Mengapa Kita Harus Memaafkan Orang yang Tidak Layak untuk Dimaafkan

Karena meminta maaf adalah proses pendewasaan diri menuju kehidupan selanjutnya yang lebih baik

A: Aku gak mau ah mama. Kenapa aku yang harus minta maaf sama dia kan dia yang jahat sama aku

B: Tetap kamu harus minta maaf sama dia, nak. Karena meminta maaf membuat hatimu jauh lebih tenang

Demikian percakapan yang terjadi antara seorang ibu dan anak. Seorang anak bertubuh tambun berusia 5 tahun yang merengek kepada ibunya karena pinta ibunya meminta maaf kepada teman sebangkunya yang telah mendorongnya jatuh dari ayunan sekolah. Anak kecil memang sejatinya polos dan logis. Logisnya adalah: untuk apa meminta maaf kepada orang yang telah berbuat salah kepada kita? Seorang teman mendorongku hingga terjerembap dari mainan sekolah dan ibu malah menyuruhku untuk meminta maaf. Seharusnya dia yang minta maaf bukan aku.

Tidak hanya pemikiran seorang anak kecil. Orang dewasa pun kerap berpikir demikian. Menganggap tidak ada manfaatnya meminta maaf lebih dulu kepada orang lain yang menyakiti hati kita dengan ucapan dan perbuatannya. Padahal meminta maaf tak sepenuhnya salah walaupun orang tersebut sebenarnya tidak pantas untuk menerimanya. Mengapa?

Karena meminta maaf menjaga hatimu tetap sehat.

idak meminta maaf artinya masih terdapat dendam, kesal, dan kekecewaan yang terpendam dalam hati kita. Selain membuat hidup menjadi tidak nyaman, kemarahan yang tak berkesudahan tidak baik untuk kesehatan tubuh dan kondisi psikologis karena terus mengingat orang yang telah menyakiti kita dengan mutlak. Jadi apa salahnya angkat telponmu, hubungi orang yang telah mengecewakanmu dan sampaikan permintaan maafmu. Hal ini akan membuatmu tenang dan siap untuk melanjutkan kehidupan yang lebih menyenangkan.

Meminta maaf adalah proses untuk dirimu, bukan orang lain.

Ketika kita mengalami peristiwa yang sulit membuat kita melupakan kemarahan: ucapan orang terdekat yang menyakitkan, ditinggalkan kekasih tanpa penjelasan yang masuk akal; lantas kita akan menghakimi orang tersebut dan lupa memberikan maaf kepada diri sendiri. Padahal memaafkan diri sendiri dengan melepaskan kemarahan yang mengendap penting untuk melapangkan hati kita. Memaafkan orang yang berbuat kesalahan, merupakan refleksi diri kita sendiri.

Meminta maaf tidak berlaku untuk semua orang.

Pernahkah kamu merasa tak asing dengan pepatah: orang yang hebat bukanlah yang pandai berkelahi, orang yang hebat adalah orang yang pintar mengendalikan amarah. Hal ini benar adanya. Karena meminta maaf; apalagi kepada orang yang sejatinya tidak pantas untuk menerimanya, tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Meminta maaf hanya bisa dilakukan oleh orang yang kuat, kuat untuk melepaskan dan kuat untuk menerima kenyataan bahwa apa yang berjalan dalam kehidupan sering tak sesuai dengan harapan.

Jadi untuk kamu yang masih berada dalam sangkar kemarahan, yuk dorong dirimu sendiri untuk meminta maaf kepada orang yang sesungguhnya tidak layak untuk menerimanya. Karena kamu adalah orang yang kuat. Kuat membuka tempurung besimu yang selama ini masih terkunci dengan rapat, kuat melepaskan pundi-pundi mearahanmu terbang bebas untuk kemudian melanjutkan kehidupan yang lebih baik dan tentunya bersama orang-orang baru yang lebih baik.

Pesan ini berasal dari: Seorang anak kecil yang sedang belajar tentang kehidupan, 19 tahun kemudian.

Erinintyani Shabrina Ramadhini Photo Writer Erinintyani Shabrina Ramadhini

Catch me with your knowledge.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya