Kesulitan individu untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya dikenal dengan istilah emotionally unavailable. Menurut seorang psikolog klinis, Dr. Mellisa Robinson-Brown, emotionally unavailable artinya tidak adanya kapasitas untuk menyalurkan atau menyimpan perasaan untuk orang lain.
Pernahkah kamu memiliki teman atau pasangan yang enggan terbuka atau sulit mengekspresikan perasaannya? Apakah kamu sudah tahu tanda-tanda konkretnya? Mari kita simak, ya!
Seseorang dengan emotionally unavailable tidak akan pernah tertarik untuk membicarakan permasalahnnya. Seringkali, mereka tidak tahu bagaimana cara untuk menanggapi, memberikan nasihat yang baik dan bagaimana menindaklanjutinya.
Selain itu, mereka juga ketakutan berbagi sesuatu dengan orang lain. Sehingga, mereka enggan untuk berbicara dengan orang lain, terutama jika berakibat konflik serius.
Jika kamu melihat ke dalam sejarah mereka, tidak akan ada hubungan jangka panjang yang serius. Meskipun riwayat hubungan bukanlah segalanya, namun hal itu memberi petunjuk tentang seperti apa masa depan mereka.
Biasanya, hal ini dilakukan mereka karena takut terjebak dalam sesuatu kondisi selamanya dan mereka merasa sulit untuk terbuka dengan seseorang.
Seseorang dengan emotionally unavailable akan cenderung menjaga jarak, seperti contoh ketika kamu mengirim pesan pada pagi hari, belum tentu kamu mendapat balasan pesan dari dia pada saat itu juga. Bahkan bisa jadi kamu tidak mendapatkan balasan pesan dari dia. Perilaku lain yang menandakan bahwa dia individu dengan emotionally unavailable adalah dirinya enggan bertemu dan berkumpul dengan orang.
Seseorang dengan emotionally unavailable memiliki perasaan kurang nyaman untuk menceritakan emosi dan perasaan, sehingga menyebabkan mereka kerap bersikap defensif dengan menghindar dari situasi tersebut. Seseorang dengan sikap ini biasanya akan menggunakan cara seperti menolak mentah-mentah, memberikan respon yang kasar, serta tidak mau mengaku salah.
Mereka menganggap bahwa emosi dan perasaan merupakan tanda kelemahan karena mereka pikir emosi membuat seseorang menjadi rentan. Mereka tidak suka menjadi rentan, terbuka dengan seseorang, berbagi masalah pribadi dengan seseorang, terikat dengan seseorang, atau sangat menghargai seseorang. Mereka ingin menjalani kehidupan yang bebas emosi dan tidak ingin merasakan apa pun.
Sebuah hubungan berarti saling memahami, berbagi, dan memiliki keintiman yang kita butuhkan. Tetapi bagi individu dengan emotionally unavailable bagian romantis dan intim dari hubungan tidak berfungsi seperti itu. Mereka biasanya ahli dalam membuat orang lain marah dan tidak berusaha untuk menjadi lebih penuh kasih sayang.
Seseorang dengan emotionally unavailable menjalani kehidupan yang cukup terkontrol dan terjadwal di mana semuanya harus praktis. Jadi, mereka mungkin menunjukkan ketakutan dan menghindari ketika harus melakukan sesuatu.
Ketika kamu sudah mengetahui tentang hal ini, jangan pernah merasa berkecil hati atau mengucilkan orang tersebut, ya. Berikan mereka pengertian agar mereka tetap nyaman untuk bersosialisasi.