Karina, delegasi Future Leaders Connect Indonesia. 13 November 2019. IDN Times/Yolanda Vania
Bekerja sebagai psikolog, Karina menyampaikan kekhawatirannya mengenai kesehatan mental. Menurutnya, bukan hanya luka fisik saja yang perlu segera diobati. Luka yang mengganggu mental pun, harus segera diobati. Masyarakat Indonesia sering kali malu untuk pergi ke psikolog dan merasa hal itu tabu.
Saat kita sudah dewasa dan belum mengerti cara mengelola perasaan, itu karena tidak mendapatkan pengetahuan sejak dini. Dengan begitu, Karina berpikir untuk membuat sebuah kebijakan yang mengedukasi masyarakat Indonesia tentang kesehatan mental dan cara mengelola perasaan.
"Cukup banyak psikolog di Indonesia. Para psikolog melakukan konseling secara one on one setiap hari. Namun, perubahan belum terlihat hingga hari ini. Ini berarti tidak cukup jika hanya melalui konseling per orangan saja," ujarnya.
Cara terbaik dan mudah yang dapat dilakukan di Indonesia adalah dengan mengajarkannya di sekolah. Anak-anak lebih lama menghabiskan waktunya di sekolah daripada di rumah. Dengan begitu, Karina berpikir untuk memasukkan pengetahuan mental dan mengelola perasaan melalui sekolah.
Karina berharap, pengetahuan ini dapat masuk ke dalam kurikulum sekolah. Dengan menaruhnya ke dalam kurikulum sekolah, pengetahuan itu dapat secara langsung menjangkau para siswa secara luas. Tidak terbatas pada kesehatan mental, bahkan kecerdasan emosional juga penting. "Saya berharap hal ini dapat terwujud untuk 10 atau 20 tahun ke depan," tegas Karina.