ilustrasi bullying (pexels.com/RODNAE Productions)
Selama ini, mungkin kita hanya mengetahui bahwa bullying berupa fisik dan mental saja. Padahal, ada banyak tipe bullying lainnya. Itulah yang menyebabkan masih banyak kasus bullying yang terjadi di Indonesia. Orang-orang hanya aware terhadap bullying secara fisik dan verbal saja.
"Bullying itu gak harus terlihat secara jelas. Bullying itu gak hanya secara fisik, tapi bisa secara verbal atau omongan. Terus, ada juga yang namanya mental bullying. Jenis ini, misalnya, memandang sinis orang lain. Lalu, ada cyberbullying. Zaman COVID-19 semuanya terjun ke dunia digital, banyak orang berkomentar buruk dan saling memojokkan dengan bahasa yang menyudutkan serta menghakimi. Lalu, ada juga relational bullying, yaitu kelemahan harga diri secara sistematis, misalnya pengabaian, pengucilan, lirikan mata, dan sebagainya. Adapun silent bullying, yaitu ketika kita ngediemin orang lain," jelas Andrea.
Melansir Very Well Family, Sherri Gordon, seorang certified professional life coach, menjelaskan beberapa tipe dari bullying. Tentunya yang paling umum adalah verbal bullying, yakni melakukan perundungan dengan kata-kata atau ucapan yang menyakitkan. Ada juga physical bullying, penindasan yang melibatkan fisik, seperti menendang, memukul, mendorong, dan semacamnya.
Selain itu, jenis lainnya adalah relational aggression, yakni ketika kita mengucilkan atau memfitnah orang lain, yang bisa disebut juga sebagai intimidasi emosional. Selanjutnya, ada cyberbullying, perundungan yang dilakukan melalui media digital. Biasanya, menggunakan anonymous.
Jenis berikutnya yaitu sexual bullying, ketika melakukan intimidasi seksual, seperti gerakan vulgar, komentar vulgar, dan sebagainya. Terakhir adalah prejudicial bullying, yakni saat memiliki prasangka buruk terhadap kelompok, ras, agama, atau orientasi yang berbeda dengan kita.