Pengakuan Seorang Ayah: Hanya Karena Internet, Aku Kehilangan Seluruh Keluargaku!

Jangan sampai kisah tragis ini terjadi pada keluargamu

Aku seorang ayah yang memiliki keluarga yang utuh, katakanlah seperti itu. Istri dan kedua anakku seakan menjadi pelengkap kehidupanku saat ini. Pekerjaanku cukup mapan di salah satu perusahaan multinasional. Tapi, apa daya? Kebahagiaanku kali ini terenggut. Kehangatan yang dulu tercipta di dalam keluarga ini sirna karena suatu hal. Seluruh keluargaku seakan tak bernyawa lagi.

Aku tak merasakan rasanya sebuah keluarga. Bercengkrama, saling memecahkan masalah merupakan hal yang biasa dulu kami lakukan. Namun semua itu dulu, saat semuanya belum mengenal teknologi yang bernama internet. Internet telah merenggut mereka yang kusayangi, istriku dan juga kedua anakku kini tak lagi seperti yang kukenal. Mereka seakan terlihat seperti orang asing yang hanya berada di rumah ini.

Istriku, belahan jiwaku. Dimanakah sosok dirimu yang dulu sangat hangat padaku?

Pengakuan Seorang Ayah: Hanya Karena Internet, Aku Kehilangan Seluruh Keluargaku!Sumber Gambar: catatan-anikataik.blogspot.com

Istriku, kini tak seperti dulu lagi. Biasanya setiap pagi ia selalu memasak untuk kami sekeluarga. Namun semenjak ia mengenal internet, ia lebih peduli terhadap sosial medianya. Ia lebih antusias terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia maya. Tak hanya itu, kini ia pun hobi bersolek. Ia juga lebih mementingkan bagaimana caranya agar foto yang diunggahnya melalui instagram kesayangannya terlihat cantik dan mendapatkan like banyak daripada memasak. Urusan wanita seperti arisan, ia lebih suka chatting bersama teman-temannya melalui akun online-nya. Jika sebelumnya ia selalu memintaku untuk mengantarkannya ke tempat arisan, namun kini tak ada lagi percakapan itu.

Baca Juga: Sebenarnya Inilah 10 Hal yang Dirasakan oleh Seorang Ayah Ketika Melepas Putrinya untuk Menikah

Jagoanku, ayah rindu ingin bercengkrama denganmu.

Pengakuan Seorang Ayah: Hanya Karena Internet, Aku Kehilangan Seluruh Keluargaku!Sumber Gambar: faktalelaki.com
dm-player

Anakku lelaki pun juga begitu. Biasanya ia selalu memintaku untuk tak pulang larut malam. Mengingatkan agar aku selalu menjaga kesehatan. Tapi situasi itu berbanding terbalik dengan situasi saat ini. Kini ia malah lebih menginginkan gadget daripada kehadiranku dirumah. Seusai pulang kuliah ia lebih senang berada di kamarnya dan bermain game online sepanjang hari. Youtube, kini merupakan sahabat karibnya yang selalu membuatnya bahagia. Tak ada canda tawa lagi yang kini menghiasi percakapan antara aku dan jagoanku.

Gadis kecil kesayangan Ayah, masih adakah kesempatan itu? kesempatan kita bermain lagi?

Pengakuan Seorang Ayah: Hanya Karena Internet, Aku Kehilangan Seluruh Keluargaku!Sumber Gambar: familyfimela.com

Sama halnya dengan anak perempuanku. Meski ia masih SD, ia sudah tak pernah bertanya lagi, "Ayah, mengapa aku bisa lahir ke dunia ini? "Mengapa aku harus rajin beribadah?" serta "Mengapa aku harus menghormati orang lain?" Semuanya seakan telah tergantikan dengan seseorang. Seseorang yang sangat berperan penting dalam kehidupannya dan bisa menjawab pertanyaan dan keluh kesahnya, yaitu google.

Hanya satu keinginanku. Bolehkah aku berharap kehangatan keluarga ini kembali?

Pengakuan Seorang Ayah: Hanya Karena Internet, Aku Kehilangan Seluruh Keluargaku!Sumber Gambar: ciwiforall.blogspot.com

Rumah yang seharusnya menjadi hangat, kini tak lebih dari sekumpulan orang-orang yang hanya tinggal bersama. Sebagai tulang punggung, salahkah aku jika juga mendambakan sebuah kehangatan keluarga? Bukan sekedar keluarga yang terlihat keberadaannya. Tetapi bisa saling mendengarkan cerita satu dengan yang lainnya. Berbagi bersama untuk saling memahami bahwa aku ingin mendengarkan cerita mereka bersama-sama?

Aku tak pernah membenci teknologi, tapi karena 'dia' keluargaku tak lagi sehangat dulu. Aku hanya berharap teknologi jugalah yang mampu menyadarkan mereka. Jangan sampai teknologi menjauhkan kami yang dekat. Adakah yang bisa memahami semua ini? Bolehkan aku berharap bahwa keluarga ini akan utuh kembali? Kini aku hanya berharap pada keajaiban.

Baca Juga: Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah.....

Topik:

Berita Terkini Lainnya