkah Selepas Idulfitri

3. Puasa Syawal atau membayar utang Ramadan terlebih dulu

5 Hal Tentang Puasa Syawal yang Kerap DitanyakanPexels.com/ rawpixel.com
dm-player

Para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini. Ulama yang membolehkan puasa Syawal sebelum qodho' puasa Ramadan beralasan, qodho' puasa rentang waktunya lebih longgar dibanding puasa Syawal. Nah, untuk yang menyarankan qodho' puasa terlebih dulu, berpatokan pada keutamaan melakukan ibadah wajib dibanding ibadah sunnah.

Nah tinggal kita hitung deh. Kalau utang puasa kita gak terlalu banyak, lebih baik meng-qodho' dulu sebelum puasa sunnah Syawal. Selain itu dengan menyelesaikan dulu utang puasa Ramadan, kita lebih yakin janji pahala puasa setahun bisa diraih.

4. Menggabungkan niat puasa

5 Hal Tentang Puasa Syawal yang Kerap DitanyakanPexels.com/ rawpixel.com

Para ulama memberikan kaidah terhadap penggabungan niat puasa. Diambil dari ‘Asyru Masail fi Shaum Sitt min Syawal, Dr. Abdul Aziz ar-Rais halaman 17, dijelaskan bahwa jika ada dua ibadah yang sejenis, maka memungkinkan untuk digabungkan.

Nah, untuk ibadah puasa yang bersifat sunnah seperti puasa Syawal dan puasa senin - kamis, bisa digabung niatnya. Namun untuk puasa Syawal dan qodho puasa Ramadan, tidak bisa digabung. Komisi fatwa di Arab Saudi menyatakan, hal itu dikarenakan puasa Syawal bersifat sunnah, sementara qodho' puasa Ramadan bersifat wajib.

5. Janji pahala puasa setahun penuh

5 Hal Tentang Puasa Syawal yang Kerap DitanyakanPixabay.com / chidioc

Menurut hadits yang diriwayatkan Abu Ayyub Al Anshari, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh."

Hal ini ada penjelasannya. Dalam hadis yang diriwayatkan Tsauban, Rasulullah pernah bersabda bahwa setiap kebaikan akan dibalas minimal dengan sepuluh kebaikan yang serupa.

Jadi puasa Ramadan sebulan penuh, akan dibalas dengan 10 bulan kebaikan puasa. Sementara itu puasa 6 hari di bulan Syawal akan dibalas minimal 60 hari atau 2 bulan kebaikan puasa. Nah, kalau dijumlah sama saja dengan melaksanakan puasa 10 bulan ditambah 2 bulan, yakni 12 bulan atau setahun penuh. Masuk akal kan?

Yuk, mumpung masih bulan Syawal kita laksanakan puasa Syawal agar ibadah semakin sempurna.

Baca Juga: 5 Amalan Ibadah yang Bisa Kamu Lakukan di Bulan Syawal untuk Meraih Pahala

Ella Devianti Photo Writer Ella Devianti

A born to be writer.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya