5 Candaan Toksik yang Bisa Menyebabkan Konflik dalam Hubungan Sosial

Hindari sebelum perpecahan konflik dan batin

Dalam hubungan sosial juga harus ada aturannya, salah satunya menjaga ucapan yang baik terhadap orang lain. Tapi, pertemanan yang kuat seringkali menghiraukan aturan sosial yang ada, contohnya banyak bercandanya. 

Bercanda boleh saja, tapi kalau candaannya melewati batas, maka tidak ada ampunan lagi. Karena sering kali candaan jadi toxic, dan malah dianggap normal di lingkungan kita. Seperti candaan toxic berikut ini yang masih saja sering dilakuin.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kamu Perlu Sering Bercanda dengan Pasangan

1. Bercandaan tentang SARA

5 Candaan Toksik yang Bisa Menyebabkan Konflik dalam Hubungan SosialIlustrasi SARA (IDN Times/Mardya Shakti)

SARA adalah singkatan dari Suku, Agama, Ras dan Antargolongan. Jika itu semua dijadikan bahan candaan kepada orang lain, maka ada dampak buruk yang terjadi.

Kita pastinya tahu kalau bercanda dengan bawa-bawa suku, agama, ras dan golongan itu memang suatu hal yang sensitif. Jadi, hindari candaan tentang SARA karena itu bersifat toxic dan bisa terjadi perpecahan antar sesama manusia. 

2. Bercandaan tentang fisik

5 Candaan Toksik yang Bisa Menyebabkan Konflik dalam Hubungan Sosialpexels.com/Anna Shvets

Candaan toxic yang masih sering dilakuin dan bahkan dianggap normal adalah bercandaan tentang fisik. Meski nada ucapannya sekadar bercandaan, tapi isi kalimatnya berkata lain, yaitu malah menyakitkan hati orang lain. 

Contoh kalimat bercandaan tentang fisik seperti "si hitam, sekarang gendutan, ya, jadi kurus sekarang, si kurang gizi, muka jerawatan," dan lain-lainnya. Daripada mengatakannya tentang fisik, lebih baik mendoakannya agar sehat selalu.

Baca Juga: 5 Aturan Bercanda dengan Teman Tanpa Melewati Batas, Jangan Mencela!

3. Bercandaan tentang gender

5 Candaan Toksik yang Bisa Menyebabkan Konflik dalam Hubungan SosialIlustrasi Stigma terhadap Cadar, Stereotip Cadar (IDN Times/Mardya Shakti)

Bercandaan tentang gender ini sering kali lebih ke arah stigma, yaitu tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Contoh candaan toxic ke arah stigma seperti ucapan "jadi laki-laki lemah amat, masa laki-laki nangis, masa perempuan kerja, atau ngapain perempuan sekolah tinggi-tinggi." 

Semacam kalimat itulah yang masih sering dianggap normal, padahal itu bikin menyakitkan hati seseorang. Perlu diingat, bahwa kita sebagai manusia itu sama, punya perasaan, punya hak dan kewajiban yang setara.

Kalau laki-laki nangis, ya gak apa-apa karena ia juga manusia punya hati, perempuan juga gak apa-apa kerja selama itu baik, dan perempuan boleh mengenyam pendidikan lebih tinggi, selain bisa mendapat kesempatan kerja, juga bisa jadi orangtua yang bisa mendidik ilmu keluarganya di rumah.

4. Bercandaan tentang keluarga

5 Candaan Toksik yang Bisa Menyebabkan Konflik dalam Hubungan SosialIlustrasi Bercanda (IDN Times/Sukma Shakti)

Masalah tentang keluarga pun masih sering kali jadi bahan candaan dengan orang lain. Bercanda dengan bawa-bawa urusan, kondisi, dan masalah keluarga orang lain, rasanya tidak etis untuk dibicarakan secara publik, apalagi tanpa izin untuk membicarakannya, malah jadi fatal.

Seperti contohnya bercanda tentang pekerjaan orangtuanya, nama orangtua dipanggil secara blak-blakan, bahkan masalah keluarga yang seharusnya privasi malah diumbar ke orang lain. Candaan seperti itu pastinya sudah melewati batas dan tidak patut dicandakan.

5. Bercandaan tentang status ekonomi, pekerjaan, pencapaian

5 Candaan Toksik yang Bisa Menyebabkan Konflik dalam Hubungan Sosialilustrasi duduk dipinggir jalan (pexels.com/rebcenter moscow)

Jarang disadari bahwa bercandaan tentang nasib atau karir orang lain, bikin menyakitkan hati orang lain. Kalimat yang sering diucapkan contohnya mengatakan pengangguran, beban keluarga kepada orang lain. Meski hanya sebatas candaan, tapi kita tidak tahu hati orang lain itu bagaimana, bisa jadi tidak menerimanya dalam hati. 

Mengatakan status ekonomi orang yang gitu-gitu aja, menyepelekan pencapaian orang lain, padahal ucapan itu bikin toxic dan tidak pantas untuk dibecandain. Jadi, hindarilah mengatakan hal negatif yang seharusnya tidak diucapkan atau dicandakan.

Lima candaan itu sering kali terjadi di circle pertemanan, bahkan jadi bahan komentar orang lain di sosial media. Sehingga banyak yang melakukannya, akhirnya dianggap normal dan boleh dilakuin, padahal itu toxic banget. Intinya, kita harus lebih hati-hati lagi dalam bercanda, ya harus lihat sikon orang dulu dan harus tahu batasan agar tidak mengganggu hubungan kehidupan sosial.

Baca Juga: 4 Cara Menahan Diri untuk Bercanda tentang Fisik Orang Lain

Gebialya Photo Verified Writer Gebialya

Learning is the basis of life.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya