Hai Lelaki, Jujurlah Kalau Kau Butuh Teman Berbagi dan Berbincang

Atau kamu akan kesepian setelah umur 30-an.

Max Liu tumbuh di Cornwall sebagai pemain olahraga sekolah. Ia juga punya grup band bersama kawannya, Ed. Mereka bercanda dengan sarkas, tapi siap saling menolong ketika dibutuhkan.

Mereka berpisah karena berbeda sekolah. Karenanya Max membuat grup band dengan orang lain bernama Jack. Ia teman yang asyik untuk bercerita apa saja, termasuk patah hati Max.

Ketika masuk kuliah, Max berpisah dengan Jack. Mereka biasanya bertemu setiap liburan untuk merokok bersama di pantai. Max kemudian makin jarang pulang ke Cornwall. Ketika ia pulang, ia menghindari bertemu Jack karena takut menghadapi pertemuan yang canggung.

Hai Lelaki, Jujurlah Kalau Kau Butuh Teman Berbagi dan BerbincangSumber Gambar: thebusybizbee.files.wordpress.com

Masuk universitas, Max punya sahabat baru bernama David. Dia adalah pemuda kreatif yang memukau dengan puisi yang berdetak. Dia juga orang yang mendorong Max untuk mengajak Lucy, calon istri Max, berkencan pertama kali. Dalam sekejap Max dan Lucy adalah pasangan yang tak terpisahkan. Ketika lulus kuliah, pasangan ini pun tinggal di Manchester yang notabene hanya perlu satu jam untuk berkunjung ke tempat David. Sayangnya Max dan David tak pernah bertemu lagi setelahnya.

Manchester mempertemukan Max dengan Tom. Mereka bercanda dan sering bermain Scrabble di bersama di apartemen Tom. Kemudian kedekatan memudar, dua sahabat ini tak pernah bertemu setelah tiga tahun. Max pun terlalu takut untuk mengklik tombol favorite tweet dari kicauan akun Twitter Tom.

Hai Lelaki, Jujurlah Kalau Kau Butuh Teman Berbagi dan BerbincangSumber Gambar: cdn.mademan.com

Max pindah rumah bersama Lucy ke London karena pekerjaan. Ia bertemu dengan beberapa kawan kerja yang ramah dan merasa nyaman berbincang. Sayangnya, ia tak pernah menghabiskan waktu bersama mereka di luar pekerjaan.

Max pun keluar dari pekerjaannya karena ingin menjadi penulis lepas. Ia bosan karena menulis tulisan konyol, namun mendadak ia menangis. Ia menangis karena takut kehilangan rekan-rekannya satu kantor yang saling mendukung dan membuat suasana kerja nyaman.

dm-player

Tiga tahun berlalu setelahnya pun, Max masih mengingat dengan detil pengalaman itu. Ia merasa miris ketika melewati sebuah pub dan melihat seorang lelaki bersama kelompoknya tertawa riang. Mereka berbincang serta meminum bir bersama.

Max Liu bertanya, "Apa aku saja yang tidak punya kehidupan sosial seperti ini?"

Hai Lelaki, Jujurlah Kalau Kau Butuh Teman Berbagi dan BerbincangSumber Gambar: i.guim.co.uk

Seorang profesor ahli maskulinitas dan kesejahteraan pria di Universitas Westminster, Damien Ridge, menyatakan kasus yang diderita Max Liu telah lumrah ditemui lelaki berumur 30 tahun ke atas. Banyak pria kesepian karena tidak punya waktu untuk bersosialisasi bersama kawanannya. Penyebab utamanya adalah tuntutan pemenuhan kebutuhan rumah tangga, yang sebagian besar masih harus disediakan oleh lelaki sebagai kepala rumah tangga. Proses pemenuhan kebutuhan tersebut bisa menyita seluruh waktu mereka.

Penyebab itu diperparah oleh sifat alami para lelaki yang cenderung tertutup. Para pria kebanyakan mengisolasi emosinya. Mereka tidak dibesarkan dengan cara mengekspresikan perasaaannya dengan bebas. Padahal, mereka butuh  bersosialisasi dengan kawan-kawannya. Ini penting, sepenting proses pencarian dan pembinaan hubungan dengan pasangan hidup.

Belum lagi ketika kita berbicara soal harga diri. Pria memiliki harga diri yang sangat kuat. Mereka mungkin memaafkan dalam sekejap kesalahan orang lain, tapi tidak melupakan. Kesalahan itu tetap di sana dan menjadi penghalang hubungan dengan orang yang sebelumnya mungkin akrab dengannya. Pria secara alami berpikir, "Kalau kamu butuh, datang kepadaku. Kalau tidak ada apa-apa, aku akan pergi."

Hai Lelaki, Jujurlah Kalau Kau Butuh Teman Berbagi dan BerbincangSumber Gambar: i.guim.co.uk

Dr. Cosmo Hallstrom, Psikiater dari Royal College menjelaskan penyebab psikologis. Lelaki cenderung berorientasi karir dan berjuang di umur pertengahan hidupnya. Itu sebabnya mereka mengenyampingkan hubungan sosial. Sayangnya di sudut hati mereka sering tertangkap rasa kesepian.

Maka rubahlah hidupmu. Buka pikiran dan ketika tidak ada pekerjaan, sebisa mungkin hadiri undangan bergaul dengan sahabat dan rekan. Ini penting untuk menjaga kewarasan. Cukuplah sapa teman-temanmu, lewat media sosial meskipun sekadar berkata "Hai". Kalau bingung apa bahan pembicaraan selanjutnya, ceritakan ulang cerita-cerita nostalgia di antara kalian.

Topik:

Berita Terkini Lainnya